"Eyon lo tau gak? Tadi di sekolah, gue ketemu cewek rese and nyebelin banget!" ujar Aray sambil mengusap-usap kepala Deon, lelaki itu mengerucutkan bibirnya.
"Meoww~ meoww~"
Mendengar Deon mengeow, Aray tertawa kecil. "Lo emang paling ngertiin perasaan gue, Yon. Panjang umur ye, jangan tinggalin gue pokoknya!"
"Meowww~~~"
Lagi dan lagi Aray tertawa, ia mengecup kepala kucing itu. Deon sudah menjadi teman hidupnya selama ini, semua yang ia rasakan selalu diceritakan kepada Deon.
DREETTT... DRETTT.. "Panggilan kepada Aray Bramantya yang paling tampan segaxaly! Panggilan kepada Aray Bramantya yang paling tampan segaxaly!"
Suara meresahkan dari saku celana Zilan membuatnya mau tak mau harus menurunkan Deon dari pangkuan. Dia segera mengeluarkan handphone itu lalu menggeser tombol hijau sehingga terdengar suara dari sebrang sana.
"HALLOOWW HANNYY BANYY SWEETYY MAMII! SUDAH MAKAN BELUM? SUDAH MANDI? SUDAH BELAJAR? GIMANA HARI INI? ADA HAL SPESIAL?" suara melengking itu membuat Zilan menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Biasa aja kali, Ma. Nanti kalo kuping ini budeg gimana?" ujar Aray dan langsung diiringi tawa kecil oleh Sang Bunda.
"Ahaha, iyaa sayang iyaa. Besok mamii pulang, udah kangen banget sama jagoan mamii. Tetap jaga kesehatan ya sayang!"
*****
"Pagi, Lora! Pagi, Yola!" sapa Ansella setelah duduk di kursi nya.
Alora mengernyit, "Tumben lo gak kesiangan?"
"Ehem.. hehehe.." jawab Ansella salting, matanya merilik Kael yang sedang duduk di kursi belakang. Alora pun mengikuti arah pandang Ansel.
"WAHH-WAHH! JANGAN BILANG LO-
Ansella dengan panik segera menutup mulut sahabatnya itu, "SUTTT! Nanti gue ceritain pokoknya."
"Mencurigakan banget lo," sahut Yola.
"Tangan lo bau asin, anjeng!" kesal Alora setelah Ansel melepaskan tangannya. Tanpa merasa bersalah, Ansel hanya cengengesan.
"Lima menit lagi pelajaran mulai, kok Gista belum datang ya?" tanya Yola, gadis itu menatap pintu masuk dengan kebingungan.
"Lah, iya. Si Aray juga belom dateng," jawab Alora.
"Aelah! Si Aray mah udah langganan BK gara-gara kesiangan mulu, tapi kalo dipelajaran boleh juga sih otaknya," ujar Ansella.
Tak lama kemudian Pak Suminto-guru matematika datang dan pembelajaran pun dimulai.
Setelah 1 jam berlalu, terdengar suara ketukan pintu.
"Masukk," ujar Pak Suminto.
Pintu terbuka, menampilkan satu gadis cantik dan satu lelaki tampan yang terlihat sangat serasi.
"AIGOO! JAM SEGINI KALIAN BARU DATANG! KAMU-" tunjuk Pak Suminto pada Aray, "PUSH UP 50 KALI! DAN KAMU-" kini Pak Suminto menunjuk Gista, "SQUAT JUMP 50 KALI! HITUNG BERSAMAAN SETELAH ITU BERDIRI DI LAPANGAN SAMBIL MENGHORMAT BENDERA SAMPAI PELAJARAN SAYA SELESAI!" sentak Pak Suminto, membuat Aray dan Gista menelan ludah dengan susah payah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITARA
Teen Fiction"Gistara Falguni Athaya!" Gadis cantik itu menghentikan langkahnya lalu ia menoleh ke belakang, melihat sosok lelaki yang ia cintai. Dadanya bergemuruh menahan rasa sesak bercampur marah dan kecewa yang luar biasa. Tangisan awan masih setia menyamar...