Crépuscule berarti senja dari bahasa Perancis.
Setelah puas mengeluarkan unek-unek dengan berteriak, tanganku merogoh saku celana seragam untuk mengambil sekotak penenang pikiran. Kepulan asap menggulung indah keluar dari bibir tipisku, aroma tembakau menyeruak masuk ke rongga mulut yang semakin lama dihisap terasa sedikit manis.
Sebuah sigaret terselip di antara jari tengah dan telunjuk mengapit gulungan kertas berisikan tembakau, kembali menyesapnya dengan perlahan untuk menghembuskan polutan tersebut ke udara. Angin senja terasa sedikit kencang sekarang, sehingga benda yang kuhisap hampir saja padam karena di hembusnya.
"Ck, Eh angin! kalau lewat pelan-pelan dong," cercaku sendiri memarahi angin yang tak mungkin membalasnya. Kalau dibalas malah seram.
Aku segera menepis pikiran buruk tersebut, karena sekarang aku sendirian di bawah pohon rambutan di belakang sekolah. Konon katanya banyak penunggu tak kesat mata di tempat ini, terlebih sekarang sudah memasuki senja. Segera kupadamkan benda silinder sepanjang jari telunjuk tersebut dengan menginjaknya menggunakan sepatu.
Tanganku langsung menyambar ransel dengan sebelah tangan, bergegas meninggalkan tempat tersebut karena aku mulai merasakan hawa dingin di belakang tengkuk. Perlahan langit gelap mulai mengambil alih, karena si jingga sudah cukup lelah memancarkan sinar seharian ini. Warna kelam tersebut semakin lama, semakin membungkus angkasa.
Ngomong-ngomong, aku selalu telat pulang ke rumah, berbanding dengan murid lainnya. Karena aku lebih senang bermanja dengan sigaret, sambil menyaksikan matahari terbenam dari atas pohon atau berbaring di rumput, dari pada pulang. Setelah langit berubah menjadi gelap, aku baru beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut, seperti sekarang.
Langkahku terhenti karena merasakan getaran hebat di perutku, "Woah, santai dong cing. Maaf-maaf tadi aku enggak sempat ngasih kalian jatah," ucapku sambil memegang perut. Sewaktu bel istirahat, aku ketiduran di kelas tak sempat makan siang. Indera penghiduku sangat sensitif di saat seperti ini, tercium aroma tumisan bawang bercampur dengan temannya dari gerobak nasi goreng tak jauh dari tempatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crépuscule ✔️
FanfictionOne shot Pertemuan tak sengaja dengan Jimmy senja itu, saat hujan turun dengan deras mengurung Jayveen untuk tetap berteduh di halte bus tua. Mereka sempat bertukar kisah hidup yang membuat Jayveen tersadar bahwa masih banyak orang yang tak seberun...