MINHO adalah seorang bintang. Bintang mati, menurutku. Ia terombang-ambing di angkasa, di dalam kegelapan tak berkehabisan, kehilangan arah. Bintang Minho tak lagi memancarkan cahaya, namun ia tetaplah bintang. Seorang bintang.Minho akan selalu mencoba menerangi segala hal di sekitarnya meski nyatanya ia sendiri tak lagi bercahaya.
Kenapa? Apa ia tidak lelah?
Dulu, cahaya Bintang Minho lebih terang dari Sirius. Jarang ada yang percaya saat kuucap pada orang-orang tentang itu.
Anehnya, saat ini, kalau kubilang bahwa Bintang Minho sudah mati, bahwa ia sudah tidak bercahaya seperti dulu lagi, orang-orang juga tak percaya.
Kini Bintang Minho sudah mati. Ia bukan lagi bintang di antara jajaran benda langit lainnya. Hanya bintang mati yang tak berharap dilirik, terlebih lagi dipuji-puji karena menarik.
Minho, bintang mati. Berdoa agar bagian-bagian dari dirinya yang biasa-biasa saja tak melebur begitu saja di angkasa.
Bintang Minho ingin menjadi berguna meski dirinya tak lagi bercahaya.
Pengakuan:
Teruntuk Minho si Bintang, tolong terima maaf dariku. Adikmu ini terlalu buta untuk melihat cahayamu yang mulai redup. Terima kasih sudah menunjukkan secercah- banyak cahaya walau kamu sendiri butuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ereyesterday: The Day Before Yesterday✓
Historia Corta"Ketika langit menurunkan salju, ketika semuanya kembali berubah jadi abu-abu, aku kembali membaca tulisan-tulisan itu untuk merasakan sesuatu." dariku, sepenuh hati.