Sunya Liris, perkampungan yang akhirnya bisa kami singgahi setelah menempuh perjalanan selama tiga hari. Bagaimana saya tahu kalau perjalanan kami ke Sunya Liris memakan waktu selama tiga hari?
Karena saya sempat menghitung banyak nya sholat Isya yang Abang, saya, dan Mbah jalani selama perjalanan kami.Sunya Liris akhirnya nampak di hadapan kamu. Suasana nya benar-benar berbeda dari dua dimensi yang sebelumnya kami datangi. Matahari muncul, tapi tidak terik. Berkas-berkas sinar yang masuk melalui celah-celah pohon, seperti mengandung debu berlian yang berkilauan. Sungguh, saya tidak berlebihan dalam menggambarkan keindahan yang tersaji di dalam pemukiman Sunya Liris. Semuanya terlihat seimbang, indah, tenang, dan damai.
Daun-daun di pepohonan nya berwarna sama rata, hijau tua. Pohon-pohon nya tinggi tapi beraturan, seolah sengaja ditanam dengan jarak dan arah yang begitu presisi.
Pintu masuk dari pemukiman itu dijaga oleh sepasang laki-laki dan perempuan berjubah dan berselendang putih.
Saat kami memasuki gapura utama yang berkilauan seperti terbuat dari batu kristal, terdengar penjaga itu mengucapkan kata,
'Assalamualaikum,'"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab kami semua, hampir bersamaan.
Jujur, saat itu semua ketakutan.dan kecemasan saya sirna begitu saja. Tanpa ada alasan. Rasanya seperti baru saja mandi disiram oleh air sejuk, setelah kepanasan berhari-hari.
Saat itulah saya tahu, kalau kami semua sepertinya sudah berada ditempat yang jauh lebih baik.Semakin jauh kami masuk, semakin jelas pemukiman yang terlihat berada disana. Tak hanya pepohonan, bahkan rumah-rumah yang ada di dalam pemukiman itu pun bentuknya seragam. Rumah mereka mungil, berbentuk persegi lima, dindingnya putih mulus seperti terbuat dari batu pualam. Masing-masing rumah memiliki satu penerangan, berupa sebuah cahaya kecil, yang berasal dari seekor kunang-kunang. Sempat-sempatnya terpikirkan oleh saya saat itu, jika ada penerangan, artinya ditempat ini akan ada malam. Bukankah begitu?
Sama seperti sebelumnya, saya pribadi, masih melihat berbagai macam jenis makhluk-makhluk gaib yang melintas kesana kemari. Tapi apa yang saya lihat di Sunya Liris itu sangat berbeda dengan apa yang saya lihat sebelumnya. Para penghuni pemukiman itu wujudnya seperti asap putih, tapi tetap memiliki siluet wajah dan badan yang jelas sampai batas betis. Untuk bagian kaki, jujur dalam penglihatan saya, saya tidak bisa melihatnya. Tapi tak ada satupun diantara mereka yang terlihat menakutkan. Saya justru dibuat terpana oleh suasana yang ada di dalam pemukiman itu. Memperhatikan bagaimana cantik dan tampannya siluet wajah dari para penghuni Sunya Liris, yang secara tidak sengaja saya lihat ketika kami saling berpapasan. Dan luar biasanya, setiap kali mereka berpapasan dengan kami, maka mereka akan mengucapkan salam.
Dan percaya atau tidak, hawa di dalam pemukiman itu sangat lah sejuk. Kalau ada yang pernah pergi ke daerah kebun teh di daerah Tangkuban perahu, sejuknya kurang lebih seperti itu. Tapi rasa sejuknya tidak sampai membuat menggigil kedinginan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, semua begitu seimbang. Saya juga bingung bagaimana menggambarkan situasi pemukiman Sunya Liris secara detail melalui kata-kata. Karena terkadang, sesuatu yang terlalu indah, sulit untuk ditemukan padanan katanya. Intinya, bayangkan saja apapun yang kamu anggap indah di dunia manusia, maka akan terlihat berkali-kali lipat indahnya di Sunya Liris.
Masing-masing dari rumah yang berada di Sunya Liris berjarak satu sama lain. Setiap rumah seperti mengeluarkan aroma manis oud dan cashmere. Air-air yang mengalir dari sebuah air terjun menuju sungai-sungai di tepian pemukiman warnanya biru bening. Bahkan ikan-ikan yang berenang di dalamnya nampak terlihat jelas.
Ketika kami masuk ke dalam Sunya Liris, Mbah lah yang berjalan paling depan, sementara Kawi, kali ini berjalan paling belakang. Aneh, karena saya merasa cukup bangga ketika bisa berjalan beriringan dengan seekor harimau putih sebesar Kawi, sekalipun memang tidak berada di dimensi saya yang sebenarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/326285887-288-k894205.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNYA LIRIS
Mystery / ThrillerTak akan pernah terlupakan. Tak akan. Tahun-tahun berlalu, senja ribuan kali berganti, tapi rasanya masih seperti kemarin. Tentang perjalanan empat anak manusia yang mendaki gunung untuk mendapatkan kesenangan, tapi justru berakhir dengan kesedihan...