Mobil berwarna hitam Ferrari itu melaju dengan kecepatan yang stabil, sementara di dalamnya, Dewa mengamati Hazel yang sedang berkutat dengan berbagai macam obat yang tampak asing baginya."Lo beneran minum obat sebanyak itu tiap hari?" Dewa bertanya, rasa heran jelas terpancar di wajahnya.
Hazel menatapnya dengan tenang, seolah tidak ada yang aneh dengan rutinitasnya. "Nggak semuanya. Ada beberapa yang memang wajib aku minum setiap hari, dan ada juga yang nggak," jelas Hazel.
Dewa menggelengkan kepala, merasa sesak hanya dengan memikirkan betapa banyaknya obat yang harus dikonsumsi Hazel. "Nggak capek, ya? Gue yang liat aja udah ngeri," katanya, matanya melirik ke tumpukan botol berwarna-warni di pangkuan Hazel.
"Rasanya sama semua?"
Hazel tersenyum, sedikit mengernyitkan dahi. "Ada yang pahit, ada yang manis juga si."
"Coba lo minum paracetamol, siapa tahu sembuh," ucapnya dengan nada usil, mencoba menghibur.
"Please deh, ya. Nggak semua penyakit bisa diobatin pakai paracetamol,"
"Ini kan Indonesia. Jadi... Apapun sakitnya, paracetamol obatnya." ujar Dewa bernada.
Setelah itu Dewa cengir kuda di tempatnya, merasa lucu melihat reaksi Hazel yang memutar matanya malas.
Di luar itu, mereka berdua sudah bersiap untuk petualangan baru. "Kemana kita hari ini?" tanya Dewa sambil memeriksa peta di handphonenya.
"Kita menuju Taman Safari! Aye ay captain," seru Hazel dengan semangat, mengenakan baju couple berwarna coklat muda yang terlihat serasi, lengkap dengan topi dan sepatu kembar yang sebelumnya sudah disiapkan Dewa. Dia tidak bisa menahan senyum melihat betapa perhatian Dewa padanya, memberikan kejutan yang manis.
Setelah beberapa saat, mereka akhirnya tiba di Taman Safari. "Okee, guys! Sekarang kita sudah sampai di gerbang Taman Safari. Horeee!" seru Hazel sambil merekam momen bahagia itu.
"Say hi dong, pacar," ucap Hazel berani, sambil menyerahkan kameranya ke arah Dewa yang sedang menyetir. Dewa hanya bisa menatap kamera dengan muka datar, lalu mengacungkan jari tengahnya, membuat Hazel tertawa terbahak-bahak.
"Eh, jangan gitu dong! Mau aku masukin tiktok, nanti orang pada liat." Protes Hazel sambil menepuk tangan Dewa dengan lembut.
Momen-momen ini terasa berharga bagi Hazel jadi semua yang ia lakukan harus terekam kamera.
Setelah itu, Dewa membayar tiket masuk sementara Hazel terus merekam setiap momen yang mereka lewati. Raut wajahnya tampak sangat bahagia, seolah semua beban di pundaknya terangkat. Di sekitar mereka, banyak penjual yang menawarkan makanan untuk hewan-hewan di dalam taman, mulai dari wortel segar, buah kates hingga pisang yang menggiurkan.
Dewa pun tak tanggung-tanggung, membeli makanan dalam jumlah banyak. Hazel merasa heran, "Dari mana sih uang mu ini? Kok bisa dengan mudahnya mengeluarkan uang sebanyak ini?" tanyanya sambil mengangkat alis, penasaran dengan sumber rezeki Dewa.
Setelah menyelesaikan semua urusan administrasi, mobil Dewa akhirnya melaju masuk ke area taman. Hazel yang duduk di sampingnya hanya bisa menganga melihat berbagai hewan yang berkeliaran di sana. Hewan pertama yang mereka lihat adalah flamingo yang anggun.
"Huaaa, lucu banget!" gumam Hazel, wajahnya bersinar penuh keajaiban, tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya.
Dewa menoleh, "Lo belum pernah kesini sebelumnya?"
"Belum! Seumur 16 tahun ini, aku belum pernah lihat flamingo secara langsung. Ternyata mereka besar juga ya," jawab Hazel dengan mata berbinar, penuh rasa ingin tahu.

KAMU SEDANG MEMBACA
9 Eternity || END
Storie d'amore"Dan bodohnya gue jatuh cinta sama orang yang udah mau mati." ••• Hazel tanaya.... Gadis cantik berwajah pucat. Cerdik, namun picik. Memanfaatkan seorang demi mendapatkan kekuasaan dalam dirinya, dengan cara apapun. Tapi... Bagaimana jika dia melaku...