Bab 4

8 0 0
                                    

"Jika tidak berniat mengisi hariku, maka kurangi rasa pedulimu padaku agar aku tidak berharap lebih darimu."

-Vienna Erlia-



Mereka tiba di pasar malam, seperti biasa pasar malam selalu ramai tapi tidak seramai malam sabtu dan malam minggu.

Vienna langsung berlari antusias menuju ke tempat bianglala, dan di ikuti Daniel dari belakang.

"Daniel ayo cepat!" ucap Vienna.

"Kita langsung naik Vien?" tanya Daniel.

"Iya, lumayan kan antriannya gak begitu banyak." jawab Vienna.

"Iya, Vien."

Daniel memesan 2 karcis untuk 2 orang, sementara itu Vienna sangat bahagia karena sekian lamanya dia tidak menginjak dunia pasar malam.

Terakhir kali Vienna kesini saat kelas 3 SMA bersama Bundanya. Dan sekarang dia kembali menginjak tempat ini.

5 menit menunggu akhirnya giliran mereka untuk naik bianglala, Vienna dan Danie langsung naik, mereka duduk berhadapan satu sama lain, dan tidak lama bianglala berputar.

"Kamu tau gak, sejak kecil aku selalu sedih setiap kali ayahku itu gak bolehin aku naik bianglala." ucap Vienna menceritakan masa kecilnya pada Daniel.

"Karena ayah kamu takut kalau bianglala-nya berhenti secara tiba-tiba dan posisinya kamu ada di bagian atas." ucap Daniel membuat Vienna terkejut.

"Kok kamu tau sih?" tanya Vienna.

"Aku hanya menebak saja, karena cerita kamu ini sama dengan cerita pacar aku." jawab Daniel.

"Oh, kamu pasti teringat dengan dia kan?" tanya Vienna lagi.

"Aku memang selalu mengingat dia, selalu merindukan dia." jawab Daniel dengan nada sendu.

"Aku sama pacar kamu itu sepertinya memiliki banyak kesamaan ya, jadi buat kamu terus teringat dengan dia." ucap Vienna.

"Aku senang karena lewat kamu aku bisa ngerasa dekat sama dia." ucap Daniel.

"Iya, tapi bahasa kita berdua itu sangat formal, jadinya terdengar aneh gak sih?" tanya Vienna sambil tersenyum.

"Maaf ya, aku formal karena takut nanti kalau aku ngomong seperti pada umumnya malah di bilang sok akrab." jawab Daniel sambil tersenyum.

Hening beberapa menit dan Vienna melihat sekelilingnya begitu indah di atas bianglala. Tiba-tiba Daniel kembali membuka suara.

"Vienna..."

"Iya, kenapa?"

"Apa aku boleh jadi teman kamu?" tanya Daniel sedikit ragu.

"Astaga, tentu saja boleh dong, aku suka banyak teman, jadi aku gak kesepian." jawab Vienna sambil tersenyum.

"Tapi, Daniel gimana dengan pacar kamu? Apa kamu gak mikirin perasaan dia, bagaimana kalau dia mengingat semuanya dan melihat kamu dengan cewek lain? Dia akan sakit hati nanti." sambung Vienna.

"Aku gak mengkhianati dia, aku hanya butuh teman." ucap Daniel.

"Oke deh, kalau begitu kita temanan sekarang." ucap Vienna.

Daniel hanya tersenyum, dan menatap wajah Vienna, sementara itu Vienna kembali menikmati suasananya.

"Meskipun aku harus menjadi teman bagimu, setidaknya aku bisa lebih dekat denganmu, Vien." batin Daniel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anything For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang