Bab 3. BERBURU SENANG

96 20 4
                                    

"Akan banyak hilang dan kehilangan,Tapi semoga senang bersamamu, tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akan banyak hilang dan kehilangan,
Tapi semoga senang bersamamu, tidak."

*****

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dua menit yang lalu.
Semua siswa dan siswi berlalu lalang meninggalkan kelasnya masing masing, termasuk dengan cowok yang menyampirkan tas ranselnya dibahu kanan, Rakala Syam.
Cowok dengan netra hitam pekat nan meneduhkan itu melangkahkan kakinya menyusuri koridor menuju ke kelas Bumi. Sudah menjadi rutinan setiap hari untuk mengantar jemput perempuan cantik itu, sudah menjadi kewajiban Rakala untuk memastikan bahwa Bumi baik baik saja.

Pandangannya jatuh pada sosok yang menjadi tujuannya ke kelas XI IPA 4, Permata Bumi. Gadis dengan rambut terurai itu baru saja keluar dari kelasnya.

"Kok mukanya ditekuk gitu? kenapa?" Tanya Rakala setelah sampai di hadapannya, namun tak ada jawaban dari gadis yang tengah ia ajak bicara. "Satu susu ultramilk kayak nya gak bisa bikin lo seneng ya."

"Gue males pulang kerumah, La."

Rakala mengkerutkan kedua alisnya mendengar ucapan Bumi, "Kenapa?"

Bumi menghela nafas berat, menundukan kepalanya melihat sebuah kertas yang sudah ia remas hingga berbentuk bulat tak sempurna. "Nilai matematika gue 82."

"82 itu bagus, kenapa muka lo masam gitu coba?"

"Kurang 8 lagi buat jadi bagus dimata Mama."

"Kurang? 82 udah lebih dari cukup."

"Cukup dimata lo. Kalau dimata Mama? Apa-apa harus sempurna." ucap Bumi "Walaupun nilai gue paling besar diantara semua teman teman gue, tapi nilai 82 tetep jelek dimata Mama. Gue selalu dituntut buat jadi sempurna, La."

"Lo lebih dari sempurna dimata gue." Ucap Rakala menatap kedua manik mata kecoklatan milik Bumi. "Karena hari ini nilai lo paling besar, gue mau kasih hadiah."

"Apa?"

"Nanti juga tau." Ucap Rakala terkekeh, "Yaudah ayok." Rakala menggandeng tangan Bumi, namun tak ada pergerakan dari gadis itu, "Kok diem?"

"Ayok kemana?"

"Mau tau hadiahnya kan?"

"Maulah"

"Yaudah ayok!"

Rakala melangkahkan kaki jenjangnya, tangannya masih menggandeng Permata Bumi, membawa gadis itu untuk mensejajarkan langkahnya.

Koridor utama sekolah sudah mulai sepi, hanya ada beberapa murid yang masih berlalu lalang.
Jarak dari kelas XI IPA 4 ke parkiran memang cukup jauh, namun tak urung akhirnya mereka sampai juga di depan motor besar milik Rakala.

Tak ada percakapan setalah motor itu membawa mereka keluar dari gerbang sekolah. Hanya terdengar deruman motor juga klakson dari motor lain. Siang ini jalanan memang cukup padat, banyak manusia lain dengan aktivitasnya masing masing. Termasuk dengan Rakala dan misi untuk memberikan gadis cantik dibelakangnya hadiah sebagai rasa apresiasi atas kehebatan gadis itu hari ini.

Kedua sorot mata Rakala menatap kaca spion yang langsung tertuju kearah gadis dibelakangnya. Rakala menghela nafas pelan, tidak ada segurat senyumpun di kedua sudut bibir gadis itu, hanya ada raut kecemasan juga kegelisahan.

"Bukannya lo suka langit?" Tanya Rakala memecahkan keheningan di sepanjang jalan tadi

"Suka."

"Hari ini langitnya cerah banget ya? cantik."

"Langit emang selalu cantik, La."

"Iya, kayak lo."

Bumi terkekeh, memukul bahu Rakala pelan, "Apasi gombal banget."

"Serius. Lo secantik langit kalau senyum."

"Terus kalau gue gak senyum ga cantik gitu?" Tanya Bumi dengan nada yang ia naikkan sedikit

"Cantik."

"Bisa aja lo." Ucap Bumi, "btw, kita mau kemana sih La? Perasaan dari tadi muter muter mulu motor lo gak nyampe nyampe."

"Kasih lo hadiah."

"Hadiahnya keliling kota bareng lo?"

"Ini hadiah pertama. Lo senang?"

"Senang. Gue selalu senang kalau sama lo."

Rakala tertawa, "Hadiah kedua bakal bikin lo lebih senang"

"Apa?"

"Nanti juga tau."

Bumi memutar bola matanya malas, "gitu mulu jawabannya, males."

"Tapi lo senangkan?"

"Senang banget." Ucap Bumi antusias. "Senangnya bisa gue bungkus buat dirumah gak La? Soalnya sudut bibir gue gak pernah mau senyum kalau udah dirumah."

"Bisa." Ucap Rakala, "Gue yang bakal jadi salah satu alasan lo buat selalu senang."

Bumi tersenyum, "gue selalu senang kalau sama lo, La. semoga senang sama lo bisa bertahan lama."

Bumi tak bisa menampik kalau bersama Rakala akan selalu senang. Apapun yang Rakala lakukan akan menjadi alasan kenapa Bumi selalu tersenyum. Rakala selalu punya banyak cara untuk membuat Bumi senang, dan ajaibnya cara cara yang di lakukan cowok itu selalu unik, selalu menarik, dan sukses membuat Bumi melupakan semua masalah dan kesedihannya.
Mungkin jika harus di hitung sudah seberapa banyak senang yang dikasih cowok itu, Bumi tidak akan pernah sanggup untuk menghitungnya. Karena setiap saat, bahkan setiap detik pun jika bersama Rakala akan menjadi episode senang.

"Ajak gue senang kemanapun lo mau, La." Ucap Bumi, "Karena sama lo, gak ada alasan buat gue sedih."

"Kalau gitu, Ayok berburu senang. Ayok senang hari ini bareng gue, Bumi."

"Ayok."

"let's have fun next, Permata Bumi."

"Semoga selamanya senang sama lo, La. Bukan cuma hari ini, tapi untuk hari hari selanjutnya. Gue selalu mau senang bareng lo." harap Bumi ia taruh di relung hati paling dalam, semoga semesta mendengar, semoga semesta mengizinkan, dan semoga harapnya bukan sekedar harap.

RAKALA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang