Ruangan itu bahkan terlalu kecil untuk duduk dengan tegak. Reg mengerang saat dia menyentuh tengkuknya, kilatan rasa sakit membelah kepalanya.
"Orang-orangmu merencanakan ini sejak awal?"
Reg menyipitkan matanya saat dia berusaha melihat ke tempat suara itu berasal. Itu tidak jauh dari tempatnya terikat ke kursi. Ingatan terakhir sebelum dia tidak sadarkan diri muncul tanpa diminta. Itu membuat Reg memejamkan matanya kembali.
"Kamu tahu kami akan menghancurkanmu."
Reg mengangguk. Semuanya menjadi sangat kacau, semua usaha untuk menjalin hubungan dengan Rixian, itu semua sia-sia.
"Apakah kamu akan mengatakan sesuatu? Bukankah itu yang dilakukan manusia? Bicara? Menipu? Manipulasi orang-orang?"
Bahkan dengan semua pertanyaan itu, Reg hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia bertanggung jawab atas para Rixian di Orion. Dan dia gagal dengan spektakuler. Tidak ada yang bisa dia katakan akan mengubah itu.
"Kau membunuhnya."
Napas tersedak di tenggorokan Reg saat dia mendengar kata-kata itu. Ingatan itu mengerikan. Dia tidak ingin mengingatnya, dia tidak ingin mengingat saat-saat terakhir Kazir. Saat napas meninggalkannya sepenuhnya. Saat tubuhnya menjadi abu-abu pucat.
"Aku sendiri yang akan memastikan kamu akan membayar semua itu."
Tetap saja Reg tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya meringkuk lebih jauh ke dalam kursi saat kapsul mereka melayang ke antah berantah. Tidak ada cara untuk pergi. Atau untuk selamat dari ini. Mungkin dia pantas mendapatkan.
"Apakah kamu tidak akan mengatakan apa pun!" bentak suara itu, kemarahan membuat kata-katanya tajam tapi itu tidak berarti apa-apa untuk Reg. Tidak ada lagi.
Semua orang di Orion mati. Untuk apa? Dia tidak akan tahu, itu hanya adil jika dia juga akan mati di sini.
"Kaz, dia benar-benar peduli padamu, apakah kamu tahu?"
Mata Reg seketika terbuka, kemarahan yang mendidih di nadinya terbakar saat dia bertemu dengan tatapan dingin Komandan.
"Aku tidak berpikir Rixian bisa menjadi begitu sentimental," jawab Reg. Sakit hati, marah dan dikhianati, Reg tidak terlalu peduli lagi dengan konsekuensi. Atau bagaimana jika dia mengacaukan segalanya dengan Rixian.
"Kalian akan membayar," ucap Komandan, dan mungkin akan menjadi kata-kata terakhir yang dia habiskan. Karena setelah itu hanya ada keheningan. Mungkin itu yang terbaik.
Reg tidak ingin mendengar apa-apa lagi. Jika dia harus mati kelaparan di kapsul kargo, yah dia lebih suka itu menjadi damai. Tiga hari dalam neraka. Tiga hari dia menyadari ada lebih banyak di luar sana, dan mungkin manusia benar-benar tidak siap untuk itu.
"Kamu tidak seharusnya selamat," ucap Jenderal lagi, rupanya Reg tidak seberuntung itu. Tidak ada harapan untuk dibiarkan sendirian rupanya.
"Apa yang kamu ingin aku katakan, Komandan? Aku tidak meminta kesempatan hidup ini, tapi rupanya dengan cara yang aneh aku di sini. Aku tidak tahu berapa lama. Tidak akan lama menurutku, mengingat kita tidak memiliki apa-apa dan kapsul kargo tidak dirancang untuk melakukan perjalanan ruang angkasa. Tapai hai—siapa peduli? Semua orang mati, jadi kenapa tidak kita juga?" ucap Reg, kemarahan terasa lebih baik. Jauh lebih baik dari pada rasa sakit dingin atau mati rasa saat dia tahu kematian Kazir ada di tangannya.
"Kita tidak akan mati. Aku tidak akan membiarkan kamu mati. Tidak sebelum kamu membayar semuanya," ucap Komandan saat layar kendali menunjukkan planet yang mendukung kehidupan di radarnya.
"Baik," ucap Reg sebelum dia kembali memejamkan matanya. Dia seharusnya mati.
***
Hai hai sampai jumpa di buku selanjutnya 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling For the Alien Boy
Teen FictionSCIFI || ROMANCE || TEENFIC Regina Fletcher, siswa senior dari Terrans Prep memiliki jalur masa depan yang cerah dan telah direncanakan dengan matang. Satu-satunya yang perlu dia lakukan untuk mengamankan tiket ke Galactic University adalah mendapat...