9

28 3 1
                                    

"Tak apa...luapkan saja semuanya. Aku-- bisa meminjamkan pundakku untukmu. Tapi nanti...kuharap kau juga mau meminjamkan pundakmu saat aku merasa sulit."
Kalimat itu terus saja berputar di kepala Suzy, padahal ini sudah hari ke 10 sejak pertemuan terakhir mereka.
"Gila." Umpatnya.
"Eh, siapa yang gila nuna?" Itu Mark yang baru saja duduk di meja makan. Adiknya itu baru selesai belajar di salah satu akademi belajar yang direkomendasikan mantan kekasih Suzy yang kini menjadi salah satu kandidat dosen muda di SNU- Kim Namjoon.
"Ani. Dwaesseo. Eomma bilang, kita akan makan malam bersama, ayo, cepat ganti baju."
Mark terdiam. "Mom?"
"Ya. C'mon Mark."
Remaja itu buru-buru pergi ke kamarnya, menyisakan Suzy yang kembali melamun, menatap meja konter dapur. Gadis itu bahkan tak sadar kalau ibunya sudah datang bersama sang ayah, membawa beberapa bahan masakan. Tak banyak sebenarnya, hanya daging dan beberapa sayuran, selebihnya adalah buah.
"Dia kenapa?" Gongyoo menatap heran ke arah Suzy yang hanya melamun. Putrinya itu bahkan tak menyadari kalau ponselnya berdering. "Eh?" Lalu dengan santainya, pria paruh baya itu mengambil ponsel putrinya, bermaksud menyerahkannya pada Suzy- memberitahu kalau ada panggilan, tapi entah bagaimana, panggilan itu justru terangkat dan setelahnya yang terjadi adalah reaksi terkejut Gongyoo.
"Mamaaa!"
"H-hah?" Gongyoo terdiam ditempatnya, satu tangannya yang membawa tas belanja berisi buah dan sayuran hampir saja merosot kalau sang istri tak cepat-cepat membantu.
"Kau ini-"
"Papa! Kenapa Mama tidak menjawab?!" Suara anak kecil itu kembali terdengar.
"Astaga Naeun! Ya Tuhan-"
TUT. Sambungan terputus. Minjung dan Gongyoo saling tatap. "Itu-tadi siapa?" Tanya Minjung. Gongyoo menggeleng.
"Eoh? Mom, Dad!" Suara Mark membuyarkan lamunan Suzy.
"Mom?"
Gongyoo buru-buru menyerahkan ponsel Suzy. "A-ah, ini, tadi ada telepon, tidak sengaja terangkat." Ucap sang ayah.
"Gwaenchana. Biasanya hanya Baekhyun oppa." Ucapnya tak peduli.
"No! Thats a kid. I mean- a girl? Then she call you-mom? Like whats? Did i miss something Suez?" Lanjut sang ayah.
"Whats??!" Suzy buru-buru melihat riwayat panggilannya. Sial. Mantan bosnya ternyata. "Oh God." Ucapnya. Mark yang sedikit paham hanya menanggapinya dengan santai.
"She had love hate relationship with his ex boss. I mean- his daughter call her mom- like, i think, she like you Suez." Tambah Mark.
Minjung mengernyit. "Ah, kumaengi yang waktu itu?" Wanita itu menata daging di sisi kompor dan menyiapkan beberapa bahan grill.
"Yess." Lanjut Mark.
"You've met them honey?" Lanjut Gongyoo.
"Ya-coincidental." Lanjut Minjung. "Mereka menginap semalam di sini. Well, dia tampan untuk ukuran duda. Anaknya juga begitu cantik. Looks like Suzy when she's young. Chubby cheeks and white skin. Beautiful."
"Wow. Kalau begitu, menikah saja dengannya." Lanjut Gongyoo sebelum mencuci tangan dan bergabung dengan sang putra di meja makan.
"What??!!!" Bukan ini yang Suzy harapkan. Mark terkekeh geli.
"Dia juga kaya kan? Itu poin plusnya nuna." Tambah sang adik.
"Hei, ajak mereka kemari. Ah, tunggu, dia duda dengan istri hidup atau sudah meninggal?" Minjung menatap Suzy, ingin tahu.
"Mom..." rengek Suzy.
"Benar, bilang saja Dad mengundangnya." Lanjut Gongyoo.
"No. Big no." Tolak Suzy.
"Suez." Suara mengintimidasi Gongyoo membuat Suzy mencebik.
"Aishhh..aku tidak mau, telpon saja sendiri." Suzy tiba-tiba menelpon Suho dan menyodorkan ponselnya pada sang ayah. Gongyoo hanya terkikik.

Sementara itu, di rumah Suho, pria itu tengah sibuk menyiapkan makan malam untuk sang putri. Bersiap membuat steak, baru saja ia mau membuka pintu kulkas, ponselnya berdering.
"Suzy? Yobosseyo?"
"Ahh, hai, kau-yang tadi menelpon putriku?"
Suho membeku. Sial. Ini ayah gadis itu. "Ah, ye. Maafkan aku. Putriku tidak sengaja menekan panggilan ke nomor Suzy~ssi."
"Tak apa. Oh ya, kau mau makan bersama kami? Tidak-maksudku, ini bukan penawaran, aku mengundangmu makan di rumah kami-sekarang. Dan satu lagi, bisa bawa putrimu juga? Kudengar dari istriku, dia begitu..-em, what should i say? Cute? Pretty?"
Suho tercengang. "Y-ye? Makan-malam?"
"Ya, sekarang, aku menunggumu. Anggap saja ini caraku memberikan maaf karena putrimu sudah memanggil putriku dengan sebutan Mama."
Suho rasanya ingin mengumpat. "Y-ye. Aku dan putriku akan ke sana. Terimaksih dan-"
TUT.
Sambungan diputus sepihak.
"Astagaaa...apalagi ini." Keluhnya. Dia memang mengakui mulai menyukai Suzy, tapi bukan begini juga caranya.
"Oh, hyeong, tidak jadi memasak?" Soobin yang barusan keluar dari kamarnya di rumah Soobin terlihat keheranan menatap kakaknya itu yang hanya berdiri pasrah di depan pintu kulkas.
"Tidak jadi, seseorang mengundangku makan malam. Ah, kau-mau ikut?" Ucapnya.
"Na? Tidak-tidak, terimakasih. Aku mau makan dengan Jeno saja. Ibunya membuka restoran Cina baru. Na kanda."
Suho mengangguk. "Eoh, josim." Ucapnya tak berdaya. Setelahnya ia segera melepas apron dan berjalan ke lantai atas. Mencari pakaian santai tapi terkesan sedikit formal dan segera memasuki kamar putrinya.
"Sayang? Ayo, kita makan di luar ya?"
Naeun menatap heran. "Wae?"
"Eum...dengan Suzy imo, bagaimana?" Lanjut Suho.
"Mama?!"
"Y-ya...tapi, bisakah jangan memanggilnya Mama Naeun~a? Panggil imo? Aratji?"
Naeun tersenyum kecil lalu mengangguk.
"Ne."

~~~TBC~~~

After long time, hai👋👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pick MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang