8

102 13 5
                                    

Semenjak kejadian di pusat perbelanjaan itu, Naeun dan Suzy lebih sering menghabiskan waktu bersama. Seperti sekarang, Suho bahkan harus mengikuti putrinya pergi menjemput Suzy di bakery milik Jaehyun.
"Eoh, kau datang Suzy." Itu Taeil- spesialis pengolah chesse cake di bakery Jaehyun. Namja itu seumuran dengan Suzy.
"Ya. Kau sibuk?"
Taeil menggeleng. "Aku tebak- kau pasti kemari karena anak kecil si pecinta keju itu kan?"
Suzy hanya mengerucutkan bibirnya. "Naeun. Eoh. Dia terus menempel denganku- kupikir mungkin karena dia tak memiliki ibu, jadi-"
"Jadi kau mau menjadi ibunya?" Tebak Taeil yang malah dihadiahi pukulan di punggung, membuat namja itu hampir menjatuhkan beberapa kue keju.
"Tsk. Yang benar saja. Ya~ mana mau aku menikah dengan namja tak punya sopan santun seperti itu."
Taeil meringis- Suzy dan omongannya memang tak bisa dijaga. Tak tahu saja gadis itu kalau pria yang dibicarakannya sudah ada di belakangnya.
"Wahh...lagipula siapa yang mau menikah denganmu Nona Bae.."
Suzy melotot, menatap Taeil- menuntut penjelasan. Tapi namja itu dengan segera menggaet Naeun dan mengajaknya ke dapur. Well~ cara lari dari masalah yang benar-benar bagus.
---

Mina sejak tadi terus saja tersenyum sambil memperhatikan Mark yang tengah asik menikmati ayam goreng buatannya. Ya- mereka makan di taman sekolah. "Apa itu enak?" Tanya Mina.
"Eoh. Sangat enak. Kau benar-benar membuatnya sendiri?" Mark mengerjab lucu sambil menatap kekasihnya itu. Mina mengangguk gemas.
"Mark~ kau kalau seperti ini benar-benar menggemaskan."
CUP.
Satu kecupan kemudian mendarat di pipi Mark, membuat namja itu mematung dan membuat Mina semakin terbahak.
"Ya, apa yang kau lihat?" Renjun menarik lengan Jinyoung karena temannya itu tiba-tiba menghentikan langkahnya, padahal mereka harus segera memimpin rapat perwakilan siswa.
"Hem? Eobseo." Jinyoung tersenyum samar.
"Mwoya...kajja."
Renjun kembali menarik temannya itu, tanpa tahu kalau Jinyoung tengah tersenyum miris. "Appeuda."
"Hyaa! Jinyoung~ah, ppalihae!!"
---

Suho sesekali melirik Suzy yang duduk di sebelahnya lalu kembali memperhatikan Naeun yang asik bermain di taman kota. "Ehem." Pria itu berdehem pelan, melirik cepat ke arah Suzy. Tapi tak ada tanggapan. "Ya." Ucapnya.
"Apa kau tak bisa lebih sopan kalau mau memanggilku?" Suzy menatap tajam ke arah Suho, membuat pria itu gugup. Bodoh sekali.
"Keuge-"
"Suzy?"
Dua orang itu mengalihkan tatapannya, dan Suzy seketika bungkam. "Oppa.."
"Ahh..apa ini namja yang kau maksud waktu itu? Not bad." Senyum namja di hadapannya. Suho hanya terdiam, belum paham dengan situasi yang terjadi.
"Samchon nugu?" Naeun yang baru saja datang, langsung masuk ke pelukan Suzy yang tengah duduk, menatap heran ke arah namja tinggi di depannya.
"Aigoo..kau menggemaskan sekali. Sangat mirip denganmu Zy. Apa ini alasanmu meninggalkanku?"
Suzy hanya terdiam, satu tangannya tanpa sadar terkepal. "Naeun~ah, dengan appa dulu ne, heum?" Suzy menyerahkan Naeun pada Suho, lalu  beralih pada namja di hadapannya. "Oppa, kajja."
"Wae? Aniya..gwaenchana. Tak perlu menjelaskan sesuatu. Its over Suzy and- its has been 2 years. Just move on from ours, ok? Ahh..my wife has been wait so long. Take care baby." Kevin- namja itu membungkuk sopan ke arah Suho, lalu mencubit gemas pipi Naeun.
"Kau harus menjaganya, dia itu sangat manja." Kevin menunjuk ke arah Suho, membuat pria itu heran.
"Appa..geu samchon nugu?" Gadis kecil itu menatap wajah sang ayah. Suho hanya terdiam.
"Appa tidak tahu sayang..tapi, bisakah Naeun kembali bermain, ada yang ingin appa bicarakan dengan Suzy eonni, heum?"
Naeun mengangguk lalu kembali bermain bergabung dengan anak-anak lainnya.
Suzy masih berdiri, menatap siluet Kevin yang terlihat bersama seorang wanita muda. Dia mengenalnya- Kang Seulgi- salah satu penyanyi dan model papan atas di agensi milik Kevin.
"Kau mengenalnya?" Suho mendekat ke arah Suzy, menatap wajah itu dari samping. Cantik.
"Bukan urusanmu tuan Kim."
Suho mendengus. "Tentu saja jadi urusanku."
"Mwo?"
"M-maksudku, kau sudah seperti akan menangis tadi, kalau kau menangis, pasti orang-orang akan berpikir kalau aku yang membuatmu menangis."
Suzy membeo. Pemikiran macam apa itu- memangnya pria di hadapannya ini siapanya. "Terserah sajalah." Suzy berbalik- lalu kembali duduk di kursi taman, memperhatikan Naeun. Mencoba mengabaikan Suho.
"Kau tahu, kadang kita memang perlu untuk meluapkan sesuatu. Itu wajar." Kini pria itu mengambil tempat di samping Suzy, menundukkan tubuhnya sambil menautkan kedua tangan. "Saat Soojung meninggal...aku tak tahu bagaimana caranya melanjutkan hidup- apalagi aku harus mengasuh Naeun sendirian. Rasanya begitu berat."
Suzy terdiam.
"Aku rasa- kau dan namja itu...kalian pasti juga memiliki masa sulit. Geutji?"
Cukup. Suzy benar-benar ingin menangis sekarang- padahal dia sudah berusaha menahannya tadi. Dasar pria menyebalkan. "Hya! Aishh...menyebalkan sekali...geurrae, kau benar. Kami pernah berhubungan sebelumnya dan itu semua berakhir karena- karena sahabatku sendiri. Menyebalkan sekali, aku terlalu lama menyadari kalau wanita itu sengaja menjebakku untuk mengambil Kevin dariku. Dan bodohnya lagi pria itu percaya...jinca."
Suho tersenyum kecil, diusapnya pelan pucuk kepala Suzy. "Tak apa...luapkan saja semuanya. Aku-- bisa meminjamkan pundakku untukmu. Tapi nanti...kuharap kau juga mau meminjamkan pundakmu saat aku merasa sulit."

~~~TBC

Pick MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang