2

141 21 0
                                    

Suzy menatap heran ke arah Mark yang baru saja pulang. "Mwoya, kenapa kau senyum-senyum seperti itu?" Suzy mengalihkan tatapannya dari tv di ruang keluarga.
Mark menggeleng lalu mengusal di samping Suzy. "Ya, kau ini kenapa?" Suzy terkekeh dengan sikap manja Mark. "Aku mencium Mina."
Suzy melotot, lalu satu pukulan mendarat di kepala Mark. "Ish. What are you doing Mark? This is not Canada-and oh my God! Dia pasti sangat tertekan..." Suzy menghela nafas, sedangkan Mark hanya mendengus.
"I'm just give a kiss on her cheek, not her lips, or not yet?" Mark lagi-lagi terkekeh. "Aigoo..she's so cute." Mark kini memeluk Suzy sambil meluapkan rasa gemasnya, membuat Suzy tersenyum.
"Kau benar-benar menyukainya ya?"
Mark mengangguk. "Tapi apa dia menyukaimu?"
Dan Mark mendongak. "Huh? Molla."
Suzy tersenyum kecil, kemudian mengusap pucuk kepala Mark. "Gwaenchana. Ah, cepat mandi setelah itu kita makan malam sama-sama."
"Apakah Dad dan Mom pulang?" Mark menyambar tasnya. Suzy menggeleng.
"No. Just two of us."
Mark mengangguk paham.
Mark buru-buru turun begitu mencium aroma masakan Suzy. Ya-kakaknya itu memang tak suka memasak-dan hanya memasak kalau Mark yang memintanya. "Samgyetang?"
Suzy mengangguk. "Em. Nuna sudah memasaknya sebelum kau datang. Cha." Suzy meletakkan semangkuk samgyetang di depan Mark.
Namja itu mengangguk. "Eoh, nuna, bagaimana hari pertamamu bekerja?"
Ya, Suzy baru saja melamar pekerjaan di salah satu perusahaan fashion dan menjadi desainer pakaian anak-anak di sana. "Tidak buruk. Ya, kau tahu, bos di tempatku bekerja ternyata masih muda. Kupikir dia seumuran dengan Baek oppa."
"Mwoya, muda sekali."
Suzy mengangguk.
"Aku bersyukur karena appa dan eomma seorang dokter, bukan pemilik perusahaan seperti mereka."
Suzy mengangguk. "Maja. Keundae..."
"Mwoga?" Mark menyela.
"Dia sudah memiliki anak."
Mark tertawa. "Aish...nuna, memangnya kenapa kalau bosmu sudah punya anak, aneh sekali."
"Dia sangat tampan Mark. He's so cool. Like a prince in my dream."
Mark memutar kedua bola matanya. "Wake up Suez, this is a real life-not your dreamworld."
TAK!
Satu pukulan Suzy mendarat di kepala adiknya. "This is Korea, not Canada. Nuna-call me nuna." Suzy melotot.
"Arasseo. Hobi sekali memukulku. Tsk."
"Cepat habiskan, setelah itu tidur."
Mark memutar kedua bola matanya, "I'm not a child anymore."
"This is Korea Mark, not Canada, so you still a baby here." Suzy tersenyum puas.
"Aish..dapdaphae."
Setelahnya Suzy terkikik, "Apa perlu nuna temani?"
"Nuna!"
***

Suzy pagi ini menyiapkan kimbab untuk bekal Mark. "Eoh, kau sudah siap?"
Mark mengangguk sambil menuruni tangga, masih repot membenarkan dasi merahnya. "Tsk, kemari."
Namja itu menurut lalu mendekat ke arah Suzy. Ia kemudian memperhatikan Suzy menyimpulkan dasinya. "Cha, habiskan serealmu setelah itu kita berangkat."
Mark hanya terdiam, masih menatap Suzy. "Eh, kau tidak mau sarapan?" Suzy menyampirkan blezernya di kursi makan. "Nuna, jangan menikah sebelum aku dewasa ya..aku tidak mau kesepian." Mark menundukkan kepalanya, membuat Suzy tersenyum.
"Aigoo, kau ini kenapa? Huh?" Suzy membenarkan tatanan rambut Mark, namja itu menggeleng.
"Geunyang..eomma dan appa terlalu sibuk, aku tidak mau kesepian."
Suzy kemudian menarik Mark ke pelukannya. "Tidak, nuna belum akan menikah dalam waktu dekat."
Mark mengangguk, perasaannya lebih baik sekarang.
---

Suzy meregangkan kedua tangannya begitu desain gaun yang dia gambar selesai. "Ahh..senangnya. Mwoya, sudah waktunya makan siang." Yeoja itu tersenyum senang, lalu menoleh ke meja sampingnya. "Eonni, kau mau makan siang bersama?"
Jieun, yeoja yang duduk di samping Suzy itu mengangguk. "Emm, sebentar lagi, tunggu ne?"
Suzy mengangguk. Yeoja itu lalu sibuk memainkan ponselnya, tanpa menyadari pergerakan seseorang di sampingnya. "Eomma."
Suzy tersentak begitu ujung kemeja putihnya ditarik. "Eomma."
"Eoh! Kapjagi!" Yeoja itu memekik begitu mendapati seorang gadis kecil tengah duduk  di bawah kursinya. "Nu-nuguseyo?" Suzy mengerjab, heran.
"Eomma, bogosipeo." Gadis itu kini berdiri lalu menghambur ke pelukan Suzy, membuat beberapa karyawan keheranan.
"Suzy-kau-mengenal Naeun?" Jieun menatap heran ke arah Suzy dan Naeun-gadia kecil yang memeluk Suzy. Yeoja itu menggeleng.
"A-aniyo, aku baru melihatnya."
"Eomma.." gadis itu terus merengek, memeluk Suzy sambil tersenyum manis, membuat Suzy gemas sendiri.
"Keundae...kenapa...dia memanggilmu eomma?" Jieun menatap keduanya bergantian. Minho, namja yang duduk di depan Suzy kini beranjak berdiri.
"Solma-kau..memang ibu Naeun? Jadi wanita yang selama ini disembunyikan sajangnim itu-kau?!" Minho memekik, membuat semua karyawan menatap ke arah Suzy. Oh! Choi Minho terkutuklah dia. Suzy akan menyetel alarm di ponselnya setelah ini, untuk mengingatkan menendang namja itu, omongannya benar-benar membuat Suzy frustasi. Gadis itu sudah tak peduli dengan status Minho sebagai seniornya. Tapi tunggu, sajangnim? "Hoksi...anak ini-anak sajangnim?!" Suzy menoleh ke arah Jieun. Yeoja itu mengangguk.
"Oh.My.God!" Suzy bergumam.
Dan Naeun, gadis kecil itu masih asik memeluk Suzy.

~~~tbc

Pick MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang