i. Yang Mulia, Yang Terbuang

524 43 2
                                    


"Berjanjilah untuk jadi anak baik, Soonyoungie. Jadilah putra mahkota yang membanggakan bagi keluarga kita, ya?"


༊*·˚


Dalam sejarah yang panjang, Kekaisaran Ancelotti menuai begitu banyak pujian dan prestasi yang luar biasa hebat. Memenangkan perang di banyak daerah hingga nyaris separuh utara menjadi bagiannya. Tidak lupa gandum dan pangan lain yang berlimpah menjadi salah satu kekuatan Kekaisaran Ancelotti. Negara yang sempurna dengan keluarga kerajaan yang nyaris sempurna.

Mungkin penurunan tahta Putra Mahkota yang baru berumur dua belas tahun adalah salah satu penghinaan besar bagi keluarga Kekaisaran.

"Kenapa?" anak itu kecil itu berlutut sambil menangis di hadapan Raja.

Raja melirik orang di sekelilingnya kemudian pandangannya jatuh pada anak lain dan balita di sisinya. "Ada yang akan menggantikanmu dan dia lebih pantas darimu. Tenang, aku sedang menyelamatkan kita semua tahu?"

Saat itu, Soonyoung kecil tidak mengerti. Yang dia ingat adalah bagaimana Raja mencabut paksa status Putra Mahkotanya dan membuatnya menjadi pewaris tahta terendah. Tidak hanya anak itu yang terkejut, hampir semua bangsawan di sana tidak berani mengucap sepatah kata apapun ketika Raja mengumumkan dengan tegas.

"Mulai sekarang, Kwon Soonyoung bukan lagi putra mahkota kalian. Choi Seungcheol akan menggantikannya."

Semua orang meninggalkan aula. Meninggalkan Soonyoung kecil yang berlutut dengan perasaannya yang kosong.

Kenapa? Dia tidak mengerti. Dia baru saja kehilangan Ibunya dua bulan silam tapi sekarang statusnya juga dicabut. Kenapa ayah tirinya, Raja saat ini, begitu tega kepadanya? Kenapa? Dia baru mau memulai kehidupan barunya sebagai seorang Putra Mahkota tapi kini dia tidak lebih dari anak buangan. Sampai hari-hari selanjutnya, dia masih tidak mengerti. Bahkan ketika hari penobatan Choi Seungcheol, dia tidak mengerti. Dia enggan keluar dari kamarnya, bahkan untuk sekadar menengok dari jendela, dia tidak mau melihat. Ketika adiknya yang masih kecil terus mengetuk pintunya dan tertidur di luar pintu, dia tetap tidak membukanya. Dia nyaris mati kalau pelayan tidak mendobraknya setelah berhari-hari mengurung diri. Para pelayan yang awalnya bersimpati, kini berbalik membenci dia akibat sikapnya yang tidak mau diatur, mengabaikan mereka, dan menjadikan mereka sasaran amarahnya. Wajar saja mereka muak, Soonyoung benar-benar tidak terkendali.

Sekarang, berita tentangnya menjadi gila sudah tersebar ke mana-mana. Para bangsawan menertawakannya, para pelayan membencinya dan bahkan saudara tirinya kini merampas haknya. Kenapa? Padahal dia sudah berusaha menjadi anak yang baik. Kenapa Ibunya tetap pergi meninggalkan dia dan membiarkannya menderita seorang diri? Kenapa kini status Putra Mahkotanya direnggut darinya? Apa artinya dia di keluarga ini? Segala pengetahuannya menjadi sia-sia. Ketika dia memikirkannya dia menjadi mual dan mulutnya kering. Dia menangis, lalu kembali diam. Dia menangis lagi, tapi tidak mengubah apapun.

Ia hanya anak berusia dua belas tahun dan tiba-tiba kini dia kehilangan segalanya. Dia membenci segalanya.

"AKU BENCI- BRENGSEK! SIALAN! UGH-"

Soonyoung nyaris menghancurkan semua barang di kamarnya dan kakinya terluka. Tiba-tiba darahnya merembes membasahi karpet dan baju tidur putihnya. Pintu didobrak dan seorang pengawal kecil, mungkin tiga atau empat tahun lebih tua darinya menghentikannya. Menggenggam pergelangan tangan yang lebih muda untuk berhenti bertingkah agresif.

"Yang Mulia, tenanglah!"

Itu Mingyu. Pemuda itu terus mengawasinya semenjak dia pingsan di kamarnya sendiri. Soonyoung yang dibutakan emosi terus mendorong, memukul bahkan menendang Mingyu. Hingga tanpa sadar pipi Mingyu berdarah. Soonyoung terkejut tapi amarahnya belum menghilang. Sebelum dia bisa melawan kembali, Kim Mingyu mendorongnya, mencekam kerah bajunya sebelum akhirnya pemuda itu berteriak, "kalau Yang Mulia seperti ini memangnya Ratu tidak akan sedih? Kalau memang status itu direnggut darimu ya sudah ambil! Kalau Yang Mulia merasa hancur di sini, pergilah yang jauh! Jangan menghancurkan diri seperti ini!"

[Soonwoo] The Last MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang