iv. Garis Takdir

213 30 2
                                    


Mereka menunggu sampai malam. Kira-kira saat itu pukul sembilan malam dan pelabuhan mulai ramai. Biasanya kapal-kapal dari jauh akan sampai tengah malam. Wonwoo dan Soonyoung berdiri di samping dermaga, bersama Jun yang sibuk membuka kedainya. Beberapa orang asing dengan pakaian yang juga asing, beberapa dari Barat dan beberapa lagi dari Timur. Soonyoung sempat menyapa beberapa orang yang dikenalnya dan Wonwoo mengetahui asal usul tembakau yang biasa Soonyoung simpan. Mereka mengobrol dengan bahasa yang tidak Wonwoo pahami, dia lagi-lagi kaget Soonyoung bisa berkomunikasi dengan berbagai bahasa. Memang, pengalaman di lapangan tidak bisa bisa dibandingkan dengan teori saja.

Hari mulai gelap tapi belum ada tanda-tanda perahu yang dihuni Jihoon menampakkan wujudnya. Soonyoung mendadak menjadi gelisah.

"Biasanya mereka akan sampai tengah malam," ujar Wonwoo mencoba menenangkan langkah kaki yang mondar mandir di dermaga.

Soonyoung menatap Wonwoo tidak yakin tapi dia tidak memiliki pilihan selain mempercayainya. Kebosanan mulai melanda dirinya dan dia mulai membantu Jun untuk menghantarkan beberapa pesanan. Wonwoo memutuskan untuk membantu para nelayan yang datang tiba-tiba. Tanpa sadar, waktu berlalu dan sekarang nyaris pukul satu. Belum sempat Soonyoung duduk untuk mengistirahatkan dirinya, seorang dari sisi dermaga berseru penuh semangat, sepertinya sebuah kapal datang lagi.

"Itu Jihoon," Wonwoo yang pertama menyadarinya langsung beralih ke depan toko dan menunggu kapal itu untuk menepi.

Beberapa orang dengan jubah biru tua yang khas dengan topi bundar mereka akhirnya turun dan netra keduanya menemukan seseorang yang familiar. Jihoon akhirnya pulang. Namun, tidak disangka orang lain yang mereka kenal datang bersama Jihoon. Mingyu. Keduanya saling berpandangan, bagaimana dua orang itu bisa bersama?

"Ji!" sapa Wonwoo menghampiri keduanya. Reaksi pertama mereka adalah terkejut. Apalagi setelah menemukan Soonyoung bersama Wonwoo, pengecualian untuk Mingyu yang sudah tahu kebiasaan Soonyoung di sini.

"Wonwoo, mengapa Yang Mulia ada di sini?"

Wonwoo membantu Jihoon membawa beberapa barangnya, sebelum akhirnya menjawab dengan tenang, "kami memeriksa beberapa hal di sini. Sepertinya keadaan tidak begitu baik akhir-akhir ini."

"Oh! Aku baru mau mengabari hal yang sama. Kalian pulanglah lebih dulu, pasti lelah. Lusa, kita akan mengadakan pertemuan dengan para Ketua," ujar Jihoon ke arah teman-temannya yang lain.

Sebelum mereka berjalan ke kedai Jun, Jihoon menghentikan Wonwoo dan mengambil pergelangan tangannya, memastikan sesuatu. Ada pola aneh di sana, melingkari pergelangan tangan Wonwoo setengahnya. Wonwoo menatap Jihoon bingung sementara pemuda yang lebih kecil menatap Wonwoo dengan antusias.

"Won, garis takdirmu terbentuk. Kau sudah bertemu soulmatemu?"

Ah, garis takdir. Wonwoo nyaris melupakannya karena terbiasa seorang diri selama beberapa tahun terakhir. Sebuah pola akan terbentuk di salah satu bagian tubuhmu ketika kau menemukan belahan jiwamu. Garis itu tidak serta merta terbentuk begitu saja, ada suatu proses yang masih menjadi misteri sampai saat ini. Bahkan sihir tidak bisa menjelaskan apapun tentang ini. Setiap orang pasti akan memiliki garis takdir mereka walau dalam beberapa kasus, orang baru memiliki garis takdir mereka saat mereka sekarat atau sudah berumur meski mereka sudah bersama-sama pada tahun sebelumnya.

Pola yang muncul bisa berbeda-beda. Sekali itu tercetak, tidak ada yang bisa menghilangkannya, seperti tatto abadi. Pola milik Wonwoo sederhana, seperti gelombang ombak yang saling menyambung dan memiliki tiga lainnya di atasnya. Konon, garis takdirmu akan sempurna kala berhasil menyatukan polanya. Namun, selama berabad-abad, orang nyaris menyerah untuk menemukan pasangan mereka yang lain, beberapa putus asa hingga meninggal dalam kesendirian. Beberapa lain berhasil tapi rintangan yang mereka hadapi tidaklah mudah. Oleh sebab itu, dalam beberapa tahun terakhir orang banyak menyerah pada garis takdir mereka. Sekaligus menanamkan bahwa garis takdir hanya bagi beberapa orang yang disayang oleh Tuhan.

[Soonwoo] The Last MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang