Part 2

6 1 0
                                    

Ketika hari minggu sudah didepan mata, Luna yang bingung akan memakai outfit apa mulai mencari-cari pakaian di dalam lemarinya, Ia mulai memadupadankan atasan dan bawahan yang ia rasa cocok. Saat ia melihat atasan kemeja abu-abu dan bawahan celana hitam ia rasa cocok dipadupadankan disertai hijab pashmina hitam dan slingbag hitam yang tampak elegan. "Oke deh, besok kita pakai ini aja." Serunya dan kemudian tersadar akan kamarnya yang telah berantakan akibat perbuatannya.

Minggu pun tiba, saat dimana Rendra datang tidak pada jam biasa nya. Kali ini mereka janjian berangkat jam 10 pagi. Karena mereka ingin berkeliling kota, bukan untuk berolahraga atau menikmati car free day. Rendra yang telah datang didepan rumah Luna disambut hangat oleh sang bapak negara, ia tengah mencuci motor kesayangannya. "Pagi pa, Lunanya ada kan pa?" tanya Rendra pada sang kepala keluarga "eh Rendra, pagi. Luna kayaknya ada didalam, kamu masuk aja" jawab Papa Tsaqib, yang kemudian bersuara lagi "Maa, ada Rendra nih. Suruh Luna turun!" Dari dalam pun terdengar suara "Iya pa."

Rendra yang disuruh masuk pun melangkahkan kakinya kedalam kediaman Luis tersebut. Ia dapat melihat berbagai jenis tanaman yang Mama Tsaqib tanam, ada bunga anggrek hingga pohon bonsai yang ia ingat itu adalah milik sang Papa.

Ketika ia sudah duduk diatas sofa ruang tamu, yang saat itu juga bertepatan akan datangnya Luna dari lantai atas dan langsung menghampiri Rendra kemudian menyuruh agar Rendra menunggunya sebentar lagi. Tak lama kemudian Luna pun datang dengan Mama nya untuk berpamitan terlebih dahulu, "Maa, aku pamit dulu ya pergi bareng Rendra." Ucapnya dan dianjutkan oleh Rendra "iya, ma. Aku minta izin bawa anaknya sampe sore ya maa.", "Yaudah hati-hati ya sayang."

Setelah berbaur dengan berbagai kendaraan yang ada di jalan raya, mereka akhirnya memutuskan untuk berhenti di taman kota, tempat para muda-mudi berkumpul. Tempat yang sangat cocok untuk sekadar berbincang ataupun menikmati indahnya pemandangan yang ada disana. Luna memilih untuk duduk di bangku yang telah disediakan, ia mengajak Rendra untuk duduk disebelahnya. Luna tetaplah seorang gadis remaja pada umumnya, ia mulai mengeluarkan handphone-nya untuk memotret pemandangan yang menurutnya bagus untuk ia jadikan Instagram story. "Ren, pose dong!" Luna mengarahkan kamera handphonenya kepada Rendra untuk memotretnya. "Bagus nih." Ujar Luna bangga melihat hasil potretnya. "Gue post ya." Lanjut Luna dan langsung memposting foto tersebut di Instagram story-nya.

Dua remaja yang hanya duduk melihat pemandangan itu pun, mulai merasakan lapar. Oleh karena itu, Rendra dengan inisiatif mengajak Luna untuk mencari makanan, mereka pergi ke stand makanan yang telah disediakan oleh tempat itu, agar para pedagang-pedagang itu mendapatkan tempat jual yang layak dan tak mengganggu lalu lintas. Mereka sempat bingung ingin membeli apa, tetapi akhirnya mereka mendapatkan satu suara bulat yaitu mereka membeli wafel dengan toping selai coklat dan keju serta tak lupa membeli minuman agar tenggorokan tidak serak setelah makan.

Seraya memakan makanan yang telah mereka beli, Luna memulai percakapan mereka dengan mengatakan "Ren, lu tau ngak?" Ucapan Luna menjadi perhatian baru bagi Rendra, lalu dilanjutkan lagi oleh sang lawan bicara "ngak, apa emang?" Luna ketika mendengar hal itu keluar dari mulut Rendra awalnya sedikit kesal, akan tetapi ia berpikir bahwa hal yang akan ia sampaikan ini penting, jadi ia hanya membalas itu dengan melanjutkan ucapannya, "Kemaren itu ada cewe yang datang ke gue, dan dia bilang kalau dia suka sama lu."

Rendra yang mendengar hal itu agak terkejut, tapi ia langsung menapis perasaan terkejutnya dan kemudian berkata, "Oke. First, gue tau gue ganteng dan banyak yang suka sama gue." Ujar Rendra dengan pd, sedangkan Luna yang mendengarnya merasa jijik dengan ke-pd-an tingkat tinggi Rendra. "Second, tapi gue ngak tertarik buat pacaran makanya gue masih jomblo sampe sekarang." Lanjutnya dengan ke-pd-an yang semakin meningkat.

"What?! Pd banget, ampun deh gue." Ujarnya "Tapi gue restu kok kalo lu sama dia, orangnya juga baik kayaknya." Lanjut Luna yang seperti mendukung sang sahabat untuk bersama orang baru, Rendra yang memang tidak ada minat untuk menjalin hubungan dengan orang lain hanya diam menanggapi ucapan Luna itu. Berbeda dengan apa yang dipikirkan Rendra, Luna malah berpikir jika 'diam' nya Rendra dikarenakan ia sedang menimbang nimbang tentang gadis itu.

Terlepas dari permasalahan orang baru yang datang pada hubungan mereka. Rendra yang terusik oleh handphone Luna, melihat notifikasi yang berasal dari dm-nya yang begitu banyak. Ia mengambil handphone itu dan melihat isinya kebanyakan mengomentari Instagram story fotonya tadi, ada yang mengomentari dirinya dan ada juga yang menjodohkan Luna dengannya. Tetapi setelah melihat isi dm-dm Luna, Rendra mengembalikan handphone itu kembali ke tempatnya. Luna yang penasaran dengan yang dilihat Rendra membuka handphone-nya, dan langsung terbuka ke salah satu dm yang menjodohkan dirinya dengan Rendra. Luna yang tidak mendapatkan respon apa-apa dari Rendra berpikir mungkin ia risih dengan hal itu. Karena pikiran itu, Luna menghapus postingan tersebut.

"Na, udah mulai panas nih. Pulang yuk?" Ajak Rendra membuka percakapan mereka akhirnya, yang disetujui oleh Luna. Tetapi rencana mereka tak berjalan semulus yang ia pikirkan. Tiba-tiba saja ada seorang pemuda tinggi yang tidak Luna kenal menyapanya, "Haii, Lun. Mau kemana?" Ucap pemuda itu, "Eh hallo, mau pulang aja." Jawab Luna sopan, karena ia tak merasa kenal dengan pemuda tersebut, ia pun menanyakannya, "By the way, siapa ya?" Ujar Luna penasaran. "Oh, ngak inget ya? kenalan lagi deh kita. Gue Haziq, kita se-ekskul loh. Kenal gue kan?" Ujar pemuda itu yang membuat Luna teringat akan pada seseorang yang ia kenal, ia adalah kakak kelasnya yang satu ekstrakurikuler dengan dirinya yaitu ekstrakurikuler journey. Luna hanya mengetahui bahwa pemuda ini satu ekstrakurikuler dengannya, tidak lebih daripada itu.

Ketika Luna tersadar bahwa yang menyapanya adalah kakak kelasnya, ia pun langsung mengakrabkan diri dengan pemuda itu "Oh, bang Haziq. Kenal kok, tapi ngak tau lebih dalam sih." Jawab Luna santai, yang dimana hal itu menarik perhatian Haziq untuk melanjutkan percakapan mereka "Jadi pengen tau lebih dalam lagi nih?" Canda Haziq. yang tak dibawa serius oleh Luna, malahan Luna menambah candaan lainnya untuk Haziq. Berbeda dengan Rendra yang melirik sinis lelaki dihadapannya, ia berpikir bahwa Haziq telah mengambil perhatian Luna. Sungguh Rendra yang malang, ia tak bisa berbuat apa-apa selain menunggu Luna dan Haziq saling melempar candaan.

Walaupun hal itu tak berlangsung lama, tetapi hati Rendra yang telah tersulut api mulai berkobar-kobar. Rendra dengan jelas menggenggam tangan Luna dan mengajaknya untuk segera pulang dengan alasan jika mereka masih berlama lama disini, mereka akan terjebak dalam kemacetan kota. Luna yang tak menangkap sinyal cemburu dari Rendra hanya kebingungan melihat tingkah Rendra yang tiba-tiba mendiami dirinya.

Berakhirlah mereka berdua pulang tanpa ada obrolan diatas motor yang Rendra kendarai. Rendra tak ada niatan untuk berbincang, dan Luna yang tak tahu apa salahnya sehingga Rendra menjadi lebih diam memilih untuk tak memulai percakapan antara mereka.

———

Unexpected FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang