part 3

2 1 0
                                    

Pada pertemuan terakhir mereka, Haziq bertukar nomor dengan Luna. Dan pada keesokan harinya Luna mendapatkan pesan dari Haziq, bahwasanya ia memilih Luna sebagai orang yang akan ikut dengannya untuk acara perlombaan di salah satu universitas di kota mereka, dan ternyata universitas tempat perlombaan itu berlangsung adalah di universitas abangnya sendiri. Luna yang senang akan kabar itu, memberi tahukan hal itu kepada Haidar melalui chat. Hal itu membuat dirinya tidak sabar menunggu perlombaan itu.

Luna dan Haziq yang akhir-akhir ini sering bersama untuk menyiapkan perlombaan itu, menyebabkan Luna selalu pulang lebih lama dan tidak pulang bersama Rendra. Rendra awalnya biasa-biasa saja, tetapi sekarang ia mulai merasa kasihan dengan segala jadwal Luna yang padat. Untungnya Rendra memahami akan hal itu, sekarang ia hanya bisa menyemangati Luna untuk lombanya yang akan datang.

"Na, hari ini masih pulang lambat?" Tanya Rendra, tepat saat waktu bel istirahat berbunyi di depan kelas Luna untuk memastikan nya. "Kayaknya sih hari ini ngak, ntar aku tanya ke bang Haziq dulu ya." Ujarnya yang tak sadar telah di tarik seseorang. Ketika ia melihat ke belakang, ia menyadari bahwa yang menarik dirinya adalah sahabatnya, bintang "Eh eh, sabar bin." Jawab Luna buru-buru, tanpa sempat mendengarkan Rendra lebih jauh.

Saat di kantin, salah seorang dari mereka buka suara. "Na, lu kalau ditembak Rendra gimana?" tanya bintang tiba-tiba saat mereka sedang melahap makanan mereka masing-masing. "Hah?! Gimana?!" Jawab Luna kaget dengan pertanyaan Bintang yang tidak pernah dibayangkan olehnya. "Ya kali aja Rendra nembak lu gitu, kalian kan udah temenan dari lama, masa ngak ada secuil perasaan yang muncul. Apalagi dengan sikap Rendra yang selalu ingin melindungi lu,Itu rasanya ngak masuk akal tau." Ucap Bintang meyakinkan Luna bahwa pertemanan mereka bukanlah pertemanan biasa. Tetapi Luna yang tak percaya akan hal itu hanya menepis pikiran yang ada dikepalanya.

"Tapi menurut gue, bagusnya jangan sih. Karenakan kalian kan udah temenan dari lama, dan kita semua tau kalo yang namanya pacaran pasti bakal berakhir putus. Ada sih yang happy ending, tapikan ngak semuanya kayak gitu. Jadi kalo lu pacaran sama Rendra, habis itu kalian berantem dan berakhir putus, hubungan yang udah kalian jalin dari lama itu bakalan hancur gitu aja dong. Itu sih saran dari gue ya." Ujar Bintang mengakhiri perbincangan mereka.

Tiba-tiba ia mendengar ada seseorang memanggil namanya, saat ia menoleh ke sumber suara ia dapati Rendra mengangkat tangan mengarah kepada dirinya. Luna pun membalas lambaian Rendra dengan gestur tubuh yang memerintahkan Rendra menghampiri dirinya. "Na, ya ampun gue tadi belum selesai ngomong, lu udah pegi aja. Nanti itu temenin gue ya, ada keperluan gue, yaa?" Tanya Rendra langsung ketika ia tiba dihadapan Luna. "Oh oke oke, ini gue udah dapat kabar dari bang Haziq kok. Katanya hari ini ngak ada keperluan." Jawab Luna sembari melihat pesan yang baru disampaikan Haziq kepada dirinya. Semulus piring yang baru dipoles, semua hal yang diinginkan Rendra terwujudkan begitu saja. Anehnya entah mengapa Rendra begitu senang mendengar Luna mengiyakan ajakannya. Rendra juga tak tahu kenapa hatinya berdebar bahagia saat ini.

"Oke deh, byee. See you nanti ya." Ujar Rendra dan pergi setelah dijawab Luna. "Ngapain tuh?" Bintang yang sejak tadi hanya diam memperhatikan mereka pun bertanya, "Ohh, itu minta temenin pergi, ada keperluan katanya." Jawab Luna santai. "Oh, oke." Ucap Bintang yang mana tak disadari oleh Luna bahwa jawaban Bintang tak se-excited biasanya.

Seperti yang sudah dijanjikan, Luna akan menghabiskan sorenya bersama dengan Rendra. Luna yang tak tau ia akan dia ajak kemana hanya mengikuti Rendra seperti anak ayam. Didalam mobil yang sunyi, Luna tiba-tiba mengeluarkan suara "Ren, kita mau kemana?" Akhirnya Luna bertanya karena ia bingung dan merasa tidak familiar dengan jalan yang mereka tempuh. "Eh, belum gue bilang ya?" Tanya Rendra tak kalah bingung dengan pertanyaan Luna. "Ngak, ngak ada lu bilang apa-apa ke gue. Mo kemana dah?" Jawab Luna dan bertanya sekali lagi. "Mau beli senar gitar gue. Senar gue ada yang putus sama ada yang udah sekarat juga." Jawab Rendra final. Luna yang sudah memikirkan arah tujuan dari perjalanan mereka hanya diam dan tetap menikmati perjalan mereka.

Sesampainya di tujuan, Rendra bertanya kepada sang penjaga toko dan pergi ke bagian yang ia butuhkan, sedangkan Luna, ia hanya melihat-lihat koleksi alat-alat musik yang dipajang di dinding-dinding toko mereka. Rendra yang telah selesai membeli senar gitar pun menghampiri Luna, dan tiba-tiba menyahut di dekat telinga Luna "Na, gue udah selesai nih." Ujar Rendra jahil. "Eh, ayam-ayam" Hal itu membuat Luna terkejut dan secara reflek memukul Rendra sedikit keras. "EHH, sakit banget astaga." Rintih Rendra kesakitan karena pukulan Luna yang bisa dibilang agak keras. Sang pelaku yang masih marah karena dikagetkan pun memarahinya "Siapa suruh ngagetin orang, gue kan jadi reflek mukul." Jawab Luna yang sedikit merasa bersalah tetapi juga dengan rasa kesal yang lebih besar.

"Mau langsung pulang atau ada mau singgah-singgah dulu?" Tanya Rendra sesampainya mereka dimobil untuk segera pergi. "Hmm, ada singgah deh, gue ada mau beli skincare dulu." Seru Luna menginstruksikan tujuan mereka berikutnya. Tanpa banyak tanya Rendra yang sudah tau akan kemana langsung pergi meninggalkan toko musik tadi.

Seperti biasa Luna akan mengambil beberapa foto untuk dimasukan ke story nya. Setelah mendapatkan foto yang ia inginkan ia mem-post foto berupa latar mereka dari mobil dan tak sengaja memperlihatkan tangan Rendra yang sedang memegang stir mobil. Begitu selesai mem-posting intstastory nya, Luna memamerkan kepada Rendra hasil jepretannya. Rendra yang melihat hal itu hanya tersenyum gemas melihat tingkah laku Luna yang seperti anak kecil.

"Lu inii yaa. Post-post foto gue sembarangan. Ntar gue laporin ya lu ke pihak yang berwajib. Habis itu lu dipenjara dan gue bisa jauh dari lu, dan mama Tsaqib nangis karena anak cewe satu-satunya jadi penjahat. Terus bang Haidar jadi anak satu-satunya." Bla bla bla bla, dan masih banyak lagi omongan-omongan tak berguna lainnya yang dilontarkan oleh sang lelaki yang tetap fokus menyetir meskipun ia masih tetap bisa menjahili Luna tanpa henti.

Luna sendiri tidak menggubris apa yang diucapkan oleh Rendra. Ia malah sibuk scrolling sebuah akun jual lukisan di Instagram nya. Ketika sedang asik dengan handphone nya, tiba-tiba ada notifikasi masuk. Ternyata sebuah pesan masuk dari Haziq. "Lah? Besok nih hunting fotonya?" Gumam Luna setelah membaca pesan yang dikirim oleh Haziq kepadanya.

"Hunting foto apaan?" Ujar Rendra bingung. "Oh, ituu hunting foto buat lomba di univ bang Haidar yang waktu itu." Jawab Luna santai. "Sama siapa dah lu dipilih? Katanya dua orang kan?" Rendra bertanya akan partner temannya yang tidak ia ketahui, "sama bang Haziq" Luna menjawab pertanyaan Rendra dan melanjutkan aktivitas scrolling nya. Mendengar nama Haziq , Rendra menjadi perasaannya menjadi kesal.

———

Unexpected FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang