Part 4

2 0 0
                                    

Keesokan harinya, Luna tengah bersiap-siap, pasalnya hari ini ia akan pergi hunting foto bersama Haziq untuk perlombaan yang diadakan oleh kampus Haidar sebagai peringatan ulang tahun kampusnya. Tanpa Luna sadari Haziq telah sampai di luar rumahnya dan akan menelpon Luna, tetapi hal itu ia urungkan setelah melihat seorang lelaki sedang mencuci motornya.

"Hallo bang, saya Haziq. Luna nya ada?" tanya Haziq kepada laki-laki itu.
"Eh, siapa ya?" ujar laki-laki itu bertanya kepada Haziq, "Saya temannya Luna bang." Jawab Haziq tegas. "Oh, oke. Luna nya ada kok. Tunggu bentar ya" jawab laki-laki itu yang kemudian menyuruh Haziq untuk duduk menunggu adiknya dan masuk kedalam rumah.

Saat di dalam rumah, Haidar menemukan Luna sedang meminum air putih di ruang makan dengan menggunakan pakaian yang terbilang rapi, hal itu membuatnya bingung, "Eh, di luar ada orang tuh. Haziq kalau ngak salah namanya." Ujar Haidar yang diangguki oleh Luna. "Lu mau pergi sama dia ya?" Tanya Haidar akhirnya. "Iyaa, ada kerjaan!" Jawab Luna tergesa-gesa karena tak ingin membuat Haziq menunggu lebih lama.

Sesampainya di luar, Luna mendapati Haziq yang telah menunggu nya. Luna pun merasa segan, "Aduh, maaf ya bang jadi nunggu gini." Ujar nya.
"Eh, dah datang. Santai-santai, ngak lama kok." Jawab Haziq tenang.
"Oh ya, bang. Ini bang Haziq, patner buat lomba yang diadain sama kampus lu." Ucap Luna memperkenalkan Haziq kepada abangnya.
"Dan ini abang gue bang, bang Haidar." Luna juga memperkenalkan Haidar kepada Haziq.

"Oh iya, kenalin bang. Saya Haziq, teman satu ekskul nya Luna. Mau izin bawa Luna nya hari ini, buat hunting foto untuk perlombaan yang kata Luna diadain kampus abang." Haziq pun ikut memperkenalkan dirinya dan sekalian meminta izin kepada Haidar untuk membawa adiknya pergi bersama dirinya.

"Eh iya, Haidar. Yaudah bawa aja, ngak ada kerjaan juga dia di rumah. Nyempit-nyempitin rumah aja dia mah." Jawab Haidar menjahili Luna yang tentu saja mendapat sapaan pagi dari tangan Luna.
"Ahahahah, lawak ya lu." Ujar Luna dengan muka lempeng menandakan bahwa lawakan Haidar tidak ada lucunya sama sekali.
"Ululululu, komuknya memble banget, WAHAHAHAHAHA" tawa Haidar semakin besar ketika melihat muka datar Luna yang dianggap lucu oleh nya.

Haziq yang melihat interaksi kedua saudara itu hanya dapat tersenyum dan tetap diam. Untung saja Luna yang melihat akan Haziq yang hanya diam segera berpamitan dengan Haidar dan langsung mengajak Haziq untuk pergi.

Ketika di dalam mobil Haziq memberi tahu alur tujuan mereka hari ini. Pertama mereka akan pergi ke Kebun Teh dan memotret beberapa spot foto, kemudian ke Taman Bunga, dan terakhir akan pergi ke Taman Kota tempat pertama kali mereka berkenalan dan awal mula hubungan mereka.

"By the way kak, untuk lomba itu memang cuman foto pemandangan aja ya? Ngak perlu pakai model kan ya, kak?" Tanya Luna memastikan.
"Ngak kok, aturannya ngak mewajibkan pakai model. Tapi kayaknya kalau mau pake model juga ngak papa." Jawab Haziq.

Sesampainya di Kebun Teh, mereka mulai mencari spot-spot yang serasa nya cocok untuk dipotret. Ada hal menarik yang terjadi diantara mereka, mereka melakukan permainan agar semangat mereka semakin membara. Dimana yang dapat memotret foto lebih banyak dalam waktu yang telah disediakan akan mentraktir makan siang mereka nantinya.

Pada saat ini terjadilah kegaduhan diantara mereka, mereka saling menghitung setelah mendapatkan satu potret foto. "Gue dah lima!" Ujar Luna semangat yang kemudian dilanjutkan oleh Haziq, "gue udah enamm!" Pamer Haziq kepada Luna.

Hal itu tidak membuat Luna patah semangat dan semakin giat mempotret foto. Walaupun mereka berlomba, tetapi hasil jepretan mereka tetap bagus dan tidak ada yang dipotret secara tergesa-gesa hanya demi memenangkan pertandingan kecil-kecilan ini.

Telah sampai lah pada akhir waktu yang telah ditentukan untuk sesi foto di Kebun Teh ini. Selanjutnya karena waktu masih ada untuk sampai kepada jam makan siang, maka mereka memutuskan untuk melanjutkan pertandingan ini dengan sesi foto di Taman Bunga.

Saat berada di dalam mobil, Luna sedang mengoreksi beberapa foto yang diambil oleh Haziq. Luna yang jahil mulai melancarkan aksinya dengan mengatakan jika foto yang diambil oleh Haziq tidak sebagus foto yang ia ambil, "Liat deh bang, foto lu masih rada goyang gini." Ujar Luna iseng.

Haziq yang terkejut akan hal itu, merasa tak setuju dengan argumen yang Luna berikan. "Ngak kok, tdi gue udah liat foto gue. Kaga ada yang goyang ya dek." Jawab Haziq terus terang dengan nada seriusnya. "Ampunn, ampunn. Serius amat bang, gue bercanda doang kali. Foto lu mah always good, hahahaha" Jawab Luna yang dibarengi dengan tawanya untuk mencairkan suasana diantara mereka. "Ah elah. Lu ya, bener-bener." Ucap Haziq ketika menyadari bahwa yang dilontarkan Luna hanyalah sebuah candaan belaka.

Ketika telah sampai ditempat tujuan, mereka kembali melanjutkan pertandingan kecil-kecilan itu. Dan tanpa terasa waktu yang telah ditentukan untuk yang kedua kalinya pun telah berakhir. Sampailah pada saat dimana mereka akan menemukan pemenang yang dapat mengambil potret sebanyak-banyaknya dengan syarat harus dengan kualitas yang bagus dan tidak ada minus sama sekali.

Dan didapatkan lah bahwa yang menjadi pemenang dari pertandingan ini adalah ........Lunaa. Selamat kepada Luna yang telah memenangkan pertandingan ini dan akan mendapatkan privilege berupa traktiran dari Haziq, dan tentu saja Luna yang akan menentukan tempat mereka akan makan siang.

Luna lah yang kali ini membawa mobil, karena ia tidak ingin Haziq mengetahui tempat makan seperti apa yang ingin ia singgahi. Setiba nya ditempat tujuan, Haziq dikejutkan dengan pilihan Luna. Pasalnya Luna memilih Kedai Nasi Padang sebagai tujuan mereka untuk makan pada siang hari ini. Ya, tentu saja hal itu tidak terlalu memberatkan Haziq, dikarenakan harganya yang terjangkau dan juga memiliki rasa yang kaya akan rempah-rempah.

"Oke deh, kita sampai!" Ucap Luna bersemangat akan pilihan nya kali ini.
"Widih, naspad. Bener-bener orang Indonesia ya lu, kaga bisa kaga makan nasi." Ujar Haziq kagum disertai candaan.
"Ayo bang! gue akan habisin duit lu disini. Wahahahhaha." lawakan Luna yang tidak ada henti-hentinya.

Setelah selesai mengisi amunisi mereka pun kembali melanjutkan pekerjaan mereka. Kali ini mereka akan pergi ke Taman Kota. Tetapi sebelum sampai disana, mereka melewati sebuah bukit yang menarik perhatian mereka. Luna yang melihat hal itu terlebih dahulu, meminta kepada Haziq untuk pergi ke bukit tersebut. Setibanya mereka puncak bukit itu, mereka dapat melihat betapa indahnya pemandangan yang diberikan dari atas sana. Mereka pun mulai memotret pemandangan yang disajikan didepan mata mereka itu. Saat lensa kamera Haziq sedang mencari-cari angel yang pas, ia tanpa sengaja memberhentikan lensa nya tepat berhadapan dengan Luna yang sedang menjepret kamera nya. Jari Haziq yang entah mengapa memencet tombol Shutter dan mendapatkan foto Luna tanpa ia sadari.

"Bang, liat deh. Baguskan?" Tanya Luna sembari memperlihatkan hasil potretnya dengan rasa kagum yang tak pernah hilang dari benak nya. Haziq tanpa sadar bukannya melihat kearah kamera, melainkan melihat orang yang memegang kamera itu pun menjawab dengan spontan, "Iya, bagus banget, Indah."

———

Unexpected FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang