bab 1

477 23 0
                                    

Karena takut kehilangan lagi Dika sampai melakukan segala cara agar Ara kekasihnya selalu bersama dia. Bahkan di umur Dika yang baru 23 tahun dia sudah menikahi kekasihnya Ara 1 bulan yang lalu, tapi Dika masih takut kalo Ara sampai pergi ninggalin dia sendiri seperti orang tuanya meninggalkan dia untuk selamanya. Dika terlalu taku, dan ketakutan itu membuat Dika melakukan siasat licik agar Ara selalu bersamanya.

Hari ini Dika akan melakukan rencananya. Dia akan pergi ke luar kota untuk mengurus kantor yang ada di sana selama 3 hari.

" Mas, kamu yakin mau pergi sendiri?." Tanya Ara bingung, karena biasanya Dika tidak mau jauh darinya, tapi kenapa hari ini Dika ingin pergi sendiri tanpa dirinya. Itu membuat Ara kwartir.

" Iya Ra aku yakin, lagian aku harus ngebiasain diri supaya gak terlalu tergantung sama kamu, apalagi nanti pasti aku bakal terus-terusan bolak balik dari luar kota ke sini, mungkin juga sampai ke luar negeri. Aku gak mau nanti kamu kecapean." Ucap Dika menjelaskan kepada Ara mengapa tumben dirinya ingin pergi sendiri tanpa nya.dan juga supaya rencananya berjalan dengan lancar. Padahal dalam hati dia tersenyum senang melihat tatapan kwartir yang Ara berikan, dia tidak sabar menunggu di manja oleh Ara setiap hari tanpa batas waktu.

" Yaudah hati-hati ya, mas Dika inget ini udah siang jalanan pasti macet apalagi mas Dika pergi sendiri jadi aku saranin buat mas Dika pelan-pelan aja bawa mobilnya." Ucap Ara memberi nasehat kepada suaminya.

" Iya, Ra aku mau kis boleh? Soalnya aku pasti kangen sama morning kis kmu , kan 3 hari kita gak bakal ketemu makanya aku mau kis boleh ya."

Mendengar itu tanpa di minta Ara langsung mencium kening, kedua pipi, hidung, mata dan sedikit melumat bibir Dika.

" Makasih sayang, yaudah aku berangkat ya takut kemalaman nanti Sampek nya kalo terus mesra-mesraan."

" Iya mas, daaaa."

" Daaa juga sayang."

Setelah Dika langsung pergi dari area rumah dengan menggunakan mobil nya.

***

Dalam perjalanan Dika menghentikan mobilnya di tepi jurang. Di sana sudah ada 6 orang kepercayaannya yang menunggu nya, Dika sudah menyiapkan 1 ambulance, 1 truk bermuatan dan rumah sakit agar rencana terlihat sempurna dan Ara percaya.

" Apa kalia semua sudah siap?." Tanya Dika ketik sudah keluar dari mobilnya.

"Sudah tuan." Ucap 6 orang kepercayaan Dika yang akan membantu nya menjalankan sekenario kecelakaan ini.

***
Jam 01.00

Kring kring kring

Suara dering telepon yang membuat tidur Ara terganggu, dengan terpaksa Ara harus bangun untuk menerima panggilan telepon tersebut.

"Ck, siapa sih yang nelepon jam segini. Gak tau apa kalo jam segini itu jam nya orang buat istirahat alias tidur, ganggu banget sih." Gerutuk Ara sebal.

Setelah kesadarannya terkumpul Ara langsung mengangkat telepon tersebut.

"Hallo."

" Hallo nyonya, apakah Benar dengan istri tuan Dika?."

" Iya benar, ada apa yaa?." Tanya Ara bingung.

" Maaf mengganggu waktunya nyonya, saya hanya ingin menyampaikan bahwa tuan Dika mengalami kecelakaan di jalan xx dan sekarang sedang ditangani di rumah sakit xxx."

Mendengar suaminya kecelakaan membuat Ara pergi dari rumah dengan panik, saking paniknya Ara sampai lupa mengganti piyamanya.

Setelah sampai di rumah sakit Ara langsung turun dari mobil dan berlari munuju ruang UGD.

Ada beberapa suster dan dokter yang sedang bertugas menatap Ara dengan gemas, bagaimana tidak gemas Ara berlari dengan panik menggunakan piyamanya.

Ara yang melihat salah satu anak buah suaminya yang berada di depan pintu UGD dengan beberapa warga. Padahal ini sudah jam 2 subuh tapi mereka belum ada yang pulang kerumahnya. Ara tidak mau ambil pusing dengan mereka sekarang yang ada dalam pikirannya itu bagaimana keadaan suaminya. Dan bagaimana bisa suaminya kecelakaan.

" Apa yang terjadi dengan mas Dika? Kenapa bisa mas Dika sampai kecelakaan?." Tanya Ara pada anak buah suaminya dengan suara bergetar menahan tangis.

" Mobil yang tuan kendarain rem nya blong nyonya, dan di arah lain ada truk bermuatan. Truk itu menanjak sedang mobil yang tuan kendarain turun, jadi mungkin tuan membanting stir mobil agar tidak bertabrakan dengan truk itu Nyonya. Namun naas nya mobil yang tuan kendarain jatuh ke jurang." Jawab anak buah Dika.

Ara hanya diam dan mendengarkan penjelasan anak buah suaminya dengan seksama.

Tak lama dokter keluar dari ruangan UGD. Melihat itu Ara langsung bertanya kepa dokter bagaimana keadaan suaminya.

Diam-diam bawahan suaminya tersenyum tipis melihat betapa kwartir dan panik Nyonya nya dengan keadaan tuan nya.

" Bagaimana keadaan suaminya saya dok?." Tanya Ara langsung dengan nada kwartir.

***
Hay semua

Selamat membaca, maaf kalo cerita aku gak jelas. Soalnya cerita ini aku buat murni karena kegabutan aku.

ILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang