Jungwon merinding.
Ia mendengar kabar bahwa penghuni rumah tepat di kanan rumahnya ditemukan tewas mengenaskan.
Saat itu Jungwon sedang menginap di rumah temannya karena terjebak hujan dan tidak bisa pulang. Ia benar-benar terkejut saat mendapati garis polisi di rumah tetangganya ketika pulang.
"Huh, benar-benar kejadian tidak terduga," gumam Jungwon sambil menatap langit malam yang gelap.
Ia terpaksa keluar rumah malam-malam untuk mencari toko kue. Ini semua karena sepupunya yang mendadak bilang akan berkunjung besok pagi dan meminta disuguhkan cookies.
Benar-benar tamu tidak tahu diri.
"Pukul sembilan malam begini ... toko kue mana yang masih buka?" Jungwon jadi bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Memang sepupunya itu tidak bilang kalau Jungwon harus beli, namun Jungwon terlalu malas untuk membuat cookies untuk sepupu berisiknya itu.
Kaki Jungwon jadi melangkah tak tentu arah. Ia sudah melewati toko kue langganannya dan toko itu sudah tutup. Tentu saja, Jungwon memiliki kontak sang pemilik, namun ini sudah terlalu larut untuk memesan kue. Ia hanya akan menerima penolakan jika memesan untuk besok pagi.
Suasana malam yang sepi ditemani suara binatang malam yang menjadi teman langkah kaki Jungwon. Kota tempatnya tinggal bukanlah kota besar, wajar saja pukul 9 sudah sepi. Bahkan di jalan raya pun tidak terlihat satupun kendaraan yang melintas. Sungguh cocok sebagai lokasi pembunuhan.
'Aku ini memikirkan apa, sih.'
Jungwon menggeleng. Mengusir pemikiran buruknya. Tapi, suasananya sangat mendukung. Jungwon jadi kembali berkhayal yang tidak-tidak. Pikirannya melayang membayangkan pembunuhan kemarin malam, mengira-ngira apa yang terjadi pada tetangga baiknya itu.
Sibuk melamun, Jungwon tidak sadar sudah sampai diujung jalan. Disitulah Jungwon menyadari eksistensi sebuah toko kue dengan lampu menyala. Tertulis jelas di depan nama toko itu.
Grootmoeder's Cake Shop.
Jungwon memiringkan kepalanya. Ia tidak pernah mendengar tentang toko itu. Tapi, bangunannya terlihat sudah tua, tampak sudah lama didirikan.
Ah, masa bodoh dengan nama yang asing dimatanya. Jungwon lebih peduli dengan lampu menyala dan papan open di depan pintunya; menandakan bahwa toko tersebut masih buka.
Ia tanpa ragu memasuki toko, membuat bel kecil berbunyi dan sebuah suara lemah menyambutnya.
"Selamat datang di Grootmoeder's Cake Shop. Kue apa yang kau butuhkan malam-malam seperti ini, Nak?"
Jungwon tidak bisa menyembunyikan raut terkejutnya. Seseorang dengan wajah keriput yang berjalan dengan tongkat yang menyangga tubuhnya. Singkatnya, seorang wanita lanjut usia menyambutnya datang ke dalam toko ini. Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, berusaha mencari pegawai muda di toko ini.
"Mencari apa, Nak?" Wanita tua itu bingung.
"Um ... maaf, Nek. Apa tidak ada pegawai lain di sini?" tanya Jungwon dengan sopan setelah menyadari betapa sepinya toko itu.
"Aku tidak memperkerjakan orang disini, Nak. Apa aneh melihat nenek tua ini yang menyambutmu?"
"A-Ah, bukan begitu ...," Jungwon menggeleng keras. "Mohon maaf atas perilaku tidak sopanku sebelumnya, Nek," katanya, seraya membungkuk beberapa kali pada wanita dihadapannya.
"Tidak masalah, Nak. Jadi, kue apa yang kau butuhkan?"
"Ah, aku butuh beberapa cookies cokelat untuk besok pagi. Apa bisa ...?" tanya Jungwon pelan.
"Tentu saja, Anak Muda. Untuk waktunya bisa lebih spesifik?"
"Um ... mungkin sekitar pukul---"
Bruk!
"Suara apa itu ...?"
"Maaf, mungkin kucingku, Lulu, menjatuhkan barang dibelakang," kata wanita tua itu. "Bisa ulangi kata-katamu tadi, Anak Muda?"
"Oh, mungkin sekitar pukul tujuh."
Wanita itu mengangguk mengerti, "Kau bisa mengambilnya setengah jam lebih cepat, Nak."
"Baik, Nek. Aku akan kembali lagi besok pagi. Terima kasih banyak!" Jungwon membungkuk sekali lagi dan keluar dari toko tua itu.
Wanita itu terkekeh, "Anak muda yang sopan."