Kegiatan hari ini ditutup dengan ziarah ke makam Sunoo. Haerin langsung tertidur karena lelah menangis di pemakaman.
Yah, Jungwon tidak heran. Haerin memang sangat dekat dengan Sunoo. Wajar saja ia merasa begitu kehilangan.
Jungwon mengaduk kopinya, menghasilkan suara dentingan antara sendok dan gelas. Sebagai mahasiswa tingkat akhir, Jungwon memiliki banyak tugas. Mau tak mau ia harus begadang malam ini. Lagipula ia sudah tidur tiga jam sebelumnya, sekarang pukul 11.58 malam. Tidak masalah jika Jungwon begadang hingga subuh.
"Mari kita lihat, tugas apa saja yang sudah menunggu ... e-eh?"
Prang!
Jungwon menjatuhkan gelas. Air panasnya menyiprat kemana-mana, namun ia tidak bisa menghindar. Tubuhnya tidak bisa di ajak kerjasama.
Ia meringis, kemudian menatap jam dinding yang tepat menunjukkan pukul 00.00. Seketika tubuhnya terjatuh tanpa Jungwon bisa menahannya.
Rasanya seperti dikendalikan dan Jungwon tidak bisa mengambil alih tubuhnya lagi.
Kulitnya perih karena terkena kopi yang tumpah. Sepertinya sedikit terbakar.
Sebuah langkah kaki mendekat pada Jungwon. Dengan posisi tidak bisa menggerakkan tubuh bahkan lehernya, Jungwon hanya bisa menatap lurus kaki yang tidak lagi mulus itu, disusul suara khas seseorang yang ia temui semalam.
"Lulu, kemari."
Mata Jungwon membulat ketika seekor kucing dengan tanduk rusa dan mata merah berlari ke arah asal suara dengan tubuh berlumuran darah.
Jungwon merasa aneh.
Arahnya ... bukannya dari lantai atas?
Jungwon ingin menghapus pikiran buruknya. Namun ia bahkan tidak bisa mengeluarkan suaranya. Terlebih sobekan pakaian yang dibawa oleh kucing itu, membuat pikiran Jungwon semakin berkecamuk.
Tidak mungkin, 'kan ... Haerin dicabik-cabik oleh binatang itu?
"Terima kasih karena sudah memesan kue di tokoku, Anak Muda."
Ya. Itu adalah suara nenek pemilik Grootmoeder's Cake Shop. Jungwon tidak mungkin melupakan suara tua itu.
"Ditambah dua orang maka kau tidak akan kelaparan selama satu minggu, Lulu. Ambil dan habiskan makananmu tanpa sisa."
Meong~
Mengerikan. Kucing dengan penampilan seram mengeong dengan lembut pada pemiliknya.
Kucing aneh itu berjalan mendekat dan mendekat. Kemudian mencabik-cabik mangsanya dengan ganas seolah kelaparan.
Jungwon hanya bisa menangis hingga tewas. Suaranya tak berfungsi, menggerakkan mulut pun tidak bisa. Ia hanya bisa meneteskan air mata sambil berharap Haerin baik-baik saja.
Ini salahnya karena memesan kue di toko aneh yang bahkan ia tidak pernah mendengarnya.
"Lulu, bukankah lebih enak daging manusia yang lain?" kata wanita tua itu ketika Jungwon benar-benar sudah tidak bernapas.
Meong!
Sebuah seringaian muncul di wajah tua itu. "Mari kita coba ramuan yang lainnya, Lulu. Sudah cukup, 'kan, makanmu?"
Meong!
Ia terkekeh, kemudian menggerakkan tongkatnya dan menghilang dari rumah Jungwon.
***
Kembali ditemukan dua jenazah di dalam sebuah rumah. Kedua korban tidak berbentuk sempurna, persis seperti kasus yang sebelumnya terjadi.
Uniknya, lokasi kejadian berdekatan. Rumah korban---
Beomgyu mematikan televisi yang masih menampilkan kasus pembunuhan misterius di kota terpencil sejak tiga hari yang lalu. Ia menatap kakaknya yang sedang mengeringkan rambut, "Bukankah kasus ini mirip seperti kasus 200 tahun yang lalu, Kak Soobin?"
Choi Soobin, yang sedang mengeringkan rambut, menoleh. Ia menjawab dengan singkat, "Ya."
Beomgyu langsung berlagak seperti detektif handal yang sedang memecahkan kasus kriminal paling sulit di dunia. Dahinya berkerut, "Dulu katanya ada pembantaian habis-habisan klan penyihir hitam oleh klan penyihir putih. Katanya, salah satu anggota klan penyihir hitam berhasil kabur dengan hewan peliharaannya."
"Cukup sampai situ. Aku tahu apa yang kamu coba katakan," sela Soobin sambil melempar handuknya ke sembarang tempat.
"Ayah dan ibu mungkin gagal menangkapnya. Tapi kita tidak boleh gagal," lanjut Soobin.
Beomgyu mengangguk setuju. "Benar. Kita akan sibuk dalam satu minggu ke depan."
"Ini sudah menjadi tugas kita sebagai penerus klan penyihir putih."
END.
.
.
.Seperti biasa, ceritaku selalu berakhir enggak jelas wkwk.
By the way, aku terinspirasi dari salah satu prompt di kontes wattpad fanfic. Tadinya mau ikut kontesnya, tapi aku enggak ada ide buat Halloween😔
Terima kasih banyak yaa sudah membaca sampai sini ♡
Sampai jumpa di ceritaku yang lain.