prolog

57 3 1
                                    

Assalamualaikum
Selamat datang di cerita ku
Maaf kalo masih banyak salah
Gak ada sesuatu yang sempurna kecuali milik Allah semata

(happy reading)
.
.
.
.
.
.
.
.

" Ya Allah... Gus Fahmi... " Wanita tersebut menundukkan tubuhnya menatap anak tersebut.

Yang dipanggil gus Fahmi itu tersenyum memperlihatkan giginya lalu mencium kedua tangan suami istri tersebut bergantian.

" dalem.... Cebental ya mbak... Tak panggilkan umik.... " gus fahmi kecil berlari masuk kedalam untuk memanggil kedua orang tuanya.

" mbaknya cama mac duduk dulu... " teriak bocah tersebut sebelum benar-benar masuk ke dalam.

Beberapa menit kemudian mereka dipersilahkan untuk duduk disofa ruang tamu.

Kedua orang tua gus kecil tadi pun datang, pasutri muda itu pun menyalami keduanya bergantian dengan penuh rasa ta'dhim.

" Ya Allah udah nggendong aja loh mbak syira... " umi hana menoel pipi gembul bayi yang berada digendongan sang ibu.

" Alhamdulillah umi.... "

Pasutri muda itu menyampaikan maksud kedatangannya untuk mengundang umi hana dan abi ihsan beserta keluarga diacara tujuh bulanan sang anak.

" Sebentar ya mbak..." Abi ihsan mulai unjuk suara.

" Saya kok baru tau sampeyan pun nggadah yoga.... Bukane ndek niko mantun program bayi tabung tapi... "

Syira tersenyum sambil mengangguk, ia tahu lanjutan kalimat yang akan diucapkan gurunya itu.

" Nggih kok bi... " ia menatap sang suami, pria itu menganggukkan kepalanya dengan senyum simpul.

" Kanaya niki panci sanes yoga kulo piyambak.... Tapi yogane kembaran kulo... Mas Syihab... "
Syira memang sulit untuk mendapatkan keturunan dikarenakan faktor kesuburannya. Dan empat bulan yang lalu kakak kembarannya syihab menyerahkan putri keduanya kepada sang adik.

" Mbak ciya.... " suara gus kecil dari arah pintu mengalihkan atensi semua orang.

Syira tersenyum simpul melihat gus kecilnya itu. Gus Fahmi menghampirinya, menatap sang putri yang berada digendongannya.

" Mbak ciya punya dede kecil ya? " Tanya dengan ekspresi lucu.

" enggeh gus.... Nopo'o? " Diusapnya kepala sang gus kecil yang kini tak memgenakan pecinya. Anak itu menatap kedua orangtua nya.

" Umi.... Fahmi pengen punya dede juga...." pintanya dengan nada lucu, bibirnya sedikit dimanyunkan.

Abi ihsan terkekeh mendengar penuturan putra kecilnya.

" Mi... Anakmu minta adek tuh..." Umi hana mencubit lengan sang suami.

" Aduh sakit mi... Udah-udah... "

Syira kembali mengusap kepala si gus, mengisyaratkan agar duduk di sampingnya. Gus Fahmi pun menurut.

" Kenapa mbak? " tanyanya dengan rona sedikit bingung.

" Mas anggep aja dek Kanaya itu dedeknya mas juga... "

Abi ihsan menatap sang istri yang juga tengah menatapnya pula. Keduanya tersenyum, umi hana mengangguk pelan saat melihat tatapan sang suami.

"Emang boleh ya mbak? "

" Boleh dong.... " Syira menatap irfan yang tengah tersenyum kepadanya.

" Iya kan mas.... " Irfan mengangguk pelan sembari menatap gus kecil.

" boleh kok gus.... "

Anak lelaki itu pun tersenyum manis dengan netra menatap bayi perempuan digendongan syira.

" Belalti dede Kanaya halus pahmi jaga ya bi.... " Netra jelaga itu berganti menatap ayahandanya.

" Iya sayang.... " jawab Abi ihsan dengan senyum khasnya



Tbc

Segini dulu....
Wassalamualaikum....

Tandain kalau ada typo

My Ghobir HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang