kalih

17 2 0
                                    

" Bertindaklah layaknya kamu senantiasa di awasi oleh sang maha kuasa...
Jauhi saya... Saya tidak nyaman dengan ini semua !
Apa patut seorang gus berkhalwat dengan santriwatinya? "

~Nadira kanaya hisyam


Hari ini, hari pertama nadira menjadi santri resmi di sana. Hana, selaku pimpinan santri putri disana memilihnya agar ikut dengan ndalem seperti halnya sang ibu dulu. Namun ia menolaknya, Nadira lebih memilih tinggal di asrama beserta santri yang lainnya.

Ia tinggal di asrama blok c gedung khadijah. Di sana ia tidur dengan 3 santri yang kebetulan semua berusia di atasnya. Namun mereka ada yang sekolahnya satu tingkat di bawahnya juga, maklum dia dulu sekolah 2 Tahun lebih awal dari seharusnya.

" Na... Ayo ndangan... Mariki pak mif selak budal loh..." Si paling rajin, karin namanya. Sudah dari tadi ia rada cape dengan omelan nih bocah.

Ngomong-ngomong dia tuh temen sekamar plus sekelasnya juga. Anaknya rajin, centil, rada jahil apalagi sama para gus kecil. Jahilnya gak ketolong, sering buat para gus kecil nagis pula. Tapi anaknya lumayan pinter, terutama dibidang gambar -menggambar.

" Iyaa karintulll.... Niki sampun mantun kok.... Tinggal cap cus berangkat... Yok! "

Mereka berdua pun berangkat duluan, mengingat Nadira murid pindahan jadi ia harus lebih awal datang untuk menyelesaikan berkas-berkasnya yang belum selesai.

Di pertengahan perjalanan menuju gedung sekolah formal, mereka tak sengaja berpapasan dengan 2 gus mereka. Mereka pun langsung berhenti lalu menunduk.

" Tuh am... Kurang gimana lagi putrinya mbak syira... " Nafi', putra pertama abi ihsan yang sudah memiliki 3 orang putra, menyenggol lengan sang adik yang hanya melengos saja saat melihat nadira dan temannya.

Mendengar penuturan gusnya yang ia rasa menyangkut dirinya, ia pun sedikit mengangkat wajahnya untuk menatap kedua gus tersebut.

Pria dengan kaos oblong hitam menatapnya, saat pandangan mereka bertemu buru-buru keduanya menatap ke arah lain.

" Aciah... Saya sama karin jadi obat nyamuk deh kayaknya... "

Beberapa saat kemudian setelah kedua gus tadi pergi, mereka kembali berjalan menuju gedung sekolah.

" Na... Amu mariki nang kantor sek berarti... " karin membuka suara dengan terus melangkah.

" iya... Soale buku raportku durung tak setorke "

Bangunan berlantai dua dengan cat hijau menyambutnya, beberapa siswa-siswi yang berasal dari luar pondok mulai berdatangan.

" Kantore nang sebelahe koperasi kae loh... " telunjuk karin mengarah pada sebuah bangunan dengan arsitektur kejawen yang begitu kental. Joglo khas jawa yang merupakan bangunan kantor SMP Unggulan Al-hikmah.

Nadira ndomblong menatap bangunan tersebut, kagum akan aura-aura jawi nya. Kepalanya mengangguk pelan, ia sedikit geleng-geleng tak percaya.

" Masih ada ya ternyata bangunan klasik seperti ini... "

Sebuah motor supra melewati mereka berdua, dan yaps. Karin langsung menatap tajam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Ghobir HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang