1

7 1 0
                                    

Happy reading!!!

" Sekian perkenalan kita pada hari ini. Praktek kerja industri kalian baru akan dimulai Besok. Hari ini kalian boleh berkeliling untuk lebih mengenal seluk beluk kampus ini". Diakhiri dengan senyum manis yang terpatri pada wajah manis seorang pria yg sedari tadi menjelaskan apa saja yang akan mereka lakukan nantinya pada saat PKL selama 6 bulan kedepan.

Dia adalah alfyan regantara, mahasiswa semester 5 fakultas teknik informatika di regant's university Lelaki yang memiliki bola mata hitam sekelam malam dengan hidung mancung dengan rahang yang tegas menambah kesan berwibawa pada dirinya.

Ia dan kelima temannya diberikan tugas secara khusus dari rektornya untuk membimbing beberapa siswa dan siswi dari tingkat SMK yang telah memilih untuk melakukan kegiatan PKL di kampusnya.

Fyan menghela nafas lelah. Hari yang melelahkan akan ia lalui selama 6 bulan kedepan.

Pandangannya mengarah pada siswi SMK berhijab yang sedari tadi hanya diam menunduk sewaktu ia menjelaskan beberapa peraturan di kampusnya. Sekilas mereka bertemu pandang, akan tetapi wanita itu membuang pandangannya ke arah lain.

Fyan mengerutkan keningnya. ' apa ada yang salah sama muka gue?'. Tanyanya dalam hati.

Fyan meraba wajahnya lalu menggelengkan kepalanya dan terkekeh perlahan.

"Baiklah, saya pamit dulu soalnya masih ada urusan, assalamualaikum" sambung fyan.

"Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh kak fyan" jawab mereka serempak.

_________
" Eh ca, ngapain nunduk terus, duit Lo jatoh apa gimana?" Siswi berambut ikal menepuk pundak teman sebangkunya.

Eca tersentak, beralih melihat Meylani Widuri  atau kerap kali disapa Mey itu. Eca menggeleng perlahan. " Gapapa kok Mey. " Sambil memamerkan senyum terbaiknya.

Mey merotasikan bola matanya lalu berdecak kesal " ca jilbab Lo berantakan." Sahut Mey.

Eca mengambil cermin di dalam tasnya dan merapikan hijab yang ia kenakan. Tak terasa sudah 3 tahun ia memantapkan hati untuk tetap mengenakan hijab. "Makasih Mey udah ngingetin".

"Sama-sama ca"

"Mey mending kita keliling yuk." Seru Eca sambil membenahi bukunya.

"Ayok deh. Sekalian nyari kantin, gue laper" sahut Mey cengengesan. " Woi matahari cepetan jangan lemot gue laper" sambung Mey.

"Nama gue mentari, bukan matahari" mentari berdecak sebal. Selalu saja sahabatnya yang satu ini mengganti namanya.

Eca tertawa pelan. Sangat menyenangkan melihat Mey menganggu mentari.

Mereka pun berjalan menyusuri koridor kampus yang begitu besar. " Huh gue capek banget". Keluh mentari. Sejak tadi memang mereka bertiga mengelilingi kampus tapi tak menemukan kantin.

"Kak boleh nanya gak? Mey memberanikan diri bertanya.

"Mau tanya apa dek" sahut mahasiswi itu.

"Kantin dimana ya?" Tanya Mey.

" Oh kantin, lurus aja dek habis itu belok kiri,". Sambungnya. " Makasih kak" Mey menarik kedua temannya menuju kantin. Karena sejak tadi perutnya asik berdemo minta diisi.

Sesampainya di kantin, mereka mengendarakan pandangan lalu mendesah pelan. Tak ada tempat yang kosong.

"Yaudah matahari Lo pesan makanan biar gue sama Eca yang nyari tempat kosongnya." Kata Mey

"Oke katanya indah sama Vanya nyusul. Baru aja ngirim pesan ke gue. Lo berdua mau pesan apa? " Tanya mentari

"Gue nasi goreng aja minumnya es teh manis" sambung mey

hijrah cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang