Chapter 5

1.1K 181 15
                                    

Miya Osamu

| Jangan keluar malam-malam.

Siap. |

| Kalau mau keluar bilang aku.

Iyaaa Miya Osamuuu. |

| Aku cuma ngasih tau.

Aku tauu. |

[Name] tersenyum kecil melihat pesan yang dikirim oleh Osamu. Semenjak ia bercerita kepada kawan-kawannya tentang ia diikuti, mereka bertiga mulai protektif. Menurutnya wajar, sekedar menjaga diri dan di lindungi. Apalagi Osamu, ia terlalu banyak menjaga dirinya, sekedar mengantar pulang sekolah, atau menawarkan dirinya untuk mengantar-jemput. Sebenarnya ia tak masalah, malah lumayan bagus buatnya karna ada teman mengobrol saat diperjalanan.

Tapi meskipun ada Osamu pun rasanya ia tetap saja di ikuti, entahlah hanya perasaannya atau— yah dia tak ingin memikirkan kemungkinan yang akan terjadi kepadanya, dalam artian buruk.

[Name] sadar jika Osamu memiliki perasaan kepadanya, siapa sih yang tidak tahu? Perlakuan Osamu ke [Name] itu berbeda. Cowok itu rela saat latihan pun masih mengantarkan dirinya untuk pulang. Bahkan pagi-pagi sudah ada di depan rumahnya. Effort nya patut di acungi jempol. Tapi [Name] selalu meminta maaf kepada Osamu meskipun dalam hati jika perasaannya tak bisa dibalas kan.

Karena dari awal [Name] menganggap Osamu sebagai kakak laki-lakinya, bukan sebagai lawan jenis.

***

Derap langkah kaki terdengar dengan cepat. Di gelapnya malam yang hanya di terangi oleh bulan purnama dan lampu remang-remang sepanjang jalan membuat [Name] resah.

Suasana mencekam, [Name] hanya menatap lurus, terkadang melirik dari ujung matanya. Di belakangnya ada seseorang yang mencurigakan. [Name] tahu jika di belakangnya ada penguntit yang mengikutinya sejak lama. Sejak ia masuk sekolah menengah atas, hari-harinya dipenuhi oleh kecurigaan.

"Seharusnya aku meminta Osamu untuk menemani ku," gumam sang gadis, menambah kecepatan jalannya. Ia tahu kalau penguntit nya ini sangat cepat dalam berlari, alhasil ia tak ingin mengambil resiko meskipun ia hanya berjalan saja sudah membuatnya takut.

Kenapa juga ia harus pulang telat dari tempat les nya. Dan seharusnya Suna lewat arah sini, karena katanya ia ada urusan di sekitar tempat les nya.

Menghela napas frustasi, [Name] melihat ke belakang. Tak ada siapapun. Apa jangan-jangan selama ini ia hanya berhalusinasi?

Tak mungkin.

Ia bisa mendengar jelas derap langkah kaki selain milik dirinya, terkesan lebar dan cepat. Apalagi tengkuknya yang merinding. Ia tak pernah salah dalam melakukan apapun, bahkan meneliti keadaan sekitar.

[Name] kembali jalan, ia tak peduli. Karena sekarang prioritasnya adalah rumah.

Tanpa gadis itu sadari bahwa ia baru saja dijadikan objek foto. Berulang kali tombol di klik memuat banyak foto, dalam perangkap handphone tersebut. Lelaki itu tersenyum puas, melihat objek fotonya terlihat waspada karena dirinya sendiri.

"Selalu cantik."

***

Ruangan yang gelap itu di nyalakan, ketika dinyalakan terlihat banyak foto di dalamnya, berisi foto perempuan dengan wajah yang sama. Membuat lelaki yang baru saja memasukinya tersenyum lebar.

Ia mendekat ke arah tembok, menempel foto yang baru saja ia dapatkan. Mengelusnya dengan lembut, lelaki ini masih mempertahankan senyumnya, bahkan tak luntur sedikitpun.

"Kapan kamu bisa lihat ruangan ini ya?"

*

*

*

TBC

ampuni saya🙏🏻🙏🏻🙏🏻

baru update sekian lamanya, bukannya nambah skill malah mentok disitu mulu😔😔

🚩𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐕𝐄; s.rintarouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang