Bab IV. Sebuah Keindahan yang Mampu Menarik Perhatian sang Raja Kegelapan

30 2 1
                                    

Di atas singgasana berbahan dasar batu alam, Raja Diabolos duduk sambil menikmati beberapa botol arak yang disediakan oleh bawahannya. Arak tersebut dibuat dari buah anggur yang ketika ditanam, bibit-bibitnya disirami dengan darah babi. Menurut Akuma, rasanya lebih nikmat jika ditanam seperti itu.

Langit hampir memanasi bumi dan senyuman di bibir Akuma tidak luntur sama sekali. Membuat semua Diabolos di sekelilingnya bertanya-tanya. Hal apa yang dipikirkan oleh sang raja sehingga dia terus-menerus menaikkan kedua sudut bibirnya?

"Apa kau sudah tidak waras, Akuma?"

Perhatian mereka teralihkan. Suara serak dan tidak enak memasuki indra pendengaran mereka. Di depan pintu, sesosok wanita tua dengan tunik hitam legam memasuki aula kerajaan dengan angkuh. Ketika dia berjalan, semua Diabolos yang berdiri di samping menyingkir. Memberi jalan pada wanita tersebut.

Mata yang memiliki bentuk persis seperti burung Tyto Alba itu melirik acuh tak acuh pada wanita yang berjalan ke arahnya dengan santai.

"Ada urusan apa kau ke sini?" Dia bertanya dengan enggan. Mengambil botol arak yang lain dan menenggak layaknya air biasa.

"Berikan sikap yang pantas padaku. Jangan lupa bahwa aku juga pernah menjadi penguasa kaum Diabolos."

Wanita tua itu memberi beberapa kata yang membuat Akuma meludah ke kakinya. "Kau berkuasa sebelum aku lahir."

"Akuma Lucifera!" Dia berteriak memanggil nama Akuma, tetapi pihak yang dibentak tidak peduli.

"Diam, Flaga. Apa yang kau mau?" Akhirnya, Akuma memberikan perhatiannya pada wanita itu. Jika tidak, aula ini akan berubah menjadi kebun bunga bila dirinya masih belum menanggapi kehadiran makhluk campuran itu.

Akuma paling benci dengan keberadaan makhluk di depannya ini. Dia adalah Marisol Flaga. Diabolos setengah Fairy. Beberapa ratus tahun lalu, wanita ini sempat menjadi ratu dan dijatuhkan oleh Raja Caim setelah 200 tahun berkuasa.

Flaga tidak terlihat seperti Fairy. Penampilan fisik sepenuhnya Diabolos. Hanya bola matanya saja yang berwarna hijau muda, sama seperti ibunya. Karena dia dibesarkan di wilayah Diabolos, sifatnya pun mengikuti akal para iblis itu. Tidak ada sedikit pun menurun dari ibunya yang seorang Fairy. Banyak Diabolos, bahkan juga para Fairy bertanya-tanya mengenai hubungan ayah dan ibunya. Namun, dia sendiri juga tidak tahu tentang kedua orangtuanya karena sejak kecil dia dirawat oleh ayahnya tanpa sosok ibu. Dia juga tidak bertanya hal-hal seperti di mana ibunya? Atau apakah dia punya ibu atau tidak. Karena ayahnya juga jarang berbicara dengannya.

Selain karena Flaga cerewet dan angkuh, Akuma benci dengan penampilannya. Tua dan berkeriput. Sangat jelek di matanya, merusak pemandangan.

"Aku ingin menguasai wilayah Fairy. Apa kau tidak berniat membantai mereka juga?"

"Marisol Flaga. Kami sedang berurusan dengan kaum Werewolf." Bukan Akuma yang menjawab, melainkan salah satu Diabolos di sana yang menyahut. Beberapa Diabolos lain ikut mengangguk, menyetujui perkataan iblis itu.

Flaga melirik ke samping dengan ujung matanya, lalu melihat Akuma yang sibuk meminta botol arak lagi.

"Lalu mengapa? Serang saja Fairy."

Osiris Darcio yang berdiri di sebelah Akuma menjawab untuk mewakili rajanya. "Fairy dan Werewolf bersahabat sejak lama. Jika kita menyerang Fairy, otomatis para Werewolf akan datang dan melindungi mereka."

Mendapatkan penjelasan tersebut tak membuat Flaga mengerti. Dia malah mengata-ngatai mereka. "Lemah. Ketika aku memimpin, kami semua menyerang kelima kaum. Mengapa kalian lembek ketika berhadapan dengan Werewolf? Lucu sekali!"

Through the Dark Side Story: The King of Darkness and His Wound LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang