7. Salting

606 91 7
                                    

"Jungkook!! Sini Lo!" Ucap Jimin.

Ia menghampiri Jungkook. Padahal Jimin sedang ada kelas, tapi ia malah lebih pilih membolos hanya untuk menemui pria yang katanya pacarnya ini.

Mendengar panggilan Jimin, Jungkook pun langsung bergegas menghampiri pria itu di luar kelas.

"Kenapa sayang?"

"Sayang-sayang pala Lo peyang!"

"Lo ngapain sih pake segala bilang ke mamih kalo Lo pacar gue?" Ujar Jimin. Tangannya telah terlipat didepan dada. Sambil punggungnya bersandar di dinding belakangnya.

"Kenapa?" Tanya Jungkook. Kemudian tangannya ia tumpukan pada dinding. Sedangkan matanya menatap Jimin tajam, mencoba mengintimidasi pria ini dari balik kaca mata bulatnya. "Ya karena kamu emang pacar saya Jimin"

"Capek banget gue ngomong sama orang tolol kayak Lo! Sampe mulut gue berbusa sekalipun, otak Lo nggak bakal nangkep apa yang gue maksud" Ucap Jimin. Tangannya menunjuk-nunjuk kepala Jungkook. Seolah menegaskan kepadanya jika sesuatu yang ada di dalam tengkoraknya itu tak lebih besar dari sebuah biji jagung.

Bukannya merasa terhina, Jungkook malah mengambil tangan Jimin dengan tangan kanannya. "Terserah kamu mau bilang saya tolol, bego, gila, atau apapun. Yang jelas, saya cinta sama kamu Jimin"

Kemudian, ia mencium punggung tangan Jimin dengan lembut.

Perbuatannya sukses membuat pipi Jimin merona, serta jantungnya berpacu dengan sangat cepat. Ia sendiri pun tak tau mengapa bisa merasakan semua ini.

"Najis Jungkook! Jijik banget anjing. Tangan gue... Harus gue bilas pake tanah ini mah bangsat" Ucap Jimin sambil meng-elap punggung tangan nya dengan baju milik Jungkook.

"Nggak usah sok-sok jijik padahal kamu sendiri salting"

"Gila kali gue salting" elak Jimin. kemudian, ia malah kabur dari hadapan Jungkook.

"Mau kemana?" Tanya Jungkook sambil berjalan mengikuti Jimin.

"Kelas lah pake nanya"

Jungkook tertawa mengejek. "Nggak percaya, orang kamu aja bolos buat ketemu sama saya kan?"

Jimin semakin malu. Duh mau di taruh dimana muka Jimin saat ini.
"Berisik Lo ah"

Tak peka dengan keadaan, Jungkook malah merangkul pinggang kekasihnya. Ia ingin mengikuti kemana pun Jimin pergi. Walaupun itu berarti ia harus membolos, Jungkook terima saja yang penting bersama dengan Jimin.

"Nggak usah pegang-pegang dibilang!"

Jimin menepis tangan Jungkook dari pinggangnya. Bibirnya cemberut.

Melihatnya, Jungkook jadi gemas sendiri dengan tingkah Jimin. Ia tertawa renyah sambil bersandar di pundak Jimin.

Sedang Jimin pun langsung membeku.

Pria itu terdiam ditempatnya selama Jungkook belum memindahkan kepalanya dari pundak Jimin.

Namun sudah cukup lama waktu berjalan, dan suara tawa Jungkook bahkan sudah menghilang, namun Jungkook tak lekas menyingkir.

"Jimin... Kamu kenapa diem aja?" Tanya Jungkook. Tak kunjung mengangkat kepalanya.

"L-lo berat. Minggir"

"Hmm nggak mau" Jungkook kekeuh. Bukannya menyingkir, ia malah semakin menenggelamkan kepalanya di pundak Jimin. Bahkan hingga mencapai ceruk leher lelaki itu. Lalu tangannya mulai bergerak melingkari pinggang Jimin. Dan memeluknya dengan sangat erat.

"Lo nyaman Jimin" Ucap Jungkook.

Jimin terdiam. Entah mengapa ia juga merasakan apa yang Jungkook tengah rasakan. Nyaman. Seperti itulah perasaan Jimin. Bukan apa-apa, hanya saja tubuh Jungkook terasa hangat ditengah cuaca Seoul yang sedang dingin ini.

Gangsta || Kookmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang