12- Homey?

2.6K 115 71
                                        

Gak muluk-muluk. Boleh bagi vote + komennya gak? 🫴

***

"Baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baik. Mohon ditunggu ya Pak, Bu." Audrey tersenyum ramah. Ia bergerak cepat melakukan pekerjaannya untuk menggantikan waktu yang terpakai sebelum-sebelumnya.

"Au, lo sibuk? Gue mau ke toilet bentar. Bisa tolong angkatin barang yang di gudang itu gak? Bawa ke lantai tiga. Gue kebelet banget sumpah!!" Via merapatkan kakinya dengan badan yang bergidik beberapa kali.

"Iya, bisa kok. Udah sana ke toilet! Nanti kamu ngompol lagi," ledek Audrey dibalas kekehan kecil dari Via.

Setelah mengantarkan catatan pesanan, Audrey beranjak menuju gudang. Sudah ada kardus besar bertengger di sana. Ia mengambil napas panjang sebelum mengerahkan kekuatannya untuk menggendong kardus tersebut.

"Duh, lumayan berat juga. Ayo, Au! Kamu pasti bisa!" Menyemangati dirinya sendiri. Audrey tidak mau mengecewakan rekan-rekannya lagi hanya karena imunnya terlalu lemah.

Kini Audrey berhasil melewati lantai dua. Langkahnya kembali tertatih menaiki tangga menuju lantai tiga. Namun tepat anak tangga ketujuh, Audrey terjengkang ke belakang sebab kakinya salah menginjak.

"Audrey!!" Feru berlari cepat dan menahan gadis itu dari belakang. "Hei? You okay?"

Dadanya bergemuruh hebat. Bahaya hampir saja menimpanya tadi jika Feru tidak sigap menolongnya. "A—Aku gapapa, Fer. Makasih."

"Hati-hati, Au." Feru memindai seluruh tubuh gadis itu, memastikan Audrey tak luka sedikit pun. "Kamu ngapain bawa seberat itu sendirian? Kan bisa minta tolong aku."

"Engga perlu, Fer. Lagian, kan, yang disuruh aku." Audrey meringis kecil seraya memijat pergelangan kakinya. "Aku mau lanjut kerja dulu. Sekali lagi makas—"

"Wait! Tadi kamu bilang ... disuruh? Siapa?" Air mukanya berubah tak sedap. Seketika Audrey merutuki kebodohannya sebab terlampau bocor bercerita pada Feru yang jelas-jelas over protective terhadapnya.

"Eum, itu..."

"Jujur." Tatapan Feru berubah tajam penuh intimidasi. Audrey menggigit bibir bawahnya panik. Ia kesuliatan mencari alasan untuk mengelak.

"Tapi ini kemauan aku, Fer—"

"Audrey? Barangnya udah lo anter?" Via tiba-tiba nongol sembari membetulkan penampilannya. Dia menatap bingung pada Feru yang memandangnya dingin. "Oh, sorry... gue ganggu ya? Kalo gitu gue cabut deh!"

Feru segera mencekal lengan cewek itu. "Gue perlu ngomong sama lo," tandasnya. "Dusnya kamu pinggirin dulu, Au. Nanti aku yang angkat. Nurut aku kali ini." Mau tak mau Audrey mengangguk.

Keduanya pergi meninggalkan Audrey dengan perasaan bersalah. 'Feru pasti mau marahin Via. Aku harus gimana sekarang?'

Di belakang café, Via dan Feru mulai berdebat. Feru menyampaikan ketidaksukaannya atas tindakan Via terhadap Audrey.

AKSARA : Be Your ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang