Bagian 1. Tentang Waktu

103 13 4
                                    

Finally ... after a long long long time

Aku berani mempublikasi kisah ini

Butuh waktu aku untuk berpikir, aku pikir ini akan membuat kecewa.

Aku takut nggak memenuhi ekspektasi kalian

*****

"Hahh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hahh ... hahh ..."

Viona terbangun di atas kasur busa dengan bulir keringan yang menetes di setiap pori tubuhnya. Netranya berkeliling menatap ke seluruh bagian ruangan yang merupakan kamarnya ini, dengan napas yang masih berat. Ruangan yang sangat gadis itu kenal walau sudah ada beberapa perubahan di dalamnya. Salah satunya, tidak ada lagi poster band korea favoritenya yang menempeli dinding, album band korea yang berjejer di rak, semuanya sudah ia jual dan beberapa lainnya ia berikan secara cuma-cuma.

Bukan karena sudah tidak suka, tetapi rasanya sudah tidak cocok lagi dengan usianya. Viona masih sering kok menonton video music band itu, di berbagai platform.

Oke, cukup dengan Viona dan sisi fangirlingnya. Kembali ke kisah hidupnya.

Gadis itu tadi bermimpi, sebuah mimpi panjang dan gila. Dimana ia balik ke tahun dimana dirinya melaksanakan kegiatan KKN, memikirkannya saja rasanya tidak mungkin. Bagaimana bisa manusia melampaui waktu? Gadis itu berpikir kalau dirinya sudah gila.

Kembali ke masa lalu jelas merupakan hal yang sangat mengerikan. Kembali menjalani hari-hari yang sudah terlewati, bahkan kembali mengulangi kejadian terburuk dalam hidup.

Belum lagi di mimpi itu bertemu dengan—yah ... you know, orang yang Viona hindari. Namun, anehnya di mimpi itu sosok Jose tidak seburuk yang Viona ingat.

'Wait ...'

Ingatannya melayang ke adegan terakhir, saat dirinya kembali bertemu dengan William dan juga Jose. Anehnya, semua itu terasa sangat nyata.

Decitan ban mobil yang menggesek panasnya aspal, dan benturan keras dengan sebuah tiang yang menjulang. Pelukan hangat dan tatapan kerinduan itu masih Viona ingat dengan jelas.

"Kenapa gue tiba-tiba mimpiin mereka?"

Viona bertanya pada dirinya sendiri, dan tentu saja tidak mendapat jawaban.

Seraya pikirannya berkelana kesana kemari, matanya tidak sengaja terpusat pada jam dinding yang menunjukkan pukul 07.25 yang membuat Viona langsung bernapas lega. Masih ada waktu tiga jam lagi sebelum dirinya berangkat bekerja menjadi guru private.

Gadis itu kembali merebahkan tubuhnya dengan mata menatap langit-langit kamar.

Menarik napas kemudian menghembuskannya. Dada gadis itu terasa memberat saat mengingat mimpinya, dimana ia bertemu kembali dengan orang-orang dari masa lalu. Terselip perasaan aneh yang singgah di benaknya, mengapa rasanya begitu nyata seolah menyapa.

So let's love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang