City Light #First

484 20 0
                                    

Even though we're goin' through it
And it makes you feel alone
Just know that I would die for you
Baby, I would die for you, yeah

Lalisa Manoban, ia tengah menikmati alunan musik dari singer favorite nya the weeknd yang berjudul die for you. Lisa sekarang berada di kedai langganan nya bigbrown yang bertempat di bukit love yang tak jauh dari pusat kota seoul.

Tempat ini adalah tempat favorite nya sambil melihat pemandangan City Light yang indah, Lisa duduk sambil menghisap bahan nikotin itu, entah sudah berapa batang ia tak sempat menghitung nya karna tengah asik dengan vibes saat ini.

Lisa merogoh ponsel nya yang terdapat disaku nya kemudian menekan aplikasi kamera lalu mengarahkan ponsel nya tepat berhadapan dengan City Light.

Cekrek

"nice"

Bibirnya tertarik keatas, melihat hasil potret nya begitu indah, Lisa memiliki beberapa gambar City Light di ponsel nya, setiap kali ia melihat City Light ia tak akan mengabaikan moment itu dengan kamera nya. iapun langsung menyimpan kembali ponsel nya di saku nya.

Lisa mematikan sisa rokok terakhir nya, kemudian mengambil ransel nya dan beranjak dari tempat duduk nya. Lisapun melangkah menuju seseorang yang berada di balik kontener kasir.

"nana..." panggil Lisa.

Seseorang yang bernama Nana itu pun langsung menoleh ke sumber suara.

"yess sweetheart, sudah mau pulang?" tanya nana, kemudian beranjak dari duduk nya dan keluar dari kontener kasir dan langsung menghampiri Lisa.

Lisa tersenyum dan menganguk. "ahh yaa, aku harus pergi karna ada beberapa urusan" ucap Lisa. Ia langsung mengeluarkan selembar uang dan langsung memberikan pada Nana.

"thank you nana" lanjut nya sambil tersenyum manis.

Nana menggeleng dengan cepat dan mendorong lengan Lisa. "ckk sudahlah aku tak menerima uangmu, kapan saja kau datang ini semua gratis, anggap kedai mu sendiri cucuku" ucap nana, tak habis pikir dengan perlakuan Lisa, ia sudah menganggap Lisa sebagai cucu nya karena ia sudah mengenal Lisa dari lama.

"nana again? biarkan aku memberikan uangku padamu, lagi pula ini bukan tentang siapa kau dan siapa aku, aku hanya membayar apa yang sudah menjadi hak mu" Lisa mendesis selalu saja nana menolak pemberian uang dari nya.

nana memukul bahu Lisa pelan. "mulut mu Lalisa! Big No oke? aku ahjumma mu, dan tak seharus nya kau membayar nya, ini kedaimu juga remember!" ucap nana tak mau kalah, karena Lisa selalu memaksanya padahal tak apa jika Lisa makan dan minum apapun itu di kedai nya, karena dia sudah menganggap Lisa sebagai keluarga nya sendiri.

walaupun tidak kandung.

Lisa menghembuskan nafas nya kasar. " huftt oke" finall Lisa.

Nanapun tersenyum, Ia langsung menarik tubuh Lisa dan memeluk nya dengan sayang, dan mengusap bahu Lisa dengan lembut.

"take care oke? jangen ngebut. jika terjadi sesuatu kau bisa menghubungiku" ucap nana, ia begitu peduli dengan Lisa, karena Lisa adalah pelanggan terlama nya dan sekarang sudah ia anggap seperti cucu kandung nya.

"of course nana, aku pergi dulu. ah ya jika butuh sesuatu kau bisa menghubungiku juga, i think bahan bahan di kedai akan kosong" ucap Lisa dengan senyuman manis nya.

Nana menganguk dan tersenyum.

.

.

.

Pleasure River Apartement

01.00 KST

Lisa memarkirkan Vespa sprint hitam milik nya di parkiran apartement nya, Lisa pun turun dan melangkah pergi kedalam lobby apartement nya.

City Light Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang