Keesokan paginya, Shena terbangun lebih awal dari Arga. Perempuan itu sengaja bangun lebih awal karena dirinya ingin melakukan olahraga pagi yang bisa menurunkan berat badannya. Pasalnya dia begitu insecure saat melihat pantulan dirinya yang begitu gemuk, meskipun Gerald berkata jika Shena terlihat kurus.
Tapi saat dirinya baru beberapa menit berlari mondar-mandir didepan kontrakannya, dia melihat Arga keluar dari kontrakan dengan wajah bangun tidurnya seraya merenggangkan ototnya yang kaku.
"lo ngapain she?" tegur Arga saat melihat istrinya berlari kesana-kemari.
"olahraga."
"pelan-pelan larinya, kasihan anak gue didalam pasti goyang-goyang." Tegur Arga begitu posesif.
Tetangga Arga yang sedang bermain dengan burung peliharannya seketika menoleh bahkan tetangga lain yang sibuk dengan aktifitas lain didepan kontrakannya sama-sama menoleh kearah Arga. Shena mendesis kesal, perkataan laki-laki itu selalu saja membuatnya malu.
"bisa diam ga. Lo kalo mau jadi bapak, gak usah lebay." Tegur Shena menghampiri Arga.
"kan gue cuma kasih tau lo, She."
Shena mendesis kesal, dia berjalan masuk kedalam kontrakannya karena sudah tidak mood untuk kembali melanjutkan aktifitasnya.
"salah lagi." Gumam Arga akhirnya ikut masuk kedalam.
Arga segera menarik handuknya untuk pergi mandi, dia juga melirik Shena yang duduk seraya bermain ponselnya tanpa melihat kearahnya sedikitpun.
"she, nanti ikut gue yuk?"
"kemana?" sahut Shena.
"acara ulang tahun."
Shena akhirnya menoleh kearah Arga seraya meletakkan ponselnya. "siapa yang ulang tahun?"
"nanti lo tau sendiri." Setelah mengatakan itu, Arga bergegas masuk kedalam kamar mandi mencoba menghiraukan Shena yang penasaran.
Sedangkan itu, Shena bergegas bangkit untuk memilih pakaian yang cantik untuk ia pakai ke acara ulang tahun itu. Shena sangat menyukai party. Dulu saat dia masih sekolah, dia selalu datang pertama, jika temannya mengundangnya keacara party tersebut. Itu sebabnya saat ini dia begitu excited sekali diajak oleh Arga.
****
Manusia diciptakan untuk berharap dan bahagia. Tapi berbeda dengan Shena. Perempuan itu sudah sangat berharap akan menghadiri pesta mewah dengan pakaian yang cukup indah yang saat ini ia pakai untuk datang keacara. Tapi sedikitpun tak ada kebahagiaan yang tercetak dalam wajah Shena. Pasalnya Arga mengajaknya ketempat yang cukup menakutkan—makam.
"kenapa lo ajak gue kesini, Arga. Lo kan bilang akan bawa gue ke pesta ulang tahun." Protes Shena.
"gue gak bilang ini pesta. Gue cuma bilang ini acara ulang tahun aja." Ujar Arga membuat Shena mendesis.
"kenapa lo bawa gue kekuburan? Emang teman lo udah mati?"
"iya." Jawab Arga seketika membuat Shena tercengang dan bergidik takut.
Arga melepaskan jaket yang ia kenakan, lalu menutupi tubuh Shena agar tidak terkena panas, karena perempuan itu hanya menggunakan dress selutut dengan lengan terbuka. Arga dari awal sebenarnya ingin melarangnya, tapi dirinya merasa tidak enak dengan Shena yang sudah sangat excited.
"ikut gue." Arga tanpa izin menggenggam tangan Shena dan menyuruhnya untuk mengikutinya. Shena hanya pasrah ditarik oleh Arga.
Mereka berdua melewati banyak rumah para penghuni surga itu. Shena sedaritadi pasrah dan menumpukkan banyak pertanyaan kepada Arga, tapi ia tahan sampai dia menemukan jawabannya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
99% TOXIC ARGA [Terbit]
Random~ 𝙎𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠𝙨𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖𝙖𝙣~ _______ Menikah dengan pacar teman sendiri tak pernah terlintas di pikiran seorang Arga. Niat ingin membalaskan dendam kepada temannya, malah petaka yang datang menghampiri dan memper...