Hai namaku Cakra, Adinara Cakra aku hanya seorang remaja biasa yang bisa melihat apa yang tak bisa kalian lihat, ya aku memiliki kemampuan untuk melihat mereka iya 'mereka 'itu kemampuan yang kudapatkan di saat aku berusia sekitar 10 tahun sehari sebelum aku kehilangan kedua orang tuaku untuk selamanya
Sore itu seperti biasanya setiap akhir bulan kedua orang tuaku akan menitipkan ku di rumah paman, paman adalah adik dari bapakku , sebelum mereka pergi bapak berpesan kepada ku
"Cak, bapak sama ibu pulang dulu ya, kamu jangan nakal di rumah paman"ucap bapakku sebelum memasuki mobil
"Iya Pak" jawabku, aku tidak tahu kenapa tapi, seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatiku yang membuat aku takut untuk ditinggal oleh kedua orang tuaku, padahal ini bukanlah pertama kalinya aku dititipkan di rumah paman
"Cakra jangan nakal ya, sayang", ucap ibuku, setelah itu mengecup keningku, perasaan takut terus menyelimuti ku,aku mencoba menepisnya dengan berucap didalam hati
"Ibuk sama bapak pasti bakal baik baik aja",
Saat ibu dan bapak memasuki mobil ada sesuatu hal yang terlihat janggal, aku melihat ada sesosok wanita bergaun merah tengah duduk di kursi belakang mobil orang tuaku, rambutnya panjang dan hampir menutupi sebagian dari wajahnya.
Wajahnya tak terlalu nampak namun, dapat kulihat seperti ada dendam dan kemarahan di sorot matanya, aku ingin memberitahu mereka apa yang ku lihat tapi, aku takut mereka tidak akan mempercayaiku dan aku sangat yakin akan hal itu.
aku memandangi mobil kedua orang tuaku yang semakin menjauh dari rumah paman, disaat mobil orang tuaku sudah tak lagi terlihat tiba-tiba ada sebuah bisikan yang membisikan sesuatu di telingaku
"seharusnya kau yang mati"
Suaranya sangat jelas terdengar,itu suara seorang wanita, suara itu terdengar seperti memendam rasa benci dendam serta kebencian yang bercampur aduk, setelah mendengar itu, tubuhku menjadi kaku, lidahku kelu, aku tak bisa lari, bahkan untuk berteriak meminta bantuan pun tak bisa.
Sekitar beberapa menit aku tak bisa kemana-mana, tengkukku terasa disentuh oleh sesuatu yang sangat dingin, badanku mulai basah karena keringat, sentuhan di tengkukku berpindah ke atas kepala dan berubah menjadi rasa sakit, seperti ada sesuatu yang menusuk kulit kepalaku.
"Cak", itu suara paman
"Cak ngapain kamu disitu, sini masuk udah mau magrib", ucap pamanku seraya mendekati dan menepuk pundak ku, tubuhku yang tadi kaku sekarang bisa digerakkan lagi, aku langsung memeluknya, paman merasa bingung, aku tak berani mengucapkan apa apa, aku hanya diam sampai didalam rumah pun aku tetap diam.
_________________________________________
Keesokan harinya, aku mendengar kabar dari Tante Sri teman kerja ibuku , Tante Sri tiba-tiba menelpon pamanku dan mengatakan bahwa orangtuaku mengalami sebuah kecelakaan tunggal, dimana katanya bapakku menyetir dengan kecepatan diatas rata-rata dan berakhir menabrak sebuah pembatas jalan, hingga mobil yang dibawa oleh orang tuaku terjatuh ke sungai yang berada tepat dibawah jalanan itu.
Jenazah Ibu dan bapakku,dibawah ke rumah paman, dikampung halaman bapak, aku hanya diam menunggu, rasanya ini semua hanya mimpi dan sekarang aku benar benar ingin bangun dari mimpi ini.
Aku hanya menangis di pelukan bibiku, melihat ibu dan bapakku di kubur didalam tanah.
Kami telah menyelesaikan pemakaman kedua orangtuaku, jika saja hari itu aku menahan mereka untuk tidak pulang, mungkin ini semua tidak akan terjadi, mereka tidak akan pergi meninggalkanku tapi, semuanya sudah terlambat tidak ada lagi hal yang bisa kulakukan, setelah beberapa saat akhirnya aku memutuskan untuk pergi meninggalkan pemakaman.
Namun, diseberang pusaran orang tuaku, aku melihatnya, sosok wanita bergaun merah, sosok yang sama seperti yang kulihat didalam mobil orang tuaku, tapi kali ini dapat kulihat dengan jelas wajahnya,wajah pucat dengan senyum yang lebar, terlalu lebar sampai bisa kulihat,senyumnya membentang sampai ke dekat telinganya.
Sosok itu terus memandangi ku, aku menggeleng cepat dan tanpa kusadari, sosok itu sudah berada tepat di sampingku,dan ia berteriak,
"SEHARUSNYA KAU YANG MATI"
"TIDAK,, TIDAK,, PERGI, PERGILAH, JANGAN GANGGU AKU, PERGI, PERGI"
"AAAAAAAAA PERGI"
"hah hah", sial mimpi itu lagi, sudah hampir seminggu penuh mimpi itu menghantui ku, padahal sudah hampir 6 tahun ini mimpi itu tak pernah muncul.
Dan sialnya lagi hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, sungguh malas rasanya masuk ke lingkungan baru, tempat baru, melihat orang orang baru dan yang lebih mengesalkan aku mungkin akan diganggu oleh sosok-sosok baru juga, entah lah semuanya membuat ku pusing.
Setelah ku paksa diriku untuk berangkat, seperti kebanyakan siswa baru yang tak diantar pergi ke sekolah dihari pertama, aku menunggu sebuah jemputan dari seorang supir lebih tepatnya supir angkot, aku bukanlah orang kaya yang akan menumpangi mobil pribadi atau semacamnya.
Disaat sedang menunggu aku melihat sebuah pemandangan yang mengharukan dimana, ada seorang anak berusia sekitar 5 atau 6 tahun yang tengah menggandeng tangan ayahnya yang kurasa tidak bisa melihat, bisa dilihat dari pandangan kosong dan tongkat bantu ditangan kirinya,
Bukan cuma itu, ada sesosok wanita tengah melayang mengikuti dibelakang mereka dan memegang bahu si ayah, rambutnya panjang dengan pakaian putih panjang sampai lutut, sosok itu terlihat cukup cantik, namun ada banyak darah yang keluar dari bagian bawah sosok itu, mungkin ia meninggal karena melahirkan, 'mungkin'.
"Yah...... Ayo yah, bental lagi kita sampai di walung teh niyam", ucap anak itu yang sepertinya belum bisa mengucapkan huruf R
"Iya, ayo.......", jawab sang ayah, sambil terus memegang tangan anaknya erat
Karena terlalu fokus memperhatikan ayah dan anak itu, aku pun tak menyadari bahwa sosok sang wanita sudah berada di samping ku
"Tolong..... tolong bantu aku"
Bersambung...
Hai makasih buat yang udah mampir ya,buat yang punya kesan atau pesan boleh tulis dikomen ya,jangan lupa juga tinggalkan jejak setelah membaca ya
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRA | Sang wanita bergaun merah
HorrorCakra namaku, aku bisa melihat 'mereka' pada saat usiaku baru 10 tahun tepat setelah pemakaman kedua orang tuaku yang meninggal karena kecelakaan, namun bukan hanya kecelakaan biasa tapi, ada ia yang kulihat dihari itu, sang wanita bergaun merah dan...