1. Year Anniversary

159 21 5
                                    

"Happy 1st Anniversary, Boss!"

Baru saja Mr. Lee menapakkan kakinya di kantor, ia langsung disambut dengan perayaan satu tahunnya disini. Wajahnya yang tadi tegang kini mengulas senyuman yang membuat matanya hampir tak kelihatan. Matanya yang sipit, kulitnya yang putih serta perawakannya yang tinggi dan berisi. Sungguh, semangat bekerja kami semakin tinggi. Apalagi Mr. Lee kerap kali memberi bonus dan hadiah ketika ia kembali dari liburannya. Belum lagi, traktiran di resto mahal favoritnya.

Semua pasti berpikir beruntungnya kami memiliki bos seperti Jehoon Lee yang lebih akrab dipanggil Mr. Jay. Namun, dibalik royalnya yang ia berikan pada kami, ada tuntutan pekerjaan yang cukup berat dan detail. Dia akan menyuruh bawahannya untuk mengerjakan secepat dan seteliti mungkin. Satu tahun yang ternyata bisa kami lewati dengan atasan yang strict.

"Thank you so much for the surprise! It's been a year? Wow, actually I don't think I could be here without you guys." Tutur Mr. Jehoon dengan penuh antusias.

Gue melirik kearahnya sambil menunjuk barisan foto-foto yang sudah dirangkai. Dia kemudian merekam kami semua beserta dekorasi yang kami buat.

"So, because you guys are so sweet. Nanti malam saya traktir kalian ya!"

Ucapan Mr. Jehoon otomatis membuat gue dan rekan kerja disini kegirangan. Memang terbaik, dia selalu memberikan feedback lebih dari yang diharapkan. Namun siap-siap saja, 2 hari lagi pasti ia akan menagih laporan untuk persiapan kunjungan tamu penting di akhir bulan.

"Jennie, please do reservation for our team tonight." Suruh Mr. Jehoon pada gue.

"Okay, siap Mr. Jehoon."

Setiap kali ada acara bersama Mr. Jay Lee, pasti ada saja hal yang membuat sulit. Entah tiba-tiba vendor ingin bertemu, atau tim audit yang mengirimkan temuan dan membuat tim gue badmood hingga nyaris tak mau hadir. Atau— Mr. Jay yang mendadak ada business trip. Satu hal paling parah adalah ketika salah seorang teman gue kehilangan dompet dan semua sibuk mencari hingga resto di tempat kami makan tutup.

"Ya Tuhan, semoga gak ada kejadian menjengkelkan lagi di acara malam ini." Do'a gue dalam hati sebelum menghubungi pihak restoran untuk reservasi tempat.

***

"Jen, ini kenapa website-nya gak bisa di klik ya? Belum bisa submit?"

Gue yang sedang menikmati wafer cokelat, terpaksa menengok ke arah kak Rani yang tengah sibuk di depan komputernya dan menampilkan wajah serius serta kebingungan.

"Tadi aku bisa sih kak, mungkin lagi eror. Kalau masih belum bisa, kita telepon IT." Balas gue

"Kayaknya balasan untuk orang yang suka pulang cepet." Ujar kak Milla sambil tertawa

Sebagai yang paling muda disini, terkadang banyak hal baru yang ternyata gue temui. Belajar dari para senior yang lebih banyak pengalaman serta ilmu yang bisa dipetik dan dipelajari. Apalagi sekarang gue harus mengurusi Mr. Jay juga, selama kak Vani cuti melahirkan.

"Fix harus telepon IT, karena bisa telat kita berangkat ke Kajok Cafe."

"Mau aku bantu telepon?" Tawar gue

Kak Rani menggelengkan kepalanya dan langsung memencet tombol telepon dimejanya.

"Jen, bu Meila udah dikabari untuk transportasi kita sore ini? Jangan lupa mobil untuk Mr. JH Lee." kata kak Milla

Gue menganggukan kepala, "Beres, tadi udah aku telepon tinggal nanti sebelum berangkat aku follow up lagi" jawab gue

Sebenarnya, Mr. Jay bukan tipikal yang suka komplain. Tapi, pernah suatu ketika ia mendapat mobil dinas yang terlalu kecil untuk dirinya yang tinggi. Sehingga geraknya terbatas dan kepalanya menempel ke atap mobil.




On The Wings Of Love [Jennie X Lee Je Hoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang