zwei

18 6 0
                                    

𝖢𝖧𝖠𝖯𝖳𝖤𝖱 𝖮2
❝ 𝘞𝘦𝘪𝘳𝘥 𝘎𝘪𝘳𝘭 ❞

              

━─━──༺༻──━─━

━─━──༺༻──━─━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"E-eren?"

Di antara semua orang di ruangan, hanya Eren sendiri yang tidak bisa menahan keterkejutannya.

"Yeager-san, tolong tenanglah dan kembali duduk." Perkataan guru membuat Eren sadar dan sedikit memerah akibat malu, ia kemudian kembali tenang.

'Bodoh sekali aku, padahal itukan hanya sebatas nama yang bisa sama,' rutuknya pada diri sendiri.

Mungkin mereka semua merasakan bingung yang sama harus memanggilnya apa karena nama Eren sudah tertuju oleh satu orang. Si anak pindahan menatap Eren dengan pandangan yang tidak bisa diartikan. Sudah dibuat malu, kini ia dibuat salah tingkah ketika ditatap.

Siulan dari rekan sekelas Eren bernama Jean membuat Eren hanya bisa mendesis kesal.

"Fyuhh, sepertinya hobimu memang membuat malu diri sendiri ya, Eren?"

"Sialan kau, Jean!"

Namun, ia seketika melengoskan pandangannya menelusuri, menatap yang lain. Terutama pada teman sederet Jean dan beberapa kenalan Eren seperti, Sasha, Connie. Matanya kembali mencari-cari lagi dan pandangan terakhir jatuh pada bangku Mikasa dan Armin.

Diam-diam dirinya memperhatikan Mikasa yang selalu mengamati lalu Armin tersenyum kikuk akibat ulah Eren. Meski tidak terlalu jelas, Eren dapat mengartikan arti tatapan itu pada dua sahabatnya. Penuh kehampaan, kerinduan, kesedihan, dan tersirat rasa iri. Sedikit kemudian, ia tersenyum simpul. Rasa tidak karuan dalam hati Eren, lebih tepatnya perasaan yang sama seperti mata itu.

"Sensei, terima kasih." Guru mempersilakan murid baru itu untuk duduk di pojok bangku kosong.

***

Rasanya hampir sebulan semenjak kedatangan si anak pindahan, kehidupan Eren masih tetap monoton seperti biasa. Teman-teman sekelas mulai menjuluki berbagai macam alias kepadanya. Remaja brunet itu sendiri tidak terlalu mempermasalahkan untuk penyebutannya, toh mereka berdua tidak dekat.

Setelah jam pembelajaran edukasi fisik, murid-murid kelas Eren diperbolehkan untuk istirahat. Ketika yang lain ribut ingin ke kantin, Eren dengan lapang hati berada di kelas. Tidak ada siapapun kecuali gosip-gosip segerombolan wanita pengganggu ketenangan. Pendengarannya menangkap omongan mereka mengenai si anak pindahan. Mulai dari ciri fisik yang menyerupai Eren namun versi wanita.

'Mereka itu bodoh atau bagaimana? Membicarakan di depan orangnya langsung.'

Pandangan Eren menatap arah anak lain yang membolos pelajaran dari jendela. Hari ini Mikasa disibukkan oleh kegiatan klub, lalu Armin si paling OSIS juga ikut sibuk. Hanya dirinya lah yang tidak memiliki kegiatan.

PATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang