Tanpamu Hinata

91 7 0
                                    

Disclaimer Naruto © Mashashi Kishimoto

The writer only borrows the name of the Character

*****

Apa kamu berpikir jika aku akan menangis? Tentu saja tidak, walau nyatanya aku harus terbiasa tanpa kabar darinya. Akan ada yang berubah pastinya, mulai dari terbiasa tanpa kabar satu sama lain, saling menyemangati, saling sayang, apapun itu, tidak akan terjadi lagi.

'Mungkin.'

Semuanya tidak akan sama lagi, karena itu sudah menjadi keputusan sepihak, yang tentunya aku. Dipikir-pikir lagi ternyata tindakanku cenderung bodoh dan tolol, dengan melepaskannya seperti ini. Bolehkah aku tertawa dengan apa yang sudah kuperbuat? Walau seperti itu aku tidak akan menyangkal bahwa aku sedikit sakit hati setelah melakukan itu kepadanya.

'Hah... Sudahlah Naruto, itu sudah terjadi... Lebih baik, jernihkan pikiran dan mengisi perut yang sedang menangis menahan lapar.' Berjalan keluar rumah sembari melihat pemandangan sekitar. Malam terasa begitu dingin hingga ia aku mengeratkan jaket kesayanganku ini.

Menuju minimarket yang buka selama 24 jam, tentunya hanya beberapa kilometer dari rumah. Kakiku memasuki minimarket dan ku lihat hanya beberapa orang yang ada, mengingat ini sudah pukul 11 malam. Dan tanpa pikir panjang aku menghampiri rak yang disana banyak mie rameen dengan berbagai macam topping yang tentu membuat pembeli berpikir berkali-kali mana yang akan dibeli dan di santap. Tanpa sadar ku teringat bagaimana pertama kali aku mengenalinya, kenangan yang tidak seharusnya aku ingat-ingat seolah memaksa untuk keluar.

*****

Yang berawal dari ketidak sengajaan atau lebih dikatakan kecerobohanku sewaktu berbelanja, kurang fokusnya aku hingga membuatku salah mengambil belanjaan, karena belanjaannya berada disampingku. Dan aku yang sewaktu itu memang hanya fokus dengan belanjaanku sekaligus sedang terburu-buru, hingga tanganku salah mengambil keranjang, kita sama-sama belum menyadari kalau keranjang kita tertukar. Hingga ku tersadar setelah sampai depan kasir, kulihat belanjaanku sama sekali bukan barang yang ku ambil.

"Bagaimana bisa? Belanjaanku berubah, menjadi belanjaan perempuan semua?"

"Apa kakak yakin, ingin berbelanja semua ini?" Mendengar pernyataan si penjaga kasir yang bertanya sambil keheranan dan akupun sama herannya dengan diriku sendiri. Bingung harus menjawab apa, hingga tanpa sadar ada seseorang yang menepuk pundakku.

"Maaf, sepertinya belanjaan anda tertukar dengan belanjaan saya." Ucap wanita itu sambil membawa belanjaanku yang ternyata bukan berubah melainkan tertukar. Namun, bukan itu yang aku fokuskan, melainkan wajah wanita itu yang entah kenapa menurut pandanganku seperti ada sinar diwajahnya begitu membuatku terpana. Pertama kalinya dalam hidupku, diriku nyaris seperti orang bodoh hanya karena terlalu fokus memperhatikan satu wanita.

"Oh, iyakah... Iya ya ternyata memang tertukar hahaha, maafkan saya, saya tidak sadar." Ucapku yang entah kenapa seperti orang aneh, aku tanpa sengaja menggaruk tengkukku padahal tidak gatal.

"Iya tidak apa-apa." ucapnya, bukan kemarahan atau kekesalan yang ditunjukkan, tetapi senyum yang membuatku semakin terpana, 'Ya Tuhan, bidadari cipataanMu sedang tersenyum kepadaku, betapa beruntungnya aku... Terimakasih Tuhan...'

"Sebagai permintaan maaf, sekalian saja belanjaanmu saya bayar." dan seketika itu tanpa menunggu persetujuannya, langsung ku serahkan kartu ATM ku ke penjaga kasir.

"Sekalian saja kak." kataku kepada kasir.

"Eh... Tidak perlu seperti itu, saya bisa bayar sendiri." Cegahnya dengan menarik jaketku pelan,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TerpaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang