Part 1

297 20 6
                                    

Lembah ini dijuluki sebagai lembah terlarang dikarenakan suatu alasan.

Konon, terdapat monster menyerupai naga pemakan manusia di sini. Diceritakan ia memiliki sayap hitam legam teramat lebar, dua tanduk besar nan kokoh di kepala, dan cakar hitam tajam berujung runcing.

Selama ini Seonghwa berpikir itu hanyalah dongeng, cerita pengantar tidur bagi anak-anak nakal agar tak masuk ke dalam kawasan berbahaya itu. Ya berbahaya, selain terdapat binatang buas baik hewan darat maupun laut, jalannannya pun terjal dipenuhi tanaman berduri yang juga beracun. Tepat di samping pegunungan ini dihiasi jurang curam yang di dasarnya terdapat batu-batu besar nan runcing. Sekali seseorang jatuh ke sana, jangan berharap bisa melihat batang hidungnya lagi.

Namun semua ancaman juga cerita horor yang diberitahukan ke padanya tidak sanggup menghentikkan lelaki pecinta alam, khususnya pecinta air terjun, kelahiran 1998 ini.

Dilarang untuk pergi ke sana oleh teman-teman seorganisasi pecinta alam menjadi motivasi utama ia pergi sendiri. Menenteng tas kemping, juga beberapa alat fotografinya ke lembah terlarang. Kenekatan ia kumpulkan hanya demi melihat air terjun yang berada di dalam salah satu gunung di sana, yang kata orang, saking indahnya sampai pantas dimasukkan ke dalam keajaiban alam.

Ramai diperbincangkan namun minim foto pembuktian, ia terdorong untuk melahirkan foto-foto baru si air terjun dari berbagai sudut.

Dinginnya malam tak mampu menahan, derasnya hujan pun ia abaikan. Semua sampai ia terjatuh dari tebing yang dipenuhi batu berbeda bentuk itu membuatnya terpeleset.

Kaki total berdarah terkoyak kikisan batu, pakaiannya dihiasi lumpur akibat tanah yang bertemu air hujan. Pandangan pun kabur akibat langit mendung meloloskan sang air yang dengan kejam menghantam permukaan bumi sore ini.

Untung tidak ada yang melihat ia terjatuh dengan fatal, namun hal itu juga lah yang membuat Seonghwa kewalahan berdiri sendiri demi mengobati luka.

Air tangis ditutupi tetesan air. Ringisan pun digantikan suara petir. Entah harus bagaimana, lelaki Park ini kemudian terkejut begitu mendengar suara dahan patah tak jauh di sampingnya.

Ia mengadah, sekujur tubuh membeku serasa didinginkan es. Bahkan gigilan di badan pun terhenti menyadari bayangan manusia di depan mata itu memunculkan bayangan lain di sisi kanan dan kirinya.

Mata Seonghwa membelalak bukan main. Sesosok itu bertanduk. Sesuatu yang melebar di kedua sisi tubuhnya tak lain dan tak bukan adalah sayap. Sayap seperti kelelawar yang teramat besar dan terus mengembang setiap si empu melangkah. Jika disamakan, tinggi badan Seonghwa bahkan kalah jauh oleh panjang sayap itu.

Si lelaki aries mengerahkan seluruh tenaga untuk menyeret badannya bergerak mundur. Mata bergetar mengeluarkan air mata. Pasti dia lah monster yang menjadi urban legend lembah terlarang ini.

"Jangan makan saya! Kumohon! Akh!" Tangannya menekan duri selagi bergerak mundur.
"Ku-kumohon! Lepaskan saya! Saya masih muda!" Seonghwa mengerenyitkan mata begitu menyadari sesosok di hadapan berlutut mendekati.

"Ah!" Ia merasakan tangan dingin menyentuh kaki penuh darahnya.
"Hiks, kumohon.." Seonghwa membuka mata sedikit, bertanya-tanya mengapa si makhluk buas di hadapan belum saja menerkam.

Tapi kemudian,
Ctar!

Petir mencerahkan bumi. Cahaya singkat itu membuat mata berair Seonghwa dapat melihat penampakan si monster yang memiliki perawakan layaknya manusia.

Mata tajam, hidung mancung, rambutnya berwarna coklat tampak lepek oleh hujan.

"Ah! Turunkan saya!"
Seonghwa digendong dengan gaya birdal. Ia menggeliat sekuat tenaga demi nyawanya.

The Monster(?)Where stories live. Discover now