"Yeri!"
Perempuan bernama Yeri memutar bola matanya malas setelah mendengar teriakan yang sudah hampir satu minggu ini merusak gendang telinga.
Pasalnya ia baru saja masuk kelas setelah menghabiskan jam istirahatnya di kantin. Ia berjalan malas-malasan menuju tempat duduk yang di sampingnya sudah diduduki oleh perempuan yang selalu menganggunya.
"Apa?" jawabnya ketus.
"Apakah hari ini dia masuk?"
Yeri menatap sekeliling, bukan untuk mencari seseorang yang perempuan itu maksud. Namun untuk menatap semua orang yang berada di dalam kelas. Mulutnya terbuka tidak percaya.
"Kau lihat, Baek? Mereka semua adalah penghuni kelas ini. Mereka bisa kau tanyai tentang orang yang kau maksud. Kenapa kau harus mengacauku?"
Perempuan itu tersenyum lebar. "Hanya kau yang baik hati. Mereka selalu menjawab ketus karena tahu aku menyukai Vernon."
"Lalu siapa yang kau maksud, Baekhyun? Vernon atau Ren?"
Baekhyun mengulas senyum malu. "Dua-duanya."
"Mereka tidak masuk."
Seketika Baekhyun terlonjak dari duduknya. "Kenapa?"
Kedua bahu Yeri terangkat. "Mana aku tahu. Kau teman dekatnya. Kenapa bertanya padaku?"
"Bukan Ren, tapi Vernon. Kenapa dia tidak masuk?"
"Yang itu juga aku tidak tahu. Di kelas ini pun tidak ada yang tahu kenapa anak itu akhir-akhir ini jarang masuk."
Baekhyun mengangguk, setelahnya berterima kasih pada Yeri karena selalu bersedia ia kacau harinya dengan berbagai teriakan dan pertanyaan.
"Ren kenapa tidak masuk?" Yeri bertanya sebelum Baekhyun pergi.
"Mungkin masih berduka. Aku juga tidak tahu. Dia tidak bisa dihubungi."
Kali ini Yeri yang mengangguk paham dan membiarkan Baekhyun pergi setelah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
• • •
'Luhan. Saudari kembar Ren?'
Sehun terus memikirkan perihal perempuan yang mirip sekali dengan teman di sekolah lamanya, Ren.
Atensinya tak pernah lepas dari Luhan yang tengah bersenda gurau dengan Kyungsoo, beberapa kali tawanya meledak karena guyonan Chanyeol.
Saat ini ia sedang duduk berhadapan dengan Luhan di depan minimarket setelah pulang sekolah. Pelakunya adalah Chanyeol yang menjadikan Sehun sebagai temannya kala laki-laki penyebar virus bahagia itu tahu kalau mereka sama-sama menyukai basket.
Sebelumnya, setiap pulang sekolah mereka memang sering berkumpul di sana. Awalnya memang hanya Luhan dan Kyungsoo. Namun akhir-akhir ini Chanyeol selalu ikut berkumpul dengan mereka.
Tiba-tiba ponsel yang ditaruh di meja persegi itu bergetar. Kyungsoo mengambilnya, melihat nomor kontak siapa yang tengah menghubunginya saat ini. Ia menatap Chanyeol dan Luhan bergantian.
"Baekhyun," ujarnya menepis rasa penasaran keduanya.
Bola mata Chanyeol membesar, ia segera pergi ke sisi Kyungsoo setelah dial hijau digeser. Luhan hanya tersenyum, tabiatnya masih sama dan perasaannya pun tak pernah berubah. Baekhyun masih jadi perempuan yang menggetarkan hati Chanyeol semenjak mereka duduk di bangku SMP.
Kemudian matanya beralih ke sisi laki-laki yang semula duduk di samping Chanyeol. Ia menatap laki-laki itu lamat-lamat, entah apa yang tengah dipikirkannya saat ini tentang Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luminescence
FanfictionKecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, membuat Luhan dan Ren terpaksa hidup berdua saling mengandalkan di dunia yang jahat ini. Tanpa sanak saudara. Mereka menyambung hidup dengan bekerja dari toko satu ke toko lainnya sepulang sekolah...