"Haechan!" Mark membuka pintu kamar Jeno ketika mendengar suara berisik dari keyboard yang tengah digunakan Haechan dan Jeno untuk bermain game.
Heachan terlonjak di kursinya lalu menyengir kuda.
"Istirahat! Sudah berapa kali hyung bilang jangan terlalu banyak bermain game, ini sudah jam tiga pagi! Kamu mau tidur jam berapa?!" Mark sedikit meninggikan suaranya karena jengah dengan kelakuan Haechan. Sudah tiga kali Mark menegur Haechan malam ini, namun anak nakal itu tidak juga mendengar perkataannya.
"Nanggung hyung. Sebentar lagi aku tidur. Janji."
"Jeno..." Mark mengalihkan pandangannya ke arah Jeno yang duduk di sebelah Haechan. Jeno dan Haechan memang sedang bermain game bersama.
"Ne, Hyung?"
"Tidur."
Jeno hanya menyengir sampai matanya menghilang.
"Tidur, Jen. Istirahat, jadwal Dream sebentar lagi akan sangat padat, kau juga harus menjaga kesehatanmu. Jangan selalu menuruti bocah nakal itu." Mark melirik kearah Haechan sebentar.
"Ne, Hyung. Sebentar lagi aku tidur."
"Hyunggggg..." Keluh Haechan tiba-tiba sambil berjalan mendekat kepada Mark.
"Wae?" Mark menatap Haechan dengan malas.
"Kenapa kau begitu lembut kepada Jeno, sedangkan kepadaku kau sangat kasar tadi?"
"Kau ingin tau kenapa aku bersikap begitu?"
Haechan mengangguk,
"Jeno mendengarkanku kalau aku memberi tahunya hal yang harus ia lakukan, sedangkan kau tidak. Kau selalu saja membantah perkataanku demi keegoisanmu itu. Sana bermain game terus sampai lupa istirahat!"
"Jeno juga bermain game sama denganku, Hyung! Tapi kenapa hanya aku yang kau marahi?"
"Jeno bisa menjaga dirinya. Dia tau batasannya bermain kecuali kau memaksanya. Dia juga olahraga dengan teratur setiap hari, dia makan makanan sehat. Sedangkan kau?!"
"Kau selalu menyepelekan tubuhmu! Kau tidak pernah berolahraga, makananmu juga sembarangan Haechan! Bagaimana mungkin aku tidak selalu marah kepadamu jika sikapmu terus seperti itu! Aku capek harus terus mengingatkanmu perihal kesehatan dirimu sendiri!" Lanjut Mark dengan emosi.
Haechan merutuki dirinya sendiri, memang benar semua apa yang dikatakan Mark itu, Haechan tidak dapat mengelak sedikit pun.
"Mianhae, hyung. Baiklah aku akan pergi tidur sekarang. Jangan marah lagi kepadaku. Aku sedih jika hyung marah kepadaku." Haechan mendekati Mark lalu bergelayut manja kepada hyung tertua di unit NCT Dream itu.
Mark menatap Haechan jengah, "tidur sekarang. Kalau aku kesini lagi dan kalian berdua belum tidur, akan ku hancurkan dua komputer itu!" Ancam Mark sungguh-sungguh.
Jeno melotot, kenapa komputernya jadi kena imbas juga.
"Baiklah, Hyung. Aku akan tidur sekarang. Jalja Hyung..." Haechan berjalan menunduk lesu menuju kasurnya yang berada di atas kasur Jeno.
Jeno juga menuju kasur miliknya, ia merebahkam dirinya bersiap untuk tidur.
"Jalja." Ucap Mark, lalu pergi menuju kamarnya.
°°°
"Pagi hyung." Jisung dengan mata bantalnya mendatangi Jaemin yang sedang sibuk menyiapkan bahan masakan di dapur.
"Pagi, Jisungie. Kau sudah bangun?"
Jisung mengangguk, "kau mau masak apa hyung? Mau aku bantu?"
"Aku mau masak nasi gorang kimchi. Aku tidak membutuhkan bantuanmu, lebih baik kau duduk tenang di sana. Aku tidak ingin dapurku menjadi tempat perang dunia dan berakhir hancur."
KAMU SEDANG MEMBACA
MarkHyuck ✓
Fanfiction"Melunaklah sedikit kepadaku hyung, aku ini juga adikmu. Sama seperti member Dream lainnya." ❌️ BUKAN BxB! ❌️ [-] ft. NCT highest rank : #1 : in nct127 #1 : in haechan #1 : in leedonghyuck #1 : in sunflower #1 : in fullsun °°° S...