Di lorong dekat kelasnya, Vio berpapasan dengan abangnya Kenzo, teman-temannya dan tak lupa dengan Clara yang selalu mengikuti kemanapun Kenzo pergi. Vio yang melihat keberadaan kakaknya langsung tersenyum dan menghampiri mereka.
"Abang, ini Vio bawain bekal, tadi pagi bang Ken gak sempat sarapan kan," ucap Vio dengan senyuman yang tidak pernah hilang dari wajahnya.
Kenzo hanya melihat sekilas bekal yang ada ditangan Vio dan berlalu pergi membuat Vio ingin menangis. Tetapi sebelum itu Clara sudah memulai aksinya dengan mengambil bekal itu.
"Makasih Vio udah bawain bekal nya Ken, nanti pasti dimakan sama Ken kok," ucap Clara penuh drama.
Kenzo yang mendengar itu merasa tidak suka, dan mengambil bekal itu dan membuangnya ke tong sampah yang ada di dekatnya.
"Gua gak sudi makan- makanan dari orang munafik dan sampah macam lo," ucap Kenzo sambil menunjuk wajah sang adik dan berlalu pergi.
Clara yang melihat itu tersenyum puas melihat penderitaan Vio. Sedangkan teman-teman Kenzo yang lain pergi mengikuti Kenzo.
Hari hari berlalu tetapi tidak ada yang berubah, Abang dan teman-temannya masih membencinya dan tidak ada yang mau mendengarkan penjelasan dari Vio. Mereka semua sudah termakan kemunafikan dari seorang Clara. Bahkan Clara semakin gencar melakukan aksinya membully Viola. Beberapa hari yang lalu Clara melabrak Vio di kamar mandi dan menyiram Vio dengan air dan sampah yang ada disana. Vio tidak bisa melakukan apa-apa, Vio tidak mungkin menceritakannya kepada sang abang, karena Kenzo pasti akan lebih mempercayai kekasihnya dibandingkan adiknya sendiri. Viola lelah menghadapi ini semua sendiri, Vio butuh pelukan hangat dari ayah dan bundanya.
"Ayah Bunda Vio kangen sama kalian, Vio mau dipeluk, Vio mau ketemu Ayah Bunda, Vio sendirian disini. Bang Kenzo benci sama Vio, Vio gak punya siapa-siapa lagi sekarang. Vio boleh yah kesana," ucap Vio putus asa sambil menangis.
Kedua orang tua Vio telah meninggal sejak Vio masih SMP, saat ini Vio merasa sendirian karena Kenzo telah membencinya.
Seperti biasa Kenzo dan Vio akan berangkat sekolah bersama tatapi mereka tidak saling berbicara, lebih tepatnya hanya Vio lah yang selalu berbicara dan Kenzo tidak akan merespon sama sekali.
"Abang, abang tau gak tadi malam Vio mimpi sama ayah Bunda, mereka senyum dan meluk Vio. Bang Vio kangen mereka," ucapnya sendu.
Kenzo tetap diam dan fokus menyetir hingga tiba di sekolahnya "Starla High School".
Ketika hendak turun dari mobil, ponsel Vio bergetar dan dia melihat ada pesan masuk dari Clara kekasih abangnya."Ngapain lo berangkat bareng Kenzo? Belum puas lo gua siksa selama ini. Masih berani lo ngelawan omongan gua kemarin. Jauhi Kenzo dan teman-temannya, kalo lo ngelanggar siap-siap hidup lo akan lebih menderita dari sekarang. PAHAM!!"
Vio yang membaca itu hanya bisa terdiam, mengadu kepada Kenzo pun tidak bisa. Kenzo yang melihat adiknya tiba-tiba murung merasa heran tetapi Kenzo langsung meninggalkan Vio sendirian.
Kringgg....
Bell berbunyi semua siswa-siswi bergegas masuk ke ruangan kelas untuk mengikuti pembelajaran. Di kelas, Vio tidak konsentrasi belajar, sehingga ia dikeluarkan dari kelas. Vio pergi ke taman belakang sekolah, Clara yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat Vio yang sedang duduk sendirian. Ini kesempatan yang bagus, fikir Clara berhubung pembelajaran masih berlangsung pastinya semua siswa masih diruangan kelas dan tidak akan ada yang melihat Clara melakukan aksinya.
Prok prok prok... Clara bertepuk tangan lalu menghampiri Vio.
"Gimana tadi, enak semobil berdua sama Kenzo? Udah puas cari perhatian sama Kenzo? Lo jadi orang dibilangin kok makin ngeyel ya. JAUHIN KENZO!!. Dia cuman punya gue," ucap Clara.
"Maaf kak Clara t-tapi Kenzo kan abang kandungnya Vio, kalo Vio jauhin abang, Vio gak punya siapa-siapa lagi dong" ucapnya ketakutan.
"Gua gak peduli. lo mau sama siapa kek, sendiri kek kalo perlu lo mati aja sekalian, ngerusak pemandangan aja lo" ucap Clara tanpa memperdulikan perasaan Vio.
"Kak, Vio minta maaf kalo ada salah sama kakak, tapi jangan pisahin Vio sama abang. Gak lama lagi Vio bakalan pergi jauh kok, tapi tolong kasih kesempatan buat Vio, Vio kangen banget sama abang" Vio memohon sambil menangis padahal semua ini bukan salahnya, Vio hanya menginginkan sosok abang selalu berada disampingnya sebelum ia pergi jauh.
Plakk... Clara menampar Vio
"Gua gak suka lihat lo bahagia, selama ini lo udah hidup enak. Hidup dikeluarga yang penuh kasih sayang, kaya raya, banyak teman dan apa yang lo impikan pasti bisa lo dapatkan. Sedangkan gua? Gua gak pernah dapetin itu semua. Gak pernah!! gua iri sama lo. Sekarang gua cuman mau Kenzo untuk selalu ada buat gua. Lihatkan gak ada lagi yang percaya sama lo bahkan kakak kandung lo sekalipun lebih mempercayai gua. Hahahaha gua suka lihat lo menderita seperti sekarang Vio," Ucap Clara dan mendorong Vio, hingga Vio terjatuh dan kepalanya membentur sudut kursi taman yang ada di dekatnya.
Tanpa mereka sadari Kenzo berdiri dibalik pohon dan mendengarkan semua pembicaraan mereka mulai awal. Sebenarnya Kenzo berniat untuk pergi ke Rooftop sekolah untuk menenangkan pikirannya sejenak. Tetapi diperjalanan dia melihat Clara menghampiri Vio. Karena Kenzo penasaran dia pun mengikutinya dan bersembunyi dibalik pohon. Sesampainya disana dia mendengarkan pembicaraan Clara dan Vio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Akhir
Teen Fictionkesalahpahaman yang terjadi antara dua orang bersaudara, yang membuat sang abang membenci adiknya, bahkan selalu mengatakan hal yang buruk dan berbuat kasar pada sang adik. Siapa yang harus disalahkan? Aku yang tak pernah menjelaskan? Atau Kau y...