Beberapa hari menjalani hidup sebagai kekasih Sehun. Membuat Chanyeol bertambah gelisah.
"Sial! Aku terjebak!"
Chanyeol, pemuda tampan itu menarik rambutnya kasar karena frustrasi.
"Aku bukan gay! Tapi wajahnya membuatku ingin memakannya."
Dia mulai membuka galeri foto. Ada banyak gambar Sehun di sana. Chanyeol mengklik salah satu yang menjadi favoritnya. Bibir merah alami, pipi putih merona, kulit lembut seperti bayi, membayangkan saja membuat gairahnya meninggi.
"Jangan salahkan aku jika aku nanti benar-benar menyukainya atau ... sedikit mencicipinya."
Chanyeol memejamkan mata berusaha mengontrol gejolak yang timbul dari membayangkan makhluk manis itu.
.
.Malam minggu, menjadi malamnya anak muda bersuka ria.
Alunan musik tak teratur pun mampu membuat yang mendengar meliukkan badannya. Aroma alkohol menguar kuat di penciuman.
"Hai, boy!"
Gadis cantik dengan pakaian minim itu mendudukkan dirinya di pangkuan Chanyeol yang sedang asik menghisap rokoknya.
Ada yang berbeda dengan dirinya setelah mengenal Sehun. Biasanya ia akan langsung membawa wanita mana pun untuk naik ke atas ranjangnya.
"Bisa kau menyingkir dari sana?"
Terlihat wajah sinis di raut wanita itu. Dengan terpaksa ia pergi dari sana.
"Sial! Kau membuatku tak bisa bermain dengan sembarang orang lagi, Sehun! Kau harus bertanggung jawab untuk itu!" ucap Chanyeol. Ia meneguk minumannya hingga tandas sebelum beranjak dari tempat duduk dan memilih pulang ke apartemennya.
.
.Sehun
[Bisakah kau datang malam ini?]
[Siapa?]
[Aku]
[Chanyeol]
[Kau mengganti nomor ponselmu?][Tidak!]
[Hanya jawab pertanyaanku saja!]
[Aku coba izin dulu!][Datang ke apartemen xxx nomor unit 94 di lantai 4]
[Baiklah].
.Akhirnya Sehun diizinkan pergi. Ia beralasan untuk menginap di rumah temannya yang mengadakan pesta ulang tahun.
Dalam perjalanan menggunakan taksi, Sehun bolak-balik membaca kembali pesan dari Chanyeol. Dia merasa Chanyeol-nya berubah. Perhatiannya berkurang, tatapan memuja itu telah hilang. Sehun hanya mendapatkan janji Chanyeol yang akan menjaganya, menjauhkan dirinya dari kesulitan. Chanyeol menjadi dingin. Sehun selalu bertanya dalam diam, apa yang terjadi selama dua Minggu yang lalu?
"Sudah sampai, Tuan!"
Sehun tersadar dari lamunannya. "Oh, baik, Pak!"
Ia segera membayar dan turun. Langkahnya sedikit ia percepat. Tak ia pungkiri, Sehun juga merindukan Chanyeol. Meskipun di sekolah sering bertemu, tapi mereka jarang berinteraksi. Sekali lagi, itu karena Chanyeol berubah menjadi dingin.
.
.
.Bel berbunyi, Chanyeol segera membuka pintu. Ia tak tahan untuk tidak segera menarik Sehun. Namja manis itu tersentak kaget mendapat perlakuan demikian. Apalagi saat Chanyeol langsung meraup bibir tipisnya.
Sehun orang pertama kali yang membuat Chanyeol menggila menahan hasrat, sudah beberapa hari ini ia tak melampiaskannya pada wanita wanita bayaran. Wajah polos Sehun membuatnya tak bisa bercinta dengan yang lain. Dia juga tak tahu, mungkin karena menumpuk rasa penasaran yang tinggi, hingga melampaui batas berakhir benar-benar mencicipi namja manis yang seharusnya dia jaga.
Tepukan di lengannya membuat Chanyeol terpaksa memutus ciuman.
Saliva tercecer di area dagu, membuat Sehun bertambah seksi di mata Chanyeol.
Sangat indah, sekarang ia mengagumi sosok itu dan tentu saja itu akan menjadi sebuah masalah besar, karena apa yang ia inginkan harus menjadi miliknya. Akan tetapi, sekali lagi untuk diingat, dia hanya harus melindungi dan menjaga sosok itu, bukan untuk memilikinya.
"Chanyeol?"
"Bantu aku ...!"
"Tap–"
Seolah tak ingin mendengar penolakan, Chanyeol kembali meraup bibir itu bertambah rakus. Membawa tubuh lemas Sehun dalam gendongannya. Berjalan ke arah kamar tanpa melepas tautan bibirnya. Chanyeol sungguh pro dalam hal ini.
Dengan perlahan, tapi pasti. Chanyeol menurunkan Sehun dalam pangkuannya. Dia hanya hanya takut jika Sehun akan menolaknya. Sebisa mungkin mengontrol untuk tidak berbuat kasar pada namja manis serapuh benang itu.
"Jika kau memberikan dirimu, maka aku juga akan memberikan diriku. Hanya percaya padaku saja, Sehun!"
Kali ini Sehun kembali melihat kesungguhan itu. Namun, tak ia sadari, ini akan semakin sulit jika itu benar-benar sebuah kesungguhan.
"A–aku takut ...."
"Percayalah! Aku akan membuatmu meminta lebih."
Tiga kancing paling atas mulai terbuka menampakan tulang selangka yang indah, seolah menyuruh Chanyeol untuk memberi tanda di sana.
Lenguhan terdengar merdu, membuat Chanyeol semakin gencar memberikan rangsangan lebih. Tangan dingin melingkupi dada berisi milik Sehun. Lembut, kenyal, meski tak terlalu menonjol seperti milik wanita, tapi milik Sehun seolah memang tercipta untuknya. Sangat cukup di telapak tangannya. Jari telunjuknya menekan-nekan nipple Sehun yang sudah mengeras.
Tubuh Sehun meremang mendapatkan perlakuan yang memberikan sensasi nikmat. Sedikit mengelinjang kala mulut hangat Chanyeol mengulum dada kirinya. Semua ini seperti di awang. Sehun senang, Chanyeol senang, yang baca senang nggak, nih?😭
"Hanya sebut aku Loey saat kau datang!"
Bahkan tanpa ragu lagi Sehun mengiyakan ucapan Chanyeol. Semua perlakuan itu membuat Sehun kehilangan akal. Tentu saja Chanyeol senang, ia senang karena telah bisa menaklukkan Sehun. Dengan begitu ia tak akan banyak merasa bersalah, Sehun suka rela memberikan tubuhnya.
.
.
.Bersambung
.
.
.Huiiiiiiii!!!!!!! Btw, PJ MK bakal update di akun ini, nih!