Chapter 4: Mulai Berpikir (1)

1.1K 150 39
                                    

Cale mulai berpikir

'Haruskah aku lari?'

Namun pupil-pupil anak-anak itu secara akurat melihat ke arahnya. Di depannya ada sekumpulan remaja. Mereka semua terlihat seperti baru berumur dari rentang 11 sampai 14 tahun. Cale tidak tahu pasti dan dia tidak peduli. Cale hanya menyesalkan tempat yang dia pilih untuk bersembunyi permainan petak umpet adalah sarang anak-anak berandalan pengganggu.

'Bangsat.'

Dirinya tidak bisa tidak mengumpat di dalam. Lupakan tentang permainan sialan tadi, hidupnya sekarang bahkan sedang dipermainkan!

Cale perlahan melangkah mundur tetapi sesuatu di belakang punggungnya menghentikannya.

"Whopss ... Perhatikan langkahmu anak kecil," Cale mendongak hanya untuk melihat senyum jelek seorang remaja. "Kaki-kaki kecilmu hampir menginjak kakiku, tahu."

Senyum bengkok remaja laki-laki itu semakin melengkung. Cale tahu tentang tipe anak ini. Kesunyian yang tiba-tiba dari gang kecil yang terhimpit gudang lumbung padi itu juga membuatnya semakin jelas.

'Dia adalah ketuanya.'

Rambut semir kuning mencolok disisir rapi ke belakangan tanpa sehelai rambut yang mencuat keluar. Bando merah menyala itu membantu. Cale kemudian berbalik sepenuhnya. Membuatnya melihat anak remaja di belakangnya lebih jelas. Cale diam-diam memperhatikan penampilan anak lain hanya untuk merasakan perih membakar matanya. Remaja laki-laki yang paling tua diantara anggota geng berandalan memiliki kaos oblong berwarna krem dengan cetakan tulisan pudar yang tidak bisa dibaca lagi bersamaan dengan jaket bermotif corak macam tutul. Lalu pilihan bawahannya tidak lebih baik berupa celana jeans navy model ujung kaki memgembang dan aksesoris jadul bergantung di bawah ikat pinggang kulit. Terakhir sebagai pemanis, ada sepasang sepatu kets putih kusam yang tidak pernah dicuci bertahun-tahun. Jika Raon Mir, naga hebat dan perkasa itu melihat orang ini saat ini, Cale bisa membayangkan bagaimana komentar naga itu di kepalanya.

"Dia manusia yang pintar menata rambut seperti nenek Violan! Tapi dia terlihat aneh dan jelek. Apakah dia tidak pintar memilih gaya? Untung koki Vicross kita tidak melihatnya, manusia!"

'Ya, Vicross pasti membakar bando norak beserta orang yang mengenakannya sekaligus.'

Namun, satu-satunya masalah bukan tentang mode tren berpakaian yang membuat mata Cale sakit. Tapi apa yang terjadi selanjutnya.

Remaja laki-laki berjongkok menyamakan tinggi mata mereka lalu bertukar pandangan dengan seorang anak kecil. Dia tersenyum, suara riang terdengar dari mulutnya yang berbicara.

"Jika kau sampai menginjak kakiku," Jari telunjuk terangkat menunjuk bagian tubuh. Jarinya kemudian menekan pelan perut Cale. Kali ini suara rendah yang berbicara. "Aku akan menginjak-injak perut kecil ini sampai kau memuntahkan semua makan siangmu."

Ancaman itu terdengar mengerikan sehingga Cale samar-samar bisa mendengar beberapa tarikan napas tertahan dari arah belakangnya. Tampaknya hampir sebagian dari mereka memiliki beberapa memar di perut di hari yang sama saat menjadi anggota geng.

Cale sama sekali tidak memiliki keinginan untuk melakukan hal yang sama.

Dia tidak memunculkan ekspresi apapun di wajahnya. Tidak bergeming. Cale memikirkan rencana bagaimana cara keluar dari sarang singa tanpa dirinya tercabik-cabik. Tapi sebelum itu,

Puk.

Puk.

"Aigoo, jangan takut. Kakak hanya bercanda, tahu."

'siapa yang tahu, bajingan?'

Tangan kotor remaja laki-laki masih menepuk-nepuk ringan pada pucuk rambut merah Cale. Sungguh, apakah dia bahkan tidak mencuci tangannya setelah buang air? Jika benar berarti bau tidak mengenakkan ini menjelaskan semuanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Lookism x T/Lcf] The End of A Legendary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang