Sembilan

233 18 1
                                    

Enjoy the story~♥️

"Siapa ya?"

"Biar saya yang tengok, kamu makan aja" Pak Ian minum terus dia ke depan.

"Gak ah! Gue kan orangnya kepoan," gue ikutin dia ke depan.

"Mana Keisya?"

"Lagi makan di dalem. Bukannya balik bulan depan?" - Pak Ian.

"Nih si Vero minta balik, katanya gak asik kalo gak ada Keisya" - Bang Dion.

"Idih! Manten baru kenapa udah balik??"

"Jelasin, males gue ngomong dua kali" - Bang Dion.

"Gue minta balik, gak seru kalo liburan gak ada lo" - Kak Vero.

"Dih! Lo kan honeymoon, kak bukan liburan. Kocak lo," gue ngakak.

"Makanya lo berdua nikah buruan biar bisa double honeymoon," - Bang Dion.

"Tuh mulut kalo belom dikuncir belom kapok kali ya," gue pelototin dia.

"Masuk dulu, kita makan sekalian. Kebetulan gue masak banyak," - Pak Ian.

"Nasi goreng ebi nih. Ayo, sayang" - Bang Dion.

Kita akhirnya makan berempat, bareng sama pengantin baru yang mendadak minta pulang. Padahal kan mereka lagi honeymoon. Pasangan yang unik emang.

Lebih kurang ajarnya lagi, mereka habis makan tuh langsung pulang. Gue sama Pak Ian yang harus cuci piring berdua. Bukannya bantuin dulu gitu baru balik. Dasar gak sabaran!

"Kei," - Pak Ian.

"Hm?"

"Good night," - Pak Ian.

"Wah!"

🍦🍦🍦

"Kenapa kamu liatin bibir saya terus?" - Pak Ian.

"G-gak! S-siapa yang liatin bibir bapak? Geer!"

"Mata gak bisa boong, Keisya" - Pak Ian.

"Bapak gak punya hobi lain ya selain bikin orang jantungan?"

"Gak ada," - Pak Ian.

"Kenapa?"

"Ya karena saya suka liat kamu salting, saya suka liat wajah kamu yang memerah karena malu" Pak Ian senyum.

"Ini kayaknya bukan jalan ke arah kantor ya?"

"Memang bukan," - Pak Ian.

"Kita mau kemana??"

"Saya mau mendaftarkan tanggal pernikahan kita," - Pak Ian.

"Heh! Mulutnya ya enteng banget kayak kapas, pak!"

"Kamu gak mau nikah sama saya?" - Pak Ian.

"Y-ya mau, tapi emang bapak serius sama saya??"

"Saya serius sama kamu, Keisya. Kalo saya gak serius, buat apa saya izinin kamu tinggal di rumah saya? Buat apa saya pacarin kamu?" - Pak Ian.

"Ya, saya kan gak hati bapak gimana."

"Di hati saya cuma ada kamu," - Pak Ian.

"Bapak serius mau daftarin pernikahan kita?"

"Iya, Keisya" - Pak Ian.

"Emang bapak udah izin sama abang? Abang setuju?"

"Dion bilang, terserah saya" - Pak Ian.

"Wah! Sungguh persahabatan yang unik."

"Kamu mau pernikahan yang seperti apa?" - Pak Ian.

"Yang sederhana, tapi terasa momen sakralnya."

My Love Producer - DPR Ian [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang