[✓] Back to the Apocalypse: The Rebirth of Bai Jing

Bab 19

*****

"Bos, aku ingin melihat unicorn itu." Bai Jing memasuki toko dan berkata, matanya tertuju pada unicorn yang dipajang di rak.

"Anak muda ini benar-benar tahu barangnya. Unicorn ini diturunkan sebagai barang antik sejati dari Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing. Aku dengar ada sepasang, tapi sejauh ini, aku hanya menemukan satu. Kami menampilkannya sebagai pameran, tetapi karena kamu menyukainya, aku akan menunjukkannya kepadamu."

Bai Jing merasa bingung saat mendengar apa yang pria itu katakan. Sebenarnya, dia seharusnya tahu bahwa peninggalan ibunya tidak mungkin muncul di sini.

Wajahnya tidak bisa disembunyikan dari kerumunan. Bos mengambil unicorn dari lemari dan menatap Bai Jing, yang sepertinya telah kehilangan kebahagiaan, dengan rasa ingin tahu bertanya: "Apakah kamu sudah melihat yang lain?"

Bai Jing mengangguk, wajahnya menunjukkan sedikit kesepian: "Ibuku meninggalkanku unicorn, tapi hilang."

Bos terlihat jelas dan merasa sedikit menyesal. Ternyata usaha ini tidak berhasil, tapi dia tidak terlalu peduli. Bisnis barang antik yang berhubungan dengan orang kaya dan bangsawan menuntut pedagang untuk memiliki penilaian yang baik. Bahkan jika kesepakatan tidak tercapai, menjadi teman sudah cukup baik.

Dengan hati-hati menyerahkan unicorn itu kepada Bai Jing, dia tersenyum dan berkata: "Sayang sekali. Nyatanya, hanya kehalusan unicorn yang bagus, tetapi ekornya memiliki kekurangan kecil. Umumnya tidak terlihat jika kamu tidak memperhatikannya. Apakah ada perbedaan dibandingkan dengan milikmu?"

Bai Jing memeriksa dengan teliti unicorn itu, dan melihat dengan jelas retakan di ekornya. Meski kecil, itu menghancurkan kesempurnaan unicorn. Itu ditutupi saat ditampilkan, tetapi nilainya berkurang jika dia ingin menyimpannya. Namun, unicorn ini memang berbeda dengan milik ibunya. Tampilannya persis sama, tapi arah tumitnya berlawanan.

"Berapa harganya?" Bai Jing bertanya, sambil melemparkan unicorn di tangannya. Bos mengencangkan dan takut Bai Jing akan menjatuhkannya dengan sembarangan. Giok adalah barang yang tidak tahan jatuh.

"Kalau mau, harganya tiga ratus ribu yuan, kehalusan batu giok ini sebenarnya lebih berharga dari harga yang diminta, tapi sayangnya...."

{300 ribu yuan = 656.752.502 Rupiah.}

Tanpa menunggu bos selesai, Bai Jing melambai dan melemparkan kartu kepadanya: "Tentu, aku akan membelinya." Tiga ratus ribu yuan tidaklah mahal. Meskipun membuang-buang uang, lebih baik memiliki sesuatu yang serupa untuk diingat.

Bos sedikit terkejut dan senang karena dia tidak melewatkan yang satu ini. Dia kemudian memberikan unicorn yang dikemas dengan benar ke Bai Jing dengan kartu namanya bersama.

Bai Jing mengambil kotak itu dan tidak membukanya untuk memeriksa. Dia dengan santai memasukkannya ke dalam saku. Pakaian musim dingin yang tebal memiliki saku besar, dan bahkan dengan kotak unicorn di dalamnya, tampaknya ada lebih banyak ruang untuk penyimpanan.

Keluarga Lin terkejut. Pasangan tua itu dikejutkan oleh tiga ratus ribu yuan. Ini bukan jumlah uang yang kecil, dan bagi orang-orang pegunungan ini, itu hanyalah jumlah yang sangat besar. Nenek Lin mengomeli kebiasaan Bai Jing yang hilang, tetapi berpikir ketika dia menyebutkan hilangnya peninggalan ibunya, dia mengerti kesedihan Bai Jing. Meski untuk kenang-kenangan, tiga ratus ribu yuan, tut, Nenek Lin merasa rumit. Anak ini menghabiskan uang tanpa ragu-ragu.

Bahkan dengan masa lalu yang indah bertahun-tahun sebelumnya, dia dan suaminya tidak berani dengan mudah mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Tapi dia lupa itu di masa jayanya, yang merupakan periode yang membingungkan. Siapa pun yang memiliki kehidupan pribadi yang baik menderita, siapa pun yang memiliki lebih banyak uang adalah seorang kontra-revolusioner. Mereka merasa pesimis dan putus asa dan memutuskan untuk kembali tinggal di pegunungan. Bisakah kamu membandingkan periode itu dan sekarang? Dengan kata-kata populer saat ini, Bai Jing kekurangan segalanya kecuali uang.