3

668 56 11
                                    

______________________________________

Hai semua 👋 lama gak berjumpa, aku hampir lupa sama book ini 😭 maaf ya nunggaknya lama banget 🙏 semoga kalian masih suka mampir ke sini🦋🌞
______________________________________


Terik matahari yang dihalangi oleh awan tebal siang ini menjadikan teriknya tidaklah seganas seperti biasanya.

Dibawah pohon rindang, Jaemin dan kedua sahabat sejolinya duduk pada kursi yang terbuat dari gilingan semen bercampur pasir, sambil menikmati cemilan di siang hari.

Renjun dan Mark yang bernotaben teman sekelas itu memilih duduk berdampingan dengan satu kotak bekal ditengah mereka. Roman kasmaran rupanya masih melingkupi mereka, terbukti dari mereka yang saling menyuapi satu sama lain dengan sangat intens.

Jaemin yang berbeda kelas dengan mereka hanya bisa menggeleng miris, karena sedari dulu dirinya ini akan terkesan seperti nyamuk yang keberadaannya tak akan digubris, apa begini rasanya jika bersahabat dengan jumlah ganjil?

"Hoy! Melamun terus," sentak si mungil dengan menghempaskan tamparan mengudara didepan wajah Jaemin.

"Kebiasaan emang lo, pantes ditakutin banyak orang," celetuk satu-satunya lelaki disana sambil tertawa bergurau, yang mana mengundang pukulan dibahunya dari Renjun yang duduk disamping Mark.

"Gue capek mau bolos aja," dengus Jaemin yang dapat menghentikan sesi berpukul manja dari dua orang dihadapannya dan digantikan dengan tatapan heran yang dilayangkan langsung kearahnya.

Tidak biasanya, seorang 'Nana' kesayangan mereka berkeinginan untuk melanggar aturan.

"Kalo ada masalah tuh, cerita bego," umpat Renjun sarkas.

"Ho'oh jangan malah jadi menye-menye begini," sambung Mark seraya menuding-nudingkan jari telunjuknya.

"Sebel ah, pengen kemana gitu, males gue ke kelas," sungut Jaemin seraya menyebikkan bibirnya.

Kedua insan itu saling berpandangan dan kembali melempar tatapan heran ke arah Jaemin. "Emangnya kenapa, Na? Ini juga masih jam istirahat, lu mana bisa main kabur aja," ujar Renjun menasehati.

"Ya makanya gue mau bolos, gue males ke kelas sekarang karena ada makhluk itu," beber Jaemin dengan bibir memble-nya.

"Makhluk? siapa?"

"Apaan makhluk?"

Sahut kedua sahabat sejolinya, berbarengan.

"Ada deh, pokoknya," hardik Jaemin ketus seraya bangkit dari duduknya dan melenggang pergi total abai dengan wajah kebingungan kedua sahabatnya.

"Ada makhluk aneh?"

"Ada, Jaemin orangnya,"

;ㅡ tetangga masa gitu🫶 🌻

Senyum sumringah terpancar diwajah tegas Jeno, kala menemukan presensi seorang gadis cantik memasuki kelasnya, ya, tak lain Jaemin.

Mungkin saat ini ia sudah tertarik pada gadis itu, bagaimana tidak? Karena hanya dirinyalah yang hingga saat ini masih mempertahankan gengsinya.

Jeno sangat menyukai tantangan, tentu saja hal ini membuat rasa penasarannya kian membludak, seperti saat ini, Jaemin terlihat membuang wajahnya ketika pandangan mereka bertemu.

"Tcih, denial aja terus," gumam Jeno seraya menggulung senyum picik ke atas.

"Eh, gue duduk di sini ya!?" Jeno yang mendengar suara Jaemin bersorak keras, reflek ia menoleh kearahnya.

"Loh, lo kan sudah ada bangku sendiri, napa nyerebet bangku orang?" sungut salah seorang perempuan yang berdiri di samping bangku tersebut.

"Kita tukeran tempat duduk aja, gimana?" tawar Jaemin sembari memberi tatapan yang sulit diartikan hingga membuat perempuan yang berdiri disampingnya mengkerutkan kening.

"Apaan dah? udah minggir lo, sana balik ke bangku lo," titah perempuan itu mutlak, membuat Jaemin sebal dan terpaksa pergi dari sana.

"Dih, biasa aja kali," cibir Jaemin saat merasakan pundaknya disenggol dengan sengaja oleh perempuan itu.

Jaemin merutuk disetiap langkah kaki jenjangnya menuju bangkunya dan, ah, Jaemin malas menyebut namanya, bisa ia tebak lelaki itu pasti saat ini tengah menertawainya, jangan lupakan dengan gaya andalannya, sombong.

"Udahlah gak usah cemberut gitu, lo harusnya seneng duduk di samping orang ganteng kayak gue," lagi, Jaemin menghela napas berat, lantaran jengah dengan sikap pongah lelaki dihadapannya ini.

"Minggir," sentak Jaemin menghiraukan ucapan Jeno.

"Masih aja galak," untuk kedua kalinya Jeno hanya mengikuti perintah Jaemin tanpa penolakan, ia tak ingin membuat gadis ini lebih kesal lagi, atau ia akan kehilangan seluruh kesempatannya untuk mengalahkan gengsi setinggi tembok cina milik gadis molek ini.

tbc

Author Note:
Hai apakabar semuanya?
Masih ada gak sih yang main ke"book" ini?
Aku udah lama banget ngilang dan sempet diambang pengen tutup book ini tapi waktu liat antusias beberapa dari kalian yang masih suka ngasi "vote" bikin aku jadi mikir buat lanjut lagi, makasih banyak ya 😭🙏

Semoga aku bisa menyelesaikan book ini dan book sebelah, jangan bosen-bosen Vote dan Comment 🫰

(Kalian jangan lupa Vote dan Comment terus ya, biar si acip semangat buatin ceritaku, udah jangan kelamaan liatin wajahku, malu jadinya nih)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kalian jangan lupa Vote dan Comment terus ya, biar si acip semangat buatin ceritaku, udah jangan kelamaan liatin wajahku, malu jadinya nih)

Tetangga Masa Gitu | NOMIN GS ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang