Kejadian yang tak terduga.

10 0 0
                                    



Hari minggu yang cerah dengan suara-suara burung ber kicauan yang sedang bermain di atas langit.Membuat ku merasa tenang di kala itu, karena ini merupakan waktu bagi diri ku untuk merebahkan badan seharian di atas kasur super empuk ini.Terkadang ibu selalu memarahi ku, karena kerjaan ku selama hari minggu hanya tidur, hingga tak tahu waktu.

Nguengggg... nguenggg...
Suara itu terus terputar beberapa kali hingga tak terhitung oleh orang yang sedang tidur ini.Membuat telinga Rian dan tidur nyenyak nya itu terasa tidak tenang sekali.Badannya terasa begitu malas untuk memaksa dirinya bangun dari tidur nyenyak nya itu.Tidak semua orang kuat untuk bangun dari tidur super nyenyak ini, apalagi di hari minggu.

" tataatatata kakaaa bangun " di pukul nya badan Rian dengan tangan mungil adiknya itu, tidak cukup untuk membuat Rian dapat terbangun. " Rian Ardiga bangun! " hingga akhirnya sang ibu turun tangan untuk membangunkan Rian yang kebo ini, sayangya ini masih belum membuat Rian bangun dari alam mimpi nya ini. 10 menit, 20 menit, kemudian Rian terbangun dengan sendirinya setelah merasa bahwa terdapat air yang memasuki mulutnya.

" eh eh banjir banjir banjirr " Rian dengan reflek terbangun dari tempat tidurnya dan melihat keadaan sekitar, yang hanya terdapat ibu dan adik adik nya sedang tertawa melihat ia yang berperilaku konyol. " Ibu, adee iseng banget deh " dengan nada kesal sambil tersenyum akan tingkah jahil adik-adiknya ini.

Ibu selalu membangunkan ku setiap pagi tanpa ada rasa kesal sedikitpun, walaupun pada dasarnya aku ini sangat susah sekali untuk dibangunkan.Gatau deh gimana jadinya kalo udah ngga ada ibu,nanti siapa yang bisa ngebangunin aku selain orang tersabar yang pernah aku temuin selama di dunia ini, yaitu ibu.

Aku dengan ayah juga tidak kalah jauh dekat nya seperti dengan ibu.Hanya saja, ayah mempunyai sifat yang lebih tegas apalagi aku ini anak cowo terbesar.Setiap kali aku mengerjakan sesuatu, aku harus memiliki prinsip tersendiri untuk mencapai tujuan yang sempurna.Ayah selalu mengajariku bagaimana menjadi laki-laki yang benar, dan apa saja yang tidak boleh dilakukannya.

                                       *******

Semua makanan kini telah tertata rapih di meja makan yang super sederhana ini.Dengan meja kayu yang terdapat hasil ukiran-ukiran yang super indah, dan ukurannya pun tidak terlalu besar.Di iringi dengan kursi kayu bercabang di bagian senderan punggung.Semuanya terlihat sangat sederhana namun bermakna, karena dapat berkumpul dengan keluarga di meja makan.

Di kala menyantapi makanan yang sudah di siapkan oleh ibu, Rian selalu berbagi cerita dengan orang tua dan adik-adiknya.Ia menceritakan apa saja hal-hal yang menarik selama hari-hari di sekolahnya.Ayah dan ibunya selalu menanggapi Rian dengan senang hati." Ibu  sama ayah, jadi merawat kakek dan nenek? " tanya Rian kepada ibunya, " Iya Rian ibu sama ayah jadi " jawab ibunya.

Kakek dan nenek Rian sedang sakit saat itu, hanya orang tua Rian lah yang bisa merawat mereka, karena seluruh kakak atau adik ibu sangatlah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.Pekerjaan ayah Rian hanyalah pengukir kayu, dan ibunya seorang ibu rumah tangga.Mereka bisa saja menyisakan waktunya untuk hal-hal seperti itu.

" Lalu adek gimana bu? Rian kan sibuk sekolah hingga sore, kenapa ibu tidak ajak saja? " akhirnya Rian pun mengungkapkan, betapa bingung nya ia harus bagaimana terhadap adik yang masih kecil nya itu. " Tenang aja, adek kamu bakal ibu bawa kok, tapi Azia tetap di rumah ya dengan Rian " jawab ibu dengan jelas kepada Rian.

Rian mempunyai adik dua, adik pertama nya berusia 7 tahun dan berkelamin perempuan, bernama Azia Ardiga.Adik kedua nya masih kecil, berusia sekitar 2 setengah tahun, dan berkelamin laki-laki, bernama Azar Ardiga.Mengapa semuanya di akhiri Ardiga? karena nama panjang ayahnya yaitu Rizal Ardiga dan ibunya Adiya Rahma.

Rian menghela nafasnya, dan kemudian sadar dengan Azia yang dari tadi sudah mentap Rian setelah ibunya berbicara.Lain tak lain mereka ini sangat suka sekali bertengkar dengan hal-hal sepele.Seperti rebutan tempat tidur,rebutan bantal,bahkan rebutan sepeda sekali pun.Ibunya sangatlah bingung kala mereka sedang bertengkar demi meributkan hal-hal seperti itu.

Rian sudah menduga bahwa adiknya akan bersikap seperti itu, sejujurnya dia juga malas karena harus tinggal berdua saja.Namun, sebagai seorang kakak laki-laki, seperti yang ayah nya sudah bilang bahwa harus menjaga adik perempuan maupun laki-laki, ketika tidak ada mereka.Seluruh kepercayaan kini ada di tangan Rian, Rian hanya bisa menerima keadaan dan menjalankan kepercayaan orang tuanya.

*******

Sarapan pagi ini sudah selesai, ibu sedang membereskan sisa-sisa makanan di meja makan bersama Azia, yang membantu membawa piring ke dapur.Rian kini sedang membantu ayah untuk mempersiapkan kebutuhan, dikala akan pergi ke rumah kakek dan nenek.Rian sedikit mengobrol dengan ayah,ayahnya selalu mengingatkan Rian untuk selalu menjaga adiknya.

Rian pun sudah sangat tahu.. sangat sekali tahu bahwa Azia memang anak kesayangan ayahnya.Rian tidak pernah berani untuk memberi tahu ayahnya, bahwa memang itu sudah menjadi tanggung jawabnya.Rian hanya bisa mengangguk, dan meng iyakan seluruh perkataan nya.

" Rian, jika terjadi sesuatu di rumah, tolong kabari ayah melalui heandphone tetangga ya, ayah akan selalu menanyakan kabar kalian melalui heandphone teman ayah disana " Ucap ayahnya kepada Rian. " Iya yah pasti " jawab Rian kepada ayah dengan penuh kepercayaan.

Tiba-tiba ibu menghampiri mereka dan sempat berpesan kepada Rian, " Rian hati-hati ya nak di rumah, ibu akan tinggalkan uang untukmu, maaf ya nak tidak banyak, jaga ya adikmu, ibu mempercayai mu Rian " ucap ibunya yang membuat hati Rian merasa sedih.

Tepat pukul 9.30 WIB ayah dan ibu sudah bersiap untuk berangkat ke terminal bus.Semua barang sudah siap di depan rumah, aku dan orangtua ku sudah berpamitan terlebih dahulu.Memang aga sedih rasanya, akan berpisah dengan orangtua dalam waktu yang mungkin cukup lama.

Sampai pada akhirnya ayah dan ibu sudah pergi dari rumah.Semua terasa sangat sepi, terasa sekali perbedaan antara ada orang tersayang dan tidak ada.Rian dan Azia terlihat hanya saling terdiam, tidak ada pembicaraan sedikit pun.

*******

5 jam kemudian....

Terlihat Rian sedang menangis di antara riuh nya orang-orang.Semuanya mengenakan pakaian muslim, menangis, suara ayat al-quran, semuanya menjadi satu.Terlihat dua orang dan satu anak kecil yang sedang tidur, namun anehnya mereka tertutup oleh kain batik.Rian sungguh sangat merasa aneh, apa yang terjadi dengan semua orang? dan siapa yang berada di tutupan kain batik itu? Rian sungguh tidak tahu.

Rian dan Azia sangat terlihat sedih seperti kehilangan di kala itu.Sampai akhirnya terlihat seseorang yang manghampiri nya.Ya, itu kakek.Kakek menghampiri ku dengan berpakaian serba putih, kakek berkata " Rian kamu harus menjadi anak yang kuat, dan tabah ya nak, Allah lebih sayang sama kamu " sambil di tepuk nya pundak Rian.

Rian akhirnya menyadari bahwa seseorang yang di tutupi oleh kain batik itu adalah orangtua dan adek nya yang masih kecil.

*******

Mimpi yang sangat buruk bagi Rian.

Rian dengan sengaja membukakan matanya, dia ingin menghindari mimpi yang sangat buruknya itu.Sungguh mimpi yang membuat Rian merasa tidak enak hati, hatinya dengan sangat tidak lamgsung menjadi sangat gelisah.Apa yang terjadi dengan orangtua dan adeknya? semuanya menghantui pikiran Rian.

Rian lalu mengecek jam, dan terlihat sudah pukul 14.30 WIB.Lalu keluarlah ia dari kamarnya, karena khawatir dengan adiknya.Dan mimpi buruk itu benar-benar terjadi.Rian melihat suara orang menangis, semuanya dengan sontak mentap Rian.

Salah satu warga menghampiri Rian dengan berkata, " Rian kamu pasti kuat nak, sabar ya nak, Allah tahu yang terbaik untukmu ".Pikiran Rian kini sedang tidak karuan.Rasanya ia ingin menangis,marah,dan hal yang susah ia ungkapkan lainnya.

Adiknya sudah di tenangkan terlebih dulu di kamar, karena terlihat sangat sedih.Azia menangis, hingga berteriak tak karuan.Rian yang melihatnya pun merasa sangat kasian dengan adiknya.Rian masih tidak percaya dengan kejadian ini, semua ini mengapa bisa secepat itu?.

man of one's wardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang