2. Wanna Study Date?

8 0 0
                                    

Alora mendongak dan melihat Dika. Ia segera menutup buku novel yang ia baca dan memasukkannya ke dalam tas ranselnya. "Lo ngapain di sini?" tanya Alora kepada Dika dengan rasa penasaran.

"Udah lama bener ya kita nggak ketemu." Dika mengabaikan pertanyaan Alora. "Lo nggak jawab pertanyaan gue, Dik," kata Alora yang merasa sedikit kesal karena Dika mencoba untuk menghindari pertanyaannya.

Dika duduk di kursi yang ada di sebelah Alora. "Gue pindah ke sini. Kenapa?" jawab Dika sambil menatap wajah Alora. "Harusnya bukan lo yang di sini, Dik," ujar Alora yang membalas tatapan Dika. Mata mereka bertemu, mereka saling melihat satu sama lain.

"Harusnya lo senang karena gue ada di sini, Ra."

"Kenapa gue harus senang?"

Dika tidak menjawab pertanyaan Alora. Ia hanya terus menatap mata Alora. Ia seperti terpikat dengan mata dark brown milik perempuan itu.

"Dik, jawab gue," paksa Alora dengan tatapan serius. "Gue nggak bisa, Ra," balas Dika yang melepas kontak mata mereka. "Gue dipanggil guru. Gue pergi dulu," lanjut Dika yang kemudian meninggalkan perpustakaan.

Alora yang awalnya bingung dengan alur novel yang berubah dratis menjadi tambah bingung karena perkataan Dika barusan. Alora memutuskan untuk membaca novel itu sekali lagi.

"Kenapa ini berubah dratis banget? Walaupun alurnya berubah, seharusnya dia nggak berubah se-dratis ini," batin Alora dengan frustasi. Alora menjambak rambutnya sendiri.

Setelah beberapa menit, Alora memutuskan untuk pergi ke toilet untuk merapikan penampilannya yang mulai berantakan. Tidak perlu waktu lama bagi Alora untuk touch up. Begitu selesai, Alora langsung keluar dan pergi menuju kantin sekolah.

"Alora!" panggil salah seorang siswi berambut pendek yang ada di kantin itu. Alora menengok ke sumber suara tersebut dan ia melihat Kiara-sahabatnya sejak SD. Alora segera duduk bersama teman-temannya itu.

"Alora, kami dengar Dika pindah ke sini. Lo udah ketemu dia?" tanya Kiara begitu Alora duduk. "Udah, dia duduk di samping gue di kelas," jawab Alora yang ingin sekali tidak menjawab pertanyaan Kiara.

"Serius? Dika kelihatan beda banget dari yang dulu. Coba aja dulu gue pacarin dia," ujar Kiara yang terlihat sangat kagum dengan Dika.

"Lo nge-fans sama dia, Ki?"

"Of course! 'Kan lo udah ada Darren, Ra. Jangan bilang lo mau sama Dika," ledek Kiara dengan senyuman.

"Ya nggaklah! He's not my type," balas Alora sambil menaik-turunkan tangannya. Kiara dan yang lain hanya mengangguk walaupun mereka tidak percaya dengan ucapan Alora.

Darren bersama dengan temannya masuk ke dalam kantin. Matanya menangkap sosok Alora terlebih dahulu di tengahnya keramaian. Ia menghampiri Alora.

"Ra," panggil Darren sembari berjalan menuju Alora. Alora menoleh, "Ren? Lo sama Alkana?" tanya Alora yang hanya melihat Alkana-teman sekelas Ren-berada di samping Darren.

"Dika nggak mau ikut, jadi gue bareng Alkana," jawab Darren yang kemudian memutuskan untuk duduk di samping Alora.

"Ren, I don't want you sitting next to me," kata Alora sambil menatap Darren dengan tatapan tidak suka. "Alright," ujar Darren sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.

Darren dan Alkana pergi meninggalkan Alora dan teman-temannya. Kiara yang melihat itu tampak shock.

"Alora, lo beneran ngusir Darren barusan?" tanya Kiara tak percaya. Alora mengacuhkan pertanyaan Kiara dan pergi membeli makanan untuk dirinya. Bahkan ia sendiri tidak percaya kalau ia bisa mengusir Darren seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PANACEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang