Medan, 2028.
Hari Sabtu yang cerah menjadi hari yang sangat tidak ditunggu-tunggu sekaligus yang paling ditunggu oleh Aluna. Pagi ini dia terbangun dengan helaan napas yang sangat berat dan perasaan yang sangat enggan untuk bangkit dari tempat tidur. Rasanya dia ingin kembali menutup mata dan tidur sampai hari berikutnya tiba daripada harus menghadapi situasi yang paling dia hindari sejak 11 bulan lalu. Secara bersamaan hari ini adalah hari pernikahan sahabat baiknya, Callista.
Jam menunjukkan pukul 7 pagi. Dua jam lagi dia harus sudah hadir di gereja untuk menghadiri pemberkatan pernikahan sahabat karibnya, Calista. Dia hadir sebagai penyanyi yang akan mengiringi nyanyian jemaat sepanjang acara. Suatu kesepakatan yang sejak dulu sudah mereka lakukan.
"Pokoknya kalo kelen kawin, harus aku yang jadi penyanyinya ya. Kalo bisa aku pun yang khotbah, HAHAHAHA!"Tidak butuh waktu lama, pukul 8 lebih dua puluh Aluna sudah selesai berdandan dan siap berangkat ke gereja. Aluna memakai gaun berwarna emas yang menjutai sampai mata kaki dengan lengan bermodel lonceng. Rambut keritingnya ia biarkan sebagaimana adanya dan dia sanggul asal dengan belahan rambut ke sebelah kanan. Riasan wajahnya tipis, seperti biasa, hanya warna merah tua dari lipstick yang menonjol dengan lensa kontak yang menambah kesan tajam pada matanya yang memang sudah bulat dan besar.
Suara klakson telah menyambut Aluna saat dia keluar dari rumahnya. Klakson itu dibunyikan oleh Felix, sahabat karibnya sejak SMA. Felix membuka kaca jendela mobilnya dan tersenyum seketika melihat Aluna yang sangat anggun pagi itu.
"Al, sumpah... Kau cantik kali!" Felix tersenyum lebar seperti melihat hal yang tidak pernah dia lihat.
Aluna memang cantik tapi Felix belum pernah melihat Aluna berpenampilan sedewasa itu. Felix benar-benar tak bisa menahan senyumnya. Sedangkan Aluna tidak menghiraukan perkataan sahabatnya itu karena dia sedang sibuk memasang sepatunya di teras rumah.
"Lix, nanti kita balek lagi kan? Aku ganti baju nanti buat resepsi." Aluna berbicara tanpa sedikit pun melihat ke arah lawan bicaranya.
Felix, masih dengan senyum lebar, menjawab, "Iya, Al. Kita balik ke rumahmu. Aku numpang ganti baju juga nanti."
Aluna selesai memasang sepatunya dan bergegas masuk ke dalam mobil Felix setelah mengunci pintu rumah dan pintu gerbang. Felix tak henti melihat ke arah Aluna seketika dia masuk ke dalam mobil. Mulutnya sedikit terbuka saat melihat Aluna lebih dekat.
"Apa sih, tengok-tengok?!" Aluna melihat Felix sinis.
Felix tertawa lebar sampai memukul setir. "Al, kecantikanmu yang tadi tiba-tiba memudar."
Aluna tidak menanggapi sahabatnya itu lagi. Harinya sudah cukup buruk karena mengingat apa yang akan dia hadapi. Tawa Felix bukan hal terburuk yang akan dia hadapi hari ini.
Felix telah melajukan mobil ke arah jalan raya. Radio Prambors mengisi ruang mobil itu, sesekali Felix bersenandung mengikuti lagu yang diputar.
"Kau pasti murung karena ada mantan, kan?" Felix lagi-lagi menggoda Aluna.
Aluna hanya diam dengan wajah yang semakin murung. Kepalanya semakin pusing karena Felix bukannya memberikan distraksi malah mengingatkannya pada hal buruk hari ini. Meskipun Aluna telah menunggu-nunggu hari dimana sahabatnya akan menikah, tapi rasa antusias itu tertutupi oleh rasa khawatir dan takut.
"Al, udahlah. Nggak usah takut. Belum tentu juga dia datang, kan dia nggak di Medan." Felix berusaha menenangkan sahabatnya itu. Sesekali Felix melirik ke arah Aluna yang sekarang menghadap ke arah jendela. "Dia belum upload story apa-apa ke Instagram soal Medan, aku lumayan yakin dia nggak datang di nikahan si Callis."
Aluna lumayan tenang setelah mendengar Felix. Sebenarnya Aluna sejak seminggu lalu terus mengawasi akun mantannya untuk tahu apakah si empunya akun telah mendarat di Medan untuk memenuhi undangan pernikahan Callista, atau malah memilih untuk tidak hadir. Aluna sedikit yakin kalau mantannya tidak akan hadir tapi sedikit yakin juga kalau mantannya akan hadir. Perasaannya terbagi dua dan membuatnya makin gelisah.
Saat mereka sampai di parkiran gereja, hal pertama yang Aluna lakukan adalah men-scanning semua mobil untuk memastikan tidak ada mobil mantannya disana. Felix pun ikut celingak-celinguk meskipun tidak tahu apa yang sedang dilakukan Aluna.
"Oke, aman!" Aluna menenteng tasnya dan bersiap untuk turun dari mobil sebelum tertahan oleh tawa Felix.
"HAHAHAHA! Gilak kau ya, Al! Sampe nengok-nengok mobil anjir! HAHAHAHAHA!" Felix sampai memukul setir saking terbahaknya.
Aluna melengos turun dari mobil dan langsung bergegas masuk ke dalam gereja. Disana dia sudah melihat Callista dan Yudhi, calon suaminya, sedang melakukan sesi pemotretan sebelum acara dimulai. Tak terasa air mata Aluna berkumpul di pelupuk mata. Callista hari itu bukanlah Callista yang dia lihat hampir setiap hari sejak SMA. Callista hari itu sangat cantik, Aluna sendiri bahkan tak dapat menemukan kata apa yang cocok untuk dia katakan pada sahabatnya itu selain, "Ca, kau cantik kali..."
Kedua sahabat itu saling menatap penuh haru. Keduanya menahan tangis agar riasan mereka tidak luntur. Aluna tidak tahan ingin memeluk Callista tapi dia menahannya karena tidak ingin merusak gaun Callista yang panjang terburai ke lantai.
"Akhirnya ya," Aluna mengusap lengan sahabatnya itu. "I'm so happy for you, Ca. I really do," ucap Aluna dengan senyum penuh arti.
"Thank you, Al. Thank you for everything." Mereka mengakhiri percakapan singkat mereka dengan senyuman untuk satu sama lain sebelum Callista dipanggil ke belakang.
Aluna duduk di kursi singer dan melakukan latihan singkat dengan pemusik dan dua singer lain. Aluna telah menyiapkan satu lagu spesial untuk sahabatnya itu yang akan dia nyanyikan sebagai persembahan pujian. Satu lagu yang penuh arti untuk mereka berdua.
Gereja masih kosong karena acara baru akan dimulai satu jam lagi. Aluna baru sadar kalau Felix belum juga masuk padahal sudah lebih dari dua puluh menit dia meninggalkan sahabatnya. Aluna menelepon Felix tapi panggilannya ditolak.
Tak berapa lama setelah panggilannya ditolak, Felix mengirim chat.
Felix:
p
p
p
p
urgent
al
helio datang***
![](https://img.wattpad.com/cover/327770876-288-k490884.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Relationship Goals // hendery x giselle
FanficPacaran selama hampir 10 tahun malah membawa Helio dan Aluna kepada ketidakstabilan diri yang luar biasa. Masalah-masalah kecil yang telah dipendam sejak lama meledak kembali dan menimbulkan ledakan besar di diri masing-masing. Setelah memutuskan un...