Typo berterbaran!
Harap memaklumi segala kesalahan penulisan
Cerita ini dibuat hasil pemikiran author!
NO PLAGIAT!SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!
.
.
.
.
.___________________________
"Salam untuk Yang mulia Raja dan Ratu Vegazia, putra mahkota dan pangeran kedua menghadap"
Vincean melempar senyuman kala melihat kedua putranya telah berdiri didepannya, "Kalian berdua duduklah" ucap sang Ratu lembut, kemudian menyuruh salah satu pelayan untuk membawakan dua cangkir teh dan beberapa camilan lagi.
"Ada perlu apa Yang mulia memanggil kami?" Riel angkat bicara.
Roland menatap kedua putranya, "Cukup panggil Ayah, jika dalam situasi seperti ini"
Riel dan Orlan lantas mengangguk kemudian terdiam menunggu Ayahnya berbicara, Roland terkekeh melihat wajah tegang kedua pangeran itu, "Apa yang membuat kalian tegang, putraku?"
Vincean ikut terkekeh, "Tak perlu tegang, Ibu hanya ingin bercengkrama dengan kalian, tapi sepertinya Ayahmu juga akan menyampaikan sesuatu."
"Orlan, bagaimana hasil seleksi kemarin? Kita harus segera merekrut Prajurit baru lagi."
"Hasil seleksi ada di ruangan saya, Ayah.. jika Ayah berkehendak nanti akan saya bawakan keruangan anda."
"Baiklah kutunggu laporannya, Lalu bagaimana dengan mu Riel? Sudah belajar beberapa teori tentang politik?"
Riel mengangguk, "Sudah Ayah, tapi untuk pelajaran bahasa, saya masih harus belajar lebih giat lagi."
"Orlan.." panggil sang Ayah membuat Orlan memberikan atensi penuh kepada Roland.
"Lusa- ikut Ayah pergi ke selatan."
"Selatan?" Heran Orlan.
Roland mengangguk, "Kerajaan Verozka, Ayah ada perlu sesuatu di sana."
"Tapi, setahu Riel kerajaan itu sedikit tertutup dengan dunia luar."
"Dahulu- Verozka bahkan lebih unggul dari Vegazia, tapi-"
Riel menatap sang Ibu penuh tanda tanya, "Tapi apa Bu?"
Vincean menghela nafas, "Tapi semenjak terdengar kabar bahwa Ratu Luna menutup usia, kerajaan itu seakan kehilangan citranya."
"Ratu Luna? Dari Dinasti Rewain, kerajaan kecil dibagian Barat-daya."
Vincean mengangguk, "Ratu DeLuna Haolen, yang berubah marganya setelah menikah dengan Raja Zameer III"
"Tapi- apa penyebab meninggalnya sang Ratu?"
"Ratu meninggal setelah melahirkan, begitu yang Ayah tahu, tapi sampai sekarang tidak ada yang tahu siapa dan bagaimana rupa putra Raja Morgan itu."
Orlan yang sedari tadi hanya diam menyimak, sedikit mengerutkan keningnya. "19 tahun? Tidak ada satupun kerajaan yang tahu?"
Roland mengangguk membenarkan ucapan si sulung, "Verozka menutup rapat segala informasi tentang putra Rajanya, tapi Ayah pernah mendengar bahwa Raja Morgan memiliki anak kembar, entahlah Ayah juga belum pernah tahu secara langsung. Tapi lusa Ayah harus tetap datang ke Verozka, persiapkan dirimu, Orlan."
Orlan mengangguk patuh, keempatnya terus bercengkrama hingga sebuah suara mengalihkan fokus keempatnya.
"IBUUUUUUU!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN'S OF WORLD:[WAR STORM]
FanfictionDendam dan kekecewaan yang masih terpendam mencetuskan sebuah perang besar, merusak seluruh tatanan kehidupan, membuat banyak korban berjatuhan. Perebutan tahta demi sebuah reputasi, justru menjadi malapetaka. Dan dari sinilah, kisah seorang putri...