Typo berterbaran!
Harap memaklumi segala kesalahan penulisan
Cerita ini dibuat hasil pemikiran author!
NO PLAGIAT!SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!
.
.
.
.
.___________________________
Hari ini para pelayan istana sibuk mempersiapkan acara jamuan besar, Raja dari Negeri Utara akan berkunjung keselatan, begitu penjelasan dari Ayahnya. Lethia menatap takjub pada hiasan ruangan yang didekorasi seindah mungkin, "Cómo es el Rey del Norte para que lo tengamos que saludar con tanta prodigalidad?" Tanyanya pada pelayan pribadinya yang kini ikut mengekor di belakang sang putri.
*/(Seperti apa Raja Negeri Utara sehingga kita harus menyapanya dengan begitu mewah?)
"Lo sabrás en un momento, princesa." (Anda akan mengetahuinya sebentar lagi, Tuan putri)
"Es un rey un gran reino?" (Apakah seorang Raja kerajaan besar?)
Si pelayan mengangguk, "Cuándo llegaron al sur?" (Kapan mereka tiba di selatan?) Tanya sang putri lagi.
"Han llegado a la frontera de Chun Village con Boscha Town" (Mereka telah sampai diperbatasan desa Chun dan kota Boscha)
"Maaf Tuan Putri, sepertinya ini waktu yang tepat untuk bersiap, anda harus tampil dengan anggun, Putri."
Mendengar ucapan pelayan pribadinya itu, Lethia segera mengangguk, kemudian berjalan menuju paviliun timur- tempat dimana kamarnya berada.
ו•••×
Dilain tempat pasukan berkuda gagah dipimpin oleh Pangeran mahkota Vegazia, mulai memasuki kota Boscha. Kota pusat pemerintahan dari Negeri Selatan. Terlihat hiruk pikuk keramaian kota dari yang mulai melakukan hal tawar menawar antar pedagang dan pembeli, ada juga yang sedang sibuk memasak beberapa kudapan untuk dijual, juga anak-anak yang terlihat gembira berlari kesana kemari.
"Bella ciudad" (kota yang indah), puji Orlan.
Kemudian pasukan berkuda itu kembali berjalan menyusuri kota untuk sampai ke Kerajaan yang berada diujung Kota Boscha.
Sebuah gerbang besar tepat dihadapan Orlan saat ini, perlahan gerbang hitam dengan sentuhan berwarna emas itu terbuka, menampilkan halaman istana yang begitu besar dengan hiasan taman berbagai bunga.
Orlan turun dari kudanya, melangkah sedikit kedepan yang tak lama setelah itu Roland ikut turun dari tandunya, berjalan menghampiri dan berdiri disebelah kanan Orlan.
Dari pintu besar penuh ukiran berwarna coklat yang terbuka, menampilkan 3 orang yang dapat ditebak Orlan sebagai Raja kerajaan Selatan dengan 2 orang anaknya.
"Nuestros respetos al Rey del reino de Vegazia" (Hormat kami kepada Raja Kerajaan Vegazia) Ujar Morgan sembari menunduk diikuti dengan dua orang dibelakangnya.
Roland serta Orlan seketika ikut menunduk, memberikan penghormatan juga. "Lama tidak bertemu dengan Anda, Raja Morgan"
Morgan tertawa, "Maaf karena saya selalu menutup diri selama beberapa tahun belakangan."
"Silahkan masuk dan selamat datang di Istana besar negeri Verozka." Lanjutnya disertai senyuman menawan.
ו•••×
Kini disebuah ruangan besar yang didalamnya sering digunakan untuk membahas berbagai rapat dengan beberapa petinggi kerajaan, telah diisi oleh orang-orang penting dari negeri Utara.
Disana ada 4 kursi tahta, posisi kursi Raja yang ditempati oleh Morgan, disamping kirinya terdapat kursi Ratu yang telah lama kosong, di sebelah kanan Raja terdapat kursi Pangeran mahkota, dan disebelahnya ada kursi milik seorang Putri."Perkenalkan ini kedua anakku." Morgan menoleh menatap kearah Eric memberi isyarat untuk memperkenalkan diri yang disambut oleh anggukan kepala dari Eric.
Eric berdiri dari duduknya, kemudian sedikit membungkuk, "perkenalkan nama saya Eric Van Zameer, putra pertama Raja Morgan Van Zameer dengan mendiang Ratu DeLuna Van Zameer, Putra mahkota kerajaan Verozka. Dan disamping saya ini-" Eric menoleh kearah Lethia.
Dengan sigap Lethia lekas berdiri dan membungkuk hormat, "Lethia Van Zameer, anak kedua Raja Morgan Van Zameer dengan mendiang Ratu DeLuna Van Zameer, kembaran dari Putra mahkota Verozka." Ucap Lethia halus, diakhiri oleh senyuman manis walau tertutup oleh cadarnya.
"Hormat kami kepada Yang mulia Raja Vegazia." Ucap keduanya bersamaan.
"Semoga dewa dan dewi memberkati kalian berdua."
Roland mengalihkan tatapannya kearah Orlan, membuat laki-laki berwajah tampan itu mengangguk dan berdiri.
"Perkenalkan Orlan Ze'Damian, putra pertama Raja Rolland Ze'Marley dan Ratu Vincean Ze'Rossele, Putra mahkota kerajaan Vegazia."
Orlan menyelesaikan acara perkenalannya, kemudian kembali duduk dan fokus akan pembicaraan kedua Raja dari Kerajaan besar.
"Aku sudah menerima suratmu tempo hari, kau menulis bahwa ujian pengesahan akan dilaksanakan di Selatan. Apa itu benar?" Tanya Morgan.
"Ya.. sesuai giliran tahun ini berada di Selatan."
"Suatu kehormatan bisa menjadi tuan rumah dari acara tersebut, aku sudah memilih sebuah sekolah Akademi yang bagus untuk dijadikan tempat berlangsungnya ujian nanti."
Morgan menatap Eric, "Azleos Academy, bertempat di kota Aston, sebuah kota yang berada ditimur kota Boscha."
Diskusi terus berlanjut, tapi sedari tadi Orlan tak bisa fokus sepenuhnya pada pembahasan, ada yang terlihat lebih menarik dimatanya, seorang gadis seumuran dengannya dengan bulu mata lentik yang menghiasi netra bulatnya. Sebuah kain cadar berwarna biru yang menutupi separuh wajah tak membuat kecantikan itu berkurang justru malah terpancar seakan bersinar membuat Orlan enggan mengalihkan pandangannya dari Sang Putri.
'Oh Dewi Aphrodite, apakah dia adalah perwujudan kecantikan dari dirimu?' Batin putra pertama Raja Roland tersebut.
Tau ah, gaje pokoknya😭
Hasil gabutnya author ya gini, kadang nyambung kadang juga ruwet☹️
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN'S OF WORLD:[WAR STORM]
FanfictionDendam dan kekecewaan yang masih terpendam mencetuskan sebuah perang besar, merusak seluruh tatanan kehidupan, membuat banyak korban berjatuhan. Perebutan tahta demi sebuah reputasi, justru menjadi malapetaka. Dan dari sinilah, kisah seorang putri...