4

736 113 14
                                    

Xiao Zhan duduk di sofa panjang sambil meluruskan kedua kakinya sementara linan datang mengantarkan jili ke apartemen Yibo dengan satu syarat pria bertubuh mungil itu di larang membuka mulut pada siapapun tentang alamat apartemen Yibo.

"Zhan, ya Tuhan!" Jili langsung memeluk xiao zhan.

"Jili, aku rindu, huhuhuhu!" Xiao Zhan merengek, tapi sungguh ia sangat merindukan jili.

Linan berdehem pelan mengalihkan perhatian dua bocah remaja yang saling peluk.

"Jili, kau di larang memeluk tuan zhan."

Jili menatap bingung linan. "Maksudnya?" Ia tidak mengerti, lagi, kenapa linan memanggil Zhan dengan sebutan tuan sekarang. Apa yang ia tidak ketahui.

Zhan menarik tangan jili untuk duduk di sampingnya. "Duduk dulu."

"Zhan, bisa kau jelaskan, kenapa tuan lin justru memanggilmu tuan, ada apa ini?" Jili tampak bingung.

"Dengar, tidak apa-apa, hanya saja sekarang aku dan yibo...." Zhan memperagakan dua jari telunjuk tangannya saling bertemu membuat jili menganga lebar mengetahui artinya.

"Sungguh Zhan?"

Zhan mengangguk dan jili langsung heboh.

"Whoa! Selamat Zhan, kau sekarang bersama Presdir." Jili tak menyangka nasib teman satu pantinya kini berubah mujur.

Zhan tersenyum malu-malu. "Jangan berlebihan."

"Aku pergi dulu, nanti sore aku menjemputmu untuk mengantarmu pulang jili." Linan harus kembali ke kantor.

"Baik tuan Lin." Jili bahkan tidak peka pada linan yang diam-diam selalu menatapnya di setiap ada kesempatan.

Linan keluar dari apartemen Yibo, menyisakan Zhan bersama jili di ruang tamu, saling berbincang ini itu selama mereka tidak bertemu beberapa minggu.

.

.

.

.

Linan baru tiba di kantor dan berpapasan dengan cheng xiao istri bosnya di lobby kantor, linan buru-buru masuk ke dalam lift untuk segera sampai di ruangan bosnya.

Brakk

Linan membuka pintu ruangan yibo dengan kasar hingga nyaris membuat Yibo kaget mendengarnya.

"Bos, gawat!" Ucap linan panik.

"Ada apa?" Yibo masih tenang menanggapi sikap heboh asistennya.

"Nyonya Cheng Xiao ada di sini." Lapor linan.

"Apa? Kenapa kau biarkan wanita itu masuk!" Yibo tidak ingin bertemu istrinya, terlebih setiap kali mereka bertemu Yibo hafal betul yang di inginkan Cheng Xiao hanya tumpukan uang lalu pergi lagi bersama teman-temannya.

Sama sekali tidak ada perhatian dari cheng xiao untuk Yibo, yang selalu wanita itu kejar hanya uang dan liburan.

"Yibo...." Suara Cheng Xiao terdengar merinding di telinga linan.

"Linan kau keluar dulu." Yibo malas bertemu cheng xiao.

Cheng Xiao yang tidak menyadari tatapan dingin Yibo justru tersenyum lebar lalu merangkul bahu suaminya tanpa rasa bersalah setelah satu bulan lebih liburan di luar negeri untuk menghamburkan uang suaminya begitu saja.

"Ada apa kemari?" Yibo sama sekali tidak membalas pelukan cheng xiao.

Linan sudah keluar dari ruangan yibo. Cheng Xiao langsung mencium bibir Yibo namun sayang Yibo langsung menghindarinya.

My Heart Has Become So CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang