1: Stranded Rookie

28 3 5
                                    

Kisah Luar Biasa

Pertarungan Epik

Kebebasan Bertualang

Tiga hal tersebut yang pertama kali muncul dibenak ku. Aku tak begitu tau kenapa dan karena apa namun hal itu muncul secara tiba tiba saja didalam pikiran ku. Tidak terasa sudah hampir sebulan aku tiba tiba saja berada didunia ini. Beberapa anak kecil menemukanku tertidur pulas di atas pasir disebuah pesisir tak jauh dari desa mereka.

===Satu Bulan Yang Lalu===

Beberapa penduduk desa yang menemukan ku menjadi sedikit waspada dan langsung saja menginterogasi ku. Walau perawakanku seperti remaja berumur pertengahan belasan tahun namun para pria yang lebih tua ini tidak menurunkan kewaspadaan mereka sedikitpun. Berbagai macam pertanyaan di lontarkan namun hampir sebagian besar jawabanku sama saja.

"A-Aku tidak tau, a-aku tidak ingat sama sekali!"

"Ini tidak ada habisnya, aku menyerah, sita barang barang nya dan buat dia bekerja saja demi membuktikan kalau dia bukan komplotan perompak atau semacam penjahat" ujar salah seorang yang sepertinya sudah menyerah bertanya.

"Kerja? Kau yakin?" tanya salah seorang penginterogasi

"Kau tidak lihat barang bawaannya? Dia kan berguna untuk Igna"

*Kriet~~Blam! Pintu terbuka lalu ditutup secara kasar

Reflek, akupun menutup mataku, berjaga jaga dengan apapun yang akan kuhadapi, perasaan dan mental kuteguhkan. Perlahan namun pasti, kubuka mata secara perlahan.

*Buk!

Semacam benda keras memukul belakang kepalaku. Penglihatanku dengan cepat meredup dan kemudian benar benar gelap. Samar samar namun dapat kurasakan benturan keras diwajahku sepertinya aku membentur benda keras, lantai? atau hanya diriku yang terlempar jatuh tersungkur dengan wajah duluan? Sepertinya aku jatuh pingsan.

===Keesokan Hari, Masih Satu Bulan Lalu===

Aku tiba tiba terbangun. Perlahan seluruh indraku mulai kembali.

*Kriet~

Decitan suata pintu tua langsung membuatku terbangun dari posisi tidur, seseorang sepertinya memperhatikanku sejak tadi.

"AH?!?! Ayah! Dia sudah bangun!" Teriaknya, sepertinya ku ingat wajah itu. Salah satu dari anak anak yang membangunkan ku.

"Hey bersiaplah! Banyak hal yang harus dikerjakan hari ini." Sahut seorang pria yang kalau tidak salah merupakan salah satu orang yang ikut menginterogasiku kemarin.

Mendengarnya akupun langsung bangun dari tidurku dan mengikutinya. Dia langsung menyerahkan sebuah kapak. Sepertinya dia ingin aku memotong sesuatu.

"Huh... Apa kau benar benar tidak ingat apapun selain namamu Yami?" Tanya pria itu padaku.

"Tidak, tidak sama sekali"

"Lalu kau cukup tenang untuk orang yang tidak tau apa apa, apa kepala mu baik baik saja?" Tanya pria itu lagi.

"Mungkin sedikit tidak nyaman pak tapi entah kenapa rasanya wajar saja, rasanya familiar, entah kenapa aku menikmati setiap detik yang aku lewati semenjak di bangun kan oleh anak bapak kemarin sore" jelas ku

"Haagh, bocah gila, dan lagi, berhenti memanggilku pak. Namaku Gilbert cukup panggil aku Gil lagi pula sepertinya aku yang terjebak sebagai pengawasmu disini" jelas Gil, dia terlihat lelah akan tanggung jawab dadakan ini.

"Lalu kemana sebenarnya kita akan pergi Gil?"

"Tutup mulutmu dan ikuti saja" ketus Gil

Setelah berjalan beberapa saat mengikuti Gil, akhirnya aku tiba disuatu tempat tak jauh dari desa. Sebuah tempat dengan banyak pepohonan rimbun dan namun tidak terlalu besar. Banyak terdengar suara pertarungan antara mata pisau kapak dan batang pohon pohon di tempat itu. Sepertinya bukan hanya aku sendiri yang akan bekerja hari ini. Di beberapa pohon tak jauh dari tempatku terlihat beberapa orang yang sibuk bekerja memotongi pepohonan untuk di ambil kayunya. Bongkahan kayu yang besar dari pohon yang sudah di tebang kemudian dikumpulkan pada tenda tenda kecil yang tersebar. Beberapa orang juga bekerja tak jauh dari tenda kecil tersebut memotong bongkahan kayu besar menjadi potongan lebih kecil.

"Yo Igna! Aku datang membawa karyawan baru untukmu!" Sapa Gil keseorang pria yang sepertinya seumuran dengannya.

"Anak baru? Jangan bilang bocah kemarin sore itu?" tanya Igna waspada.

"Selamat pagi pak, saya Yami siap membantu bapak." Sahutku mantap, entah kenapa rasanya menyenangkan bisa bekerja.

"Apa anak ini memanggil semua orang dengan sebutan 'bapak' ? Cukup panggil aku Igna, bos mu disini. Mulai hari ini kau kerja disini. Dengan melihat sekitar kau paham kan kerja mu apa? Sana mulai kerja!" Suruh Igna. Aku hanya mengangguk mengikutinya. Gil langsung pergi meninggalkan ku bekerja.

Mengikuti perkataan Igna, akupun mulai bekerja. Ayunan demi ayunan kapak terus menghujam batang pohon dihadapan ku. Hampir setengah hari berlalu, akhirnya pohon dihadapan ku tumbang.

*Trak trak, dum!

"Akhirnya..." Aku langsung terduduk lega, setelah berjam jam akhirnya satu pohon ini selesai.

"Hei, minum ini" seorang pemuda tak jauh dari ku memberikan botol minumnya.

"Terima kasih-"

"Baro, namaku Baro, salam kenal" sahutnya.

"Apa kau benar benar hilang ingatan? Aku dengar dari para orang dewasa di desa kau merupakan bagian dari kapal yang melintas namun di serang para perompak kemudian hanyut terbawa arus" cerita Baro

"Apa kau ingat pernah melawan perompak?" Tanya Baro lagi.

"Tidak, aku benar benar tidak tau sama sekali..." Jawabku

"Sama seperti rumor, kau sangat tenang untuk orang yang hilang ingatan..." ujar Baro tak percaya.

"HOII?! KEMBALI BEKERJA DASAR ANAK ANAK PEMALAS!!" Teriak Igna marah marah dari kejauhan.

"BAIK! TAPI BERI KAMI KENAIKAN GAJI!" balas teriak Baro

"HAH?! BOCAH TIDAK TAU DIRI!!" marah Igna sepertinya akan menuju tempat kami berdua namun di hentikan oleh seseorang.

"Hahaha~" tawa Baro puas. Aku hanya bisa tersenyum melihat hal tersebut.

Dari kejauhan, aku bisa melihat Igna yang tadinya terlihat kesal berubah drastis. Sepertinya ada hal penting, wajahnya begitu serius tak percaya akan hal yang disampaikan seseorang itu. Mereka berdua langsung pergi kembali kedesa.

"Apa yang kira kira terjadi?" Tanya ku ke Baro

"Entahlah, ayo selesaikan bongkahan pohon ini, aku ingin cepat cepat pulang" jawab Baro

Akupun kembali bekerja memotong motong bongkahan pohon, kali ini Baro ikut membantuku. Bongkahan pohon bagiannya telah diselesaikan sebelumnya. Dengan tubuhnya yang kekar bertenaga aku harap kerjaan ini dapat selesai sebelum malam tiba.

===Desa, gudang Igna===

Pintu kayu terlihat hancur disisinya seakan akan hewan liar memaksa masuk. Saat Igna dan penjaganya masuk, sesuai dugaan, hampir sebagian besar kotak kayu penyimpanan bahan makanan telah dirusak dan beberapa kotak berisi papan kayu hilang. Igna mencurigai serangan monster dibalik kekacauan ini, tapi ada hal yang janggal. Untuk apa para monster mengumpulkan papan kayu? Ada beberapa jenis monster yang melakukan hal itu namun didaerah sekitar desa Stella tempat mereka berada jenis monster seperti itu tidak ada sama sekali.

"Aneh, apa mungkin monster kelas atas? Untuk berjaga jaga aku akan ke kota untuk beberapa hari kedepan, untuk sementata kau gantikan dulu tugasku sebagai pengawas penebang pohon hingga aku kembali nanti" perintah Igna ke penjaganya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fantasia StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang