𝟏𝟏. BLACK BENTLEY

332 44 5
                                    

𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆. nausea, kissing.
𝐍𝐎𝐓𝐄. everyday i woke up and missing this gentleman.

Untuk yang kesekian kalinya, kamu merapikan rambut, memoles make-up, dan fitting dress yang dibelikan Odasaku, khusus kamu pakai buat first date kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk yang kesekian kalinya, kamu merapikan rambut, memoles make-up, dan fitting dress yang dibelikan Odasaku, khusus kamu pakai buat first date kalian. Odasaku yang memilih buat membawa kamu ke sebuah pementasan teater di Opera House Yokohama.

Kamu mendengar suara bel berbunyi dan segera menghampiri pintu, kamu menemukan Odasaku berdiri tepat di depan apartemen kamu dengan pakaian serba hitam, mulai dari trouser, kemeja, hingga blazer.

Odasaku memindai kamu dari atas sampai bawah, kemudian dengan wajah stoiknya, laki-laki jangkung itu bicara dengan suara berat yang khas, “You’re a sight to behold, painfully breathtaking, sweetheart.”

“Shut up.” Kamu tertawa kecil dengan gugup, semakin resah dan salah tingkah ketika mendengar komplimen dari Odasaku yang selalu membuat jantung kamu memompa darah dua kali lebih cepat.

Wajah boring Odasaku kini terhias seringaian tipis mendengar tanggapan kamu yang jelas-jelas menahan rasa malu. “Good evening to you too.”

Kamu menggelengkan kepala samar dan menahan senyuman kecil. “You look... sophisticated, as always.”

“Thank you.”

Odasaku mengulurkan tangannya untuk kamu raih, setelah kamu memastikan udah membawa barang yang kamu butuhkan, kamu sama Odasaku meninggalkan apartemen kamu sesegera mungkin.

Bentley hitam milik Odasaku itu untuk kesekian kalinya kamu duduki lagi di samping kursi pengemudi. Odasaku sesekali melirik kamu dari ujung matanya, setiap kali dia menemukan lampu merah, tatapan Odasaku seakan-akan enggan lepas dari kamu.

Sekitar setengah jam kemudian, kalian berdua sampai di sebuah Opera House di bagian selatan, berseberangan dengan laut dan jembatan Yokohama. Sebuah teater yang sangat khas dengan arsitektur Yunani kuno.

“Pementasannya apa, sensei?” Tukas kamu ketika memasuki gedung megah tersebut, kali ini kamu udah mempersiapkan mental buat berkunjung ke tempat-tempat yang out of league bagi kamu.

“Macbeth sama Hamlet,” Odasaku menjawab singkat, menyebutkan judul pementasan teater yang akan mereka tonton.

“Ah, classic Shakespeare.” Celetuk kamu pelan.

Odasaku tertawa pendek dan rendah mendengar komentar kamu, “You cheeky little thing.”

Kalian memasuki teater dengan nuansa dinding ukiran emas, dan tempat duduk yang berbalut merah bludru, di hadapan sebuah panggung megah yang luas dimana nantinya pemain teater akan mementaskan drama berjudul Macbeth dan Hamlet karya Shakespeare.

“Kamu pernah ke teater?” Tanya Odasaku ketika dia duduk tepat di samping kamu.

Kamu menganggukkan kepala pelan, mengingat setahun lalu pas ulang tahun Chuuya, kamu diajak pulang kampung buat nonton ke teater, tentunya sama Dazai dan Kunikida juga. “Iya, waktu itu di Opera House Kanagawa.”

𝐌𝐀𝐓𝐇𝐄𝐒𝐈𝐒, oda sakunosuke.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang